Cerita cinta sedih ini akan menyayat hati perasaan pembaca. Cerita cinta memang begitu mengena pada hati siapa saja yang dilanda rasa cinta. Tak ubahnya macam rasa cinta pun ada bahagia juga terluka, ada senang dan juga kecewa.
Menghiasi setiap perjalanan cinta. Semoga pasangan yang telah halal selalu bisa bersamai dengan cinta sejatinya. Yang bisa menerima kekurangan dan juga senantiasa melangkah bersama dalam suka maupun duka.
Karena sebuah mahligai perkawinan harus memupuk cinta yang kadang kian memudar dengan selalu memberikan hal terbaik untuk pasangan kita. Simak yuk cerita cinta sedih karya saya.
Berikut kumpulan cerita cinta sedih yang bikin kamu nangis, diantaranya adalah:
“Kamu itu to****l banget, ini uang kan buat bayar salon”
“Iya, Maaf Mah tadi anak-anak minta uang Papah gak bawa uang kes jadi ambil dulu dari dompet mamah.”
“Gak mau tau kamu harus kesini sekarang bayarin salonku” Aku begitu marah atas apa yang telah terjadi, aku sangat membenci suamiku dari dulu dia sudah merampas hidupku.
Dan ada telepon lagi “Ada apa lagi hah? Kamu dimana lama banget?” cerocosku.
“Maaf mba. Pemilik hp ini mengalami kecelakaan dan ada di rumah sakit”
“Oh…” hatiku begitu beku. Hingga ia dimakamkan tak ada air mata pun jatuh di sana. Hingga suatu ketika pengacara suamiku datang dan membawa surat wasiat.
“Istriku maafkan semua kekuranganku. Karena telah merampas kehidupanmu. Sehingga apapun yang kamu lakukan terhadapku aku tak membalasnya. Karena aku benar-benar mencintaimu.
“Jika, surat ini ada ditanganmu berarti aku telah meninggalkanmu sangat jauh sekali dan tak akan kembali lagi. Tolong jaga anak-anak kita ajarkan mereka cinta. Seperti cintaku padamu. Aku cinta kamu”
Mendadak hatiku begitu tersayat. Ternyata selama ini meski aku membencinya dia masih tetap mencintaiku. Padahal dulu aku anggap pernikahan tanpa cinta ini membuat aku muak. Aku menyesal tidak menjadi istri yang baik untukmu mas.
“Ayoklah mas, demi aku” akhirnya dia mengangguk mengiyakan.
Dan pernikahan ini di gelar di kantor KUA aku mengantar suamiku menikah lagi dengan wanita pilihanku.
Dengan satu harapan suamiku memiliki keturunan. Meski hati ini sakit.
Aku meminta mereka menempati rumah yang telah aku sediakan dan berbulan madu disana.
Dan sebulan setelah pernikahan kedua suamiku. Aku sakit mual-mual dan hanya berbaring di kasur.
Ada saran dari suamiku untuk periksa dan betapa terkejutnya kami. Aku tengah mengandung dua bulan. Itu artinya waktu suamiku menikah lagi aku sudah mengandung.
Dan istri kedua suamiku juga mengandung 3 minggu. Penyesalan ini begitu membuat hatiku ngilu. Jika aku bisa hamil mengapa aku harus meminta suamiku menikahi perempuan lain.
Suamiku pun menangis andai saja aku tak menikah lagi dengan gadis manja itu, kita akan bahagia mah. Inilah buah dari ketidak sabaran kita dalam menanti buah hati.
Dan kami pun berpelukan cukup lama untuk melepas beban yang begitu berat.
Setelah pernikahan berjalan selama satu bulan. Suamiku tak menyentuhku sama sekali. Dan saat tengah malam itu kami sama-sama curhat dari hati yang paling dalam bahwa suamiku bilang ia memiliki penyakit.
Ia tidak bisa menunaikan kewajibannya sebagai suami. Aku yang syok pun mencoba mendengarkannya meski otaku sudah memikirkan hal-hal yang tidak terduga. Suami bilang di begitu takut kehilanganku karena sungguh mencintaiku.
Aku juga mencintaimu mas, tapi kenapa tidak bilang dari awal hingga aku harus menunggu berbulan-bulan untuk mendapatkan hakku. Dan kami saling meminta maaf. Akhirnya sudah terbuka semua dan kami saling berpelukan.
Mulai besok akhirnya kami memutuskan untuk berobat. Suamiku bilang malu tapi demi rumah tangga agar baik-baik saja itu harus di lakukan. Dan setelah 2 tahun menjanai pengobatan akhirnya suamiku bisa melakukannya.
Dan tahun-tahun itulah kami merasakan kebahagian seperti pengantin baru lagi. Tapi ujian tak sampai di situ. Aku di ponis tidak bisa memiliki anak karena ada kista di rahimku. Dan harus diangkat.
Ujian tersebut membuat kami saling menguatkan. Kita akhirnya memutuskan untuk mengadopsi anak dari panti asuhan. Dan kini hidup kami berjalan normal layaknya sebuah keluarga harmonis.
Beban berat akan terasa ringan jika kita pikul bersama. Kami berjalan saling menguatkan. Jangan dengarkan kata orang karena mereka tidak tahu seberapa kuat kami harus berjuang dengan semua ujian ini.
Aku Halimah aku memiliki suami yang begitu romantis dia merupakan suami impian bagi siapa saja. sikapnya yang lembut dan penyayang juga wajahnya yang rupawan akan membuat semua wanita terpana.
Di balik kesempurnaannya ternyata ia memiliki hal yang tidak aku ketahui. Selama ini ia selalu pergi ke luar kota dengan berbagai bisnis yang ia lalui. Dan aku percaya saja. Karena perlakuannya terhadap anak-anak tidak pernah berubah.
Dan saat itu terbongkar semua bahwa di kota X suamiku memiliki istri simpinan aku melihat dari Hpnya. Bahwa ia memang memiliki istri dimana-mana totalnya ada 4 dan ada di kota yang berbeda.
Hal tersebut pernah membuat aku marah. Namun, ia malah bertanya apa ada yang salah sikapnya terhadapku. Aku tak memberitahumu agar kamu tidak cemburu dan terluka.
Nyatanya keadaan kamu tidak mengetahuinya kamu akan baik-baik saja. Tapi sakit hati ini terasa begitu menyayat mengetahui suami idamanku ini memiliki 4 wanita lain.
Aku akan menceraikanmu jika kamu memang ingin berpisah. Jika tidak aku akan memperbaiki diriku dan berbuat se adil-adilnya. Akhirnya keputusanku bulat aku ingin berpisah.
Suamiku sempat menahan karena ia sangat mencintaiku. Tapi pengkhianatan ini sungguh membuat aku tidak terima. Aku lebih memilih memutuskan untuk berpisah daripada harus merasa cemburu selamanya.
Satu tahun yang lalu kekasihku Andrian pergi merantau dan ia berpamitan. Dia akan meminangku setelah sukses di perantauan. Dia meminta waktu 3 tahun agar dia bisa sukses dan kembali ke kampung halaman.
Kami saling berkirim surat, kadang kami juga berteleponan untuk menghilangkan lelah dan rindu. Meski jauh aku tetap setia menunggunya dan sudah banyak lelaki yang aku patahkan hatinya demi menunggu kedatngan Andrian.
Suatu hari ia mendapat promosi dan mungkin ia akan lebih sibuk. Aku bahagia untuknya meski harus menahan rindu yang kian menggebu.
Dan suatu hari mendadak ada sepucuk surat yang datang dan ternyata surat tersebut adalah surat undangan. Undangan pernikahan Andrian dengan bosnya. Aku marah, kecewa dan begitu benci Andrian.
“Desi, maafkan aku karena telah melanggar janji. Tapi aku putuskan untuk menikah dengan bosku ku harap kamu memaafkanku. Di undangan ini ada sebuah tiket kereta aku tak memaksa jika kamu bisa datang aku sangat senang sekali”.
Senang katanya? Ia tak tahu perasaanku yang hancur dan setengah mati aku menunggu tapi ini balasannya? Menimpakan kesedihan dengan sengaja? Aku harus datang akan aku buat kamu menyesal meninggalkanku.
Itu hanya inginku nyatanya aku diam di pojokan dan terus meminum obat depresi karena kehilangan sebagian jiwa.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.