Cerita horor di kosan memang selalu menjadi pelengkap cerita mistis. Kamar kos yang identik selalu di tempati oleh mahasiswa atau para lajang yang belum menikah karena sebuah keperluan.
Kamar kos selalu punya cerita sendiri bagi penggunanya. Gangguan-gangguan tersebut selalu membuat cerita kamar kosan semakin menarik untuk di ceritakan kembali.
Dan di artikel ini saya akan beberkan beberapa pengalaman teman saya yang mengalami hal mistis selama ngekos.
Berikut kumpulan cerita horor di kosan seram Bandung, cerita ini di dapat dari penghuni kos yang bersangkutan. Dan ini dia ceritanya:
Aku merupakan seorang mahasiswa semester dua di salah satu fakultas swatsa yang ada di Bandung. Aku memilih kosan ini karena kosan ini sangat dekat dengan kampus sehingga memudahkan perjalanan dan menghemat ongkos.
Di kosan ini aku tinggal bersama pemilik kos dan 3 teman lainnya yang sama-sama kuliah di fakultas yang sama hanya beda prodi saja.
Suatu ketika Si Om pemilik rumah beserta keluarga pergi ke rumah mertuanya dan kebetulan temanku yang tiga juga sedang pulang kampung.
Tinggallah aku sendiri di kosan tersebut. Saat setelah isya aku ketiduran di sofa depan Tv. Dan aku teringat saat pukul 06.00. Dengan mata yang masih ngantuk aku coba sadar dan membuka mata.
Namun, aku melihat ada perempuan berbaju merah yang duduk di ruang makan sambil membelakangiku. Aku heran siapa? Karena seingatku aku sendiri. Dengan sedikit takut aku mencoba berjalan untuk melihat wajahnya.
Dan betapa terkejutnya aku wajahnya rusak bener dan membuat aku kocar-kacir dan menghambur ke pintu gerbang rumah. Aku tak mengunci pintu rumah saking takutnya hanya mencantelkan pintu gerbang saja.
Aku menunggu Om pemilik rumah saja nanti pikirku jam 10 pagi. Karena mereka akan pulang. Dan setelah bertemu om aku menceritakan apa yang terjadi.
Dan Si Om bilang itu adalah penampakan arwah istri pertamanya yang meninggal karena sebuah kecelakaan
Temanku Leni sedang mencari sebuah rumah kosan dan ada salah satu temen yang nyaranin untuk ke kosan yang ada di Tubagus Ismail. Disana masih banyak tersedia kosan yang kosong dan harganya murah.
Rumah kosan itu masih kaya rumah-rumah jaman dulu yang luas dan memiliki banyak kamar. Si Leni minta ke pemilik kos untuk diberikan kamar yang luas dan WC di luar.
Di kasih lah kamar kos yang di lantai atas dan di bagian belakang. Ini kamar luas banget dan ada jendela besar dengan pemandangan pepohonan disana. Karena Leni sudah dapat kosan aku langsung pulang aja dari sana.
Tapi, esok harinya Leni ngotot ingin pindah. Karena ia menemukan sosok lelaki tua dengan badan yang tinggi besar. Yang selalu mengajak Leni untuk mendekati pohon jambu di dekat jendela.
Bukan hanya itu di ruang tamu selalu ada kuntung rokok setiap malam. Padahal kami semua perempuan dan tak ada yang merokok. Dan kata si pemilik rumah itu pasti abah.
Abah adalah penjaga kosan itu namun sudah dua tahun yang lalu meninggal. Dan kuburannya ada di dekat pohon jambu. Ibu pemilik kos menunjuk gundukan tanah yang ada di bawah pohon jambu.
Aku Mariam aku tengah menyelesaikan tugas akhirku dan aku menyewa kos agar tidak terlalu jauh pulang pergi rumah. Dan kali ini aku baru sampai dan mulai merebahkan tubuh di kasur yang disediakan kos.
Kosan ini terlihat biasa dari luar dan sudah ada yang ngekos sebelumnya. Dan kami berjumlah 6 orang di tambah satu dengan penunggu kos yang selalu bersih-bersih. Dan setelah satu minggu disini aku selalu terbangun tengah malam.
Karena sekitar pukul 24.00 selalu ada angin yang menerpa tubuh dan membuat badanku menggigil. Dengan mata yang ngantuk aku mencoba sadar ternyata jendela kamar telah terbuka pantas saja badanku kedinginan pikirku.
Namun, belum sempat aku menutup jendela tiba-tiba ada sesosok perempuan yang berjalan menuju lorong pembatas kamar yang menghubungkan kamar ini dengan WC di belakang sana.
Mungkin aku pikir itu Siti teman kos yang ada di kamar sebelah. Aku tak begitu menghiraukannya.
Kembali ke tujuan semula aku untuk menutup jendela. Setelah itu aku ingin segera merebahkan tubuh kembali karena benar-benar sudah mengantuk.
Braaak…
Aku terkaget dan ternyata suara itu bersumber dari jendela kamar yang barusan aku tutup. Aku benar-benar takut ketika sosok wanita tadi berdiri di depan jendela. Aku langsung berlari menuju pintu dan menggedor kamar Siti.
Dan malam itu akhirnya aku putuskan untuk tidur di kamar Siti. Karena aku tak mau diganggu oleh sosok itu lagi.
Aku bernama Novi sekarang aku sedang ngekos di sebuah kos di daerah Kopo. Di kos itu terdapat 6 penghuni kos yang kebanyakan mahasiswa dan pemilik kos berjumlah dua orang suami istri tua yang tak memiliki anak.
Ketika saya pulang telat karena ada kelas tambahan dari dosen untuk jadwal esok hari namun jadi sekarang karena besok sang dosen tidak bisa hadir dikarenakan ada sebuah kepentingan.
Ketika saya memasuki kamar dan mulai merebahkan tubuh. Tak sengaja jendela kamarku sedikit terbuka sehingga membuat aku kembali bangun untuk menutup jendela di sana.
Saat aku memegang daun jendela merasa ada sebuah tangan yang menyentuhku dan membuat aku kaget dan membuak jendela lebih lebar agar bisa melihat siapa. Namun, tak ada siapa-siapa di sanan.
Ketika aku hendak menutupnya kembali tiba-tiba aku melihat sosok wanita memakai terusan panjang dan tengah mengayun-ayunkan kaki di dahan jambu besar depan kosan.
Hal tersebut membuat aku cepat menutup jendela dan gordennya. Namun, masih terlihat bayangan disana mengikuti langkah kakiku aku tak kuat lalu pergi menuju kamar sebelahku Siti.
Dan akhirnya aku bermalam di sana. Sampai beberapa hari. kejadian itu membuat gempar seisi rumah. Namun, pemilik kos merasa hal itu biasa. Mereka bilang itu arwah anak mereka yang meninggal karena kecelakaan. Ih, ngeri.
“Hahaha, iya bener, bener.” Ocehku yang sedang menelpon Novi teman kampusku tapi beda jurusan. Aku melirik jam sudah menunjukan pukul 23.00 dan aku mulai berpamitan.
“Vi, udaha dulu yah. Besok aku ada kelas Pak Toha. Dosen killer ini akan datang pagi banget. Bisa mampus aku kalau kesiangan.”
Novi mengiyakan.
“Ya, udah dadah Novi, gulingku sudah ngajak ngapel nih” candaku.
“Hus, ngomong itu. Harus di jaga.” Ucap nya mengingatkan.
Setelah itu aku mulai merebahkan tubuh dan mulai memeluk guling dan menutupi tubuh dengan selimut. Ketika sudah beberapa menit aku terlelap tiba-tiba aku terganggu dengan adanya bau pandan yang menyengat di kamar kos ku.
Aku dengan malas membuka mata. Aih baunya makin menjadi. Lalu aku duduk di tepi kasur dan mencoba tidur lagi namun bulu kuduku mulai meremang pikiranku mulai kalut, tidak tenang. Astaga Mira berpikir positif, pikir posistif batinku.
Aku mencoba menutup kembali tubuhku dengan selimut. Namun, aku seakan mati rasa ketika ada sesuatu yang menarik paksa selimutku.
Dan sosok itu tersenyum lebar memperlihatkan matanya yang bolong, penuh nanah dan darah, juga penuh belatung.
Senyumnya semakin lebar seakan ingin merobek mulunya sendiri dan aku yakin sebentar lagi aku akan pingsan saking takutnya.
“Aku nungguin dari tadi loh, kita kan mau kencan” serengainya.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.