Cerita horor seram bikin merinding ini merupakan pengalaman saya sendiri sejak dulu tinggal tempat lama. Kisah seram ini membuat saya ingin menceritakan kepada kalian agar semua tahu bahwa mereka memang ada.
Selain itu, melalui cerita ini semoga kalian tidak selalu lengah dan menganggap enteng hal gaib.
Saat semua terjadi kepada kamu. Kamu akan merasakan hal yang selama ini kamu anggap tidak ada itu benar adanya.
Ada beberapa cerita horor seram bikin merinding yang akan saya bagikan di artikel ini. Silahkan kamu baca.
Kami sepasang suami istri yang tengah menikmati hari libur di rumah. Suatu hari di pukul 17.00 sore hari kami tengah berbincang di kursi ruang tengah ngobrol seru dengan dua anak kami.
Namun ketika asyik mengobrol tiba-tiba Hp saya bergetar dan berdering. Dan dengan gemetar aku menunjukan Hp itu ke suami saya. bahwa yang menelpon itu nomber suami saya yang saya beri nama “Ayah”.
Kami saling melirik karena suami saya ada di samping saya. dan Hp nya sedang di cargher di samping meja TV yang kami sedang tonton. Kami bersamaan melirik ke samping TV.
Tak ada apa-apa di sana. Dan Hp nya tetap tergeletak di rak. Karena saking syok nya kami diam tidak mengangkat panggilan tersebut. Dan lagi-lagi panggilan masuk itu datang.
Kami saling menggenggam dan mencoba mengangkat panggilan itu. Anehnya tak ada jawaban. Yang ada hanya suara anak-anak kami yang memang sedang bermain di dekat TV.
Saya langsung lempar Hp ke kursi lain. kami terus bertanya-tanya siapa yang melakukan panggilan misterius itu.
Anakku saat itu berusia 6 bulan. Dan aku mengajaknya mengunjungi rumah neneknya di sebuah desa yang berbeda. Karena aku menunggu suami pulang kerja jadi kami berangkat ke sana sudah agak sorean.
Sekitar setengah 6 sore kami baru sampai disana. Mamahku memarahiku waktu itu. “Tong sore sore teuing ari indit-inditan teh bisa kaeuntepan” (jangan terlalu sore kalau mau bepergian nanti ada yang ngikutin).
“Komo bari mawa orok cenah, sok resepen nu karitumah.” (apalagi bawa bayi, suka sekali bangsa mereka maksudnya jin dan sebagainya). Aku yang tidak terlalu percaya pun menghiraukannya.
Namun, tepat jam 12.00 malam anakku mulai nangis kejer dan gak ada air matanya. Suaranya terus teriak-teriak membuat seisi rumah panik. Lalu ayahku mulai membaca ayat-aya suci hingga akhirnya si dede mulai tenang.
Bukan hanya itu ketika aku pulang kembali ke rumah. Si dede kembali rewel ia terus nangis dan jerit-jerit hingga satu malam kami tak bisa tidur. Lalu suamiku mengunjungi si abah disini mah nyebutnya.
Minta obat dan mengatakan apa yang terjadi. Dan ia mengatakan ada yang ikut katanya. Anak kecil pengen berteman tapi makhluk lain sehingga si dede ketakutan.
Udah gak apa-apa katanya sekarang mah dia udah pulang. Nyenyak tidur sekarangmah. Dan apa yang dikatakan si abah beneran terjadi dede malamnya tidur pules.
Dan tidak nangis kejer tanpa air mata lagi. Dan saat kejadian itu aku mulai waspada dan gak ngebantah kata-kata orang tua lagi.
Allahhuakabar…. Allahuakbar….
Suara adzan Magrib dari mesjid sudah terdengar. Saat itu aku sedang menggendong bayiku yang berusia 3 bulan. Namun, ketika aku hendak ingin berjalan ke kamar mandi.
Aku kaget karena pintu rumah terbuka dengan sendirinya. Saat itu pula aku menerima panggilan dari suamiku bahwa saudara ayah mertuaku meninggal dunia Om Caca. Iya Om caca adalah paman yang memiliki kangker otak.
Sudah lama di rawat di rumah sakit. Dan aku belum sempat jenguk karena kelahiran bayi ini.
Di tambah kondisi pandemi jadi itu menyulitkan kami berkunjung. Padahal saat hamil besar aku sering main ke rumah Om Caca karena istrinya menjual berbagai cemilan. Dan ia belum sempat melihat anak yang aku lahirkan.
Aku begitu syok “Innalillahi wa innailaihi roji’un” lalu ada hembusan angin menerpa pundakku. Dan bayi di gendonganku membuka matanya. Tapi dia malah menyerengai senyum dengan lucunya. Membuat aku heran.
Tanpa pikir panjang aku menutup kembali pintu. Karena takut ini sudah mulai gelap. Dan kabar itu membuatku sedih sekaligus membuat bulu kuduk ku berdiri. Dengan adanya kejadian tersebut. Aku meminta suami agar cepat pulang dari RS.
Adik dari ibu mertuaku akan membuat sebuah garasi di samping rumahnya. Bukan hanya garasi tapi juga sebuah kamar tambahan untuk anak pertamanya. Sekilas tidak ada yang aneh.
Kini bangunannya masih setengah jadi. Dan bangunan tersebut di buat oleh tukang bernama Mang Sukmana. Suatuu ketika aku berkunjung dan penasaran hingga aku menginjakan kaki di tanah tersebut.
Betapa kagetnya aku kakiku terasa terciprat oleh sebuah api panas di bagian telapak kakinya padahal aku memakai sendal. Aku bingung dan menanyakan hal tersebut ke Mang Sukmana.
“Aw, aw,, aw… Mang ieu taneh aya naonan naha meni nyeri di tincak teh” (Aw, aw,, aw Mang ini kenapa tanahnya kok sakit saat di injak).
Si Mang yang tak terlihat heran mulai memasang telunjuk ke ke bibinya mengisyaratkan aku untuk diam.
Setelah santai si Mang menjelaskan. Bahwa disini merupakan serapan air dan ada penunggunya dan sebetulnya sang pemilik tanah ini tidak mau dijadikan kamar. Namun, yang punya rumah tidak percaya.
Dan sampai saat ini sang pemilik rumah selalu mengunci diri di kamar itu. Dan tidak berinteraksi dengan orang lain. jika di tanya ia bilang malu bertemu orang. Dan ini sudah bertahun-tahun membuat aku kasihan sama pemilik rumah.
Masih dengan cerita horor seram bikin merinding pengalaman sendiri. Suatu hari suamiku izin untuk pergi ke rumah kakaknya yang ada di Ciwidey karena ada suatu kepentingan dan aku izinkan ia untuk menginap satu hari disana.
Saat pukul 19.00 anaku yang baru berusia 11 bulan masih bermain di roda. Iya, roda buat latihan berjalan yang merk Family yang ada musiknya. Dia masih asyik kesana kemari sambil mencet tombol-tombolnya.
Anaku yang paling besar sedang belajar di kamarnya. Aku dan bayiku ada di ruang TV. Aku yang asyik menonton sinetron tidak sadar kalau anakku yang bayi sudah mulai tertidur.
Dan akhirnya aku membawanya ke kamar dan menidurkannya. Karena aku belum mengantuk akhirnya aku masih stay nonton sinetron hingga kata bersambung. Dan mataku mulai lelah aku pun mulai rebahan di kamar samping bayiku.
Ketika mataku setengah sadar dan tidak aku mendengar sebuah alunan suara yang begitu tidak asing di ingatan. Karena ngantuk tak begitu menghiraukannya. Tapi lama kelamaan suaranya terasa semakin dekat.
Dan aku terperanjat ketika kakiku mengenai roda family itu dan sedikit aku tendang agar rodanya menjauh. Seingatku tadi sebelum tidur ada di ruang TV. Tapi kok disini.
Karena sangat ngantuk aku tak juga hiraukan akhirnya aku benar-benar terlelap. Dan ketika subuh aku ingin ke kamar mandi untuk cuci muka dan shalat subuh. Setelah shalat aku ingin kembali ke kamar.
Betapa terkejutnya aku roda anakku ada di depan TV. Lalu tadi malam roda yang aku tendang dengan kaki roda siapa?
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.