Cerpen senyum karyamin karya Ahmad Tohari merupakan salah satu cerpen yang saya anjurkan untuk kalian baca jika kalian belum tahu karya dari Ahmad Tohari.
Karena di dalamnya terdapat banyak pesan moral yang sangat nyaman untuk di baca. Latar belakang pedesaan yang sederhana tapi penuh dengan ironi.
Akan kamu temukan dalam cerpen-cerpennya. Mengangkat dari cerita sehari-hari kehidupan dirangkai dengan bahasa yang ringan namun bermakna dalam.
Cerpen senyum karyamin adalah sebuah cerita pendek karya Ahmad Tohari. Berisi cerita-cerita kehidupan penduduk desa yang sederhana, di sulap dengan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah karya dan kisah yang luar biasa.
Buku ini merupakan berisi cerita-cerita pendek karya Ahmad Tohari di dalamnya terdapat kurang lebih ada 13 cerita pendek karangannya. Dan judul pertama dari buku tersebut adalah “Senyum Karyamin” sama seperti judul bukunya.
Kisah pemuda yang selalu tersenyum ini sangat ironi sekali. Kisahnya sangat menampar para pembaca.
Bagaimana tidak seorang yang sedang menahan lapar karena kelaparan dan tak memiliki uang. Harus diminta sumbangan demi membantu mereka warga yang sama-sama kelaparan di benua sebrang sana.
Judul Cerpen | Senyum Karyamin |
Penulis | Ahmad Tohari |
Penerbit | PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta |
Kategori | Cerpen |
Tahun Terbit | 1995 |
Berikut ini adalah unsur intrinsik cerpen senyum karyamin:
Tema dalam cerita pendek senyum karyamin bertema tentang ironi kehidupan di pedesaan. Dan selain itu tentang perjuangan hidup. Perjuangan karyamin menjalani kerasnya kehidupan tanpa sebuah keahlian.
Tokoh utama, tokoh utama dalam cerita pendek senyum karyamin adalah Karyamin itu sendiri. Karyamin merupakan sosok penyabar, pekerja keras dan juga selalu ramah dengan ditandai selalu tersenyum meski beban yang ia pikul sangat berat.
Tokoh tambahan: tokoh tambahan dalam cerpen tersebut adalah Pak Pamong, teman-teman Karyamin, Istri Karyamin, Sarji, Saidah dan penagih bank harian.
Alur yang digunakan dalam cerita pendek senyum karyamin adalah alur maju. Yaitu alur yang bertahap dan setiap kejadian diceritakan secara bertahap dan beruntun
Latar tempat dalam cerita pendek senyum karyamin yaitu sungai, pangakalan material, rumah, jalan menuju sungai.
Latar waktu pada cerita pendek senyum karyamin adalah siang hari bisa saja pagi sampai siang hari.
Sudut pandang dalam cerita pendek senyum karyamin yaitu sudut pandang orang ketiga. Dimana penulis disini menjadi pengamat dan narator dan penulis hanya menyebutkan nama tokoh secara langsung.
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen senyum karyamin adalah gaya bahasa figuratif yaitu: Metafora, simile, perumpamaan atau asosiasi, personifikasi, hiperbola, litotes, ironi, sarkasme, pleonasme dan gaya bahasa repitisi.
Amanat yang bisa di ambil dari cerpen senyum karyamin adalah harus bersabar dalam mengahadapi setiap masalah dan pantang menyerah.
Baca juga: 5 Cerpen Singkat Bermakna Tentang Kehidupan
Nilai moral dalam cerpen ini mengajarkan kita untuk tetap bersabar meski sedang mengalami masalah.
Nilai sosial yang terkandung dalam cerpen senyum Karyamin adalah sikap sosial Saidah mengajarkan kita agar selalu peduli kepada orang lain di sekitar kita termasuk tetangga dan terutama yang miskin dan menderita.
Nilai agama dalam cerpen ini bagaimana memaknai rasa sabar dan memasrahkan diri kepada pemilik diri.
Nilai budaya dalam cerpen ini bagaimana menjalin hubungan manusia dengan tuhan, hubungan manusia dengan alam, hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
Sinopsis Cerpen Senyum Karyamin sebagai berikut:
Cerpen senyum Karyamin merupakan sebuah cerpen yang mengisahkan seorang pemuda yang bernama Karyamin. Karyamin merupakan seorang pemuda yang bekerja sebagai pengangkut batu dari sungai ke pangkalan material.
Pekerjaan itu merupakan satu-satunya pekerjaan yang Karyamin lakukan karena sangat sulit mencari pekerjaan di desanya tersebut karena minim keahlian.
Kemiskinan kian menjerat hidup Karyamin dan keluarga. Karena pengepul batu mempermainkan harga batu tersebut. Pengepul membeli dengan harga yang tak sesuai dan tak tepat waktu.
Namun meski begitu Karyamin tetap tersenyum menghadapi hidup yang kian sulit ini. Karena menurut Karyamin tersenyum merupakan simbol kemenangan terhadap tengkulak-tengkulak yang curang dan licik tersebut.
Setiap hari Karyamin mengangkut batu dari sungai ke pangkalan material. Beban batu dipundaknya terasa begitu berat di tambah medan jalan yang licin membuat hambatan untuk sampai ke ujung terasa semakin panjang untuk dilalui.
Seperti biasa Karyamin mengangkut batu bersama dengan teman-temannya. Namun, Suatu hari keadaan Karyamin sedang tidak baik-baik saja. Perutnya seketika sakit.
Tubuhnya mulai tak seimbang karena beban yang ia pikul di tambah jalan yang dilalui begitu licin. Karyamin bahkan terguling sampai dua kali dan membuat teman-temannya tertawa terbahak-bahak saat ia jatuh.
Meski mendapat perlakuan seperti itu Karyamin tetap tersenyum menghadapinya. Pikirannya masih terbebani karena tengkulak yang juga belum membayar jatahnya selama setengah bulan.
Padahal di rumah istrinya sedang sakit, bukan hanya itu yang membuat Karyamin jatuh hingga dua kali saat bekerja. Melainkan dia belum makan pada hari itu. Karena tidak adanya uang sama sekali untuk membeli makanan.
Sehingga matanya berkunang-kunang dan telinganya berdengung dan sempoyongan karena menahan lapar sejak tadi pagi. Kawannya yang lain menyuruhnya untuk pulang.
Dan Karyamin pun memutuskan untuk pulang untuk beristirahat dan menemani istrinya. Namun, ketika hendak sampai di rumah Karyamin melihat 2 sepeda jenki terparkir di depan rumahnya.
Dan Karyamin tahu bahwa pemilik sepeda tersebut adalah para penagih bank harian. Dan Karyamin pun urung untuk memasuki rumahnya dan memilih kembali ke sungai untuk mengangkut batu.
Saat hendak kembali ke sungai Pak Pamong menghadang Karyamin guna meminta sumbangan untuk bantuan kelaparan di Afrika.
Baca juga: Resensi Novel Rumah Tanpa Jendela
Karyamin yang sedang menahan lapar dan juga tidak memiliki uang akhirnyapun tersenyum getir, senyum tersebut kemudian menjadi tawa terbahak-bahak dan tubuh Karyamin pun mulai bergetar.
Karena kerasnya ia tertawa dengan tenaga yang sudah hampir habis akhirnya tubuhnya terjatuh dan terguling karena tidak seimbang menopang tubuh dan seketika itupun dia meninggal dunia.
Karyamin meninggal dunia dengan keadaan tersenyum.
Itulah kisah ironi dari Karyamin seorang yang tinggal di pedesaan. Ketika yang kelaparan jauh berada di benua sebrang lebih mendapatkan perhatian dibandingkan dengan tetangga kita sendiri.
Alangkah baiknya berbuat baiklah dari mulai yang terdekat yaitu tetangga merupakan orang terdekat yang mungkin membutuhkan uluran tangan kita dan janganlah menjadi tetangga yang dzolim.
Bukankah agama juga telah memerintahkan kita agar berbuat baiklah terhadap tetangga. Berlomba-lombalah dalam menunaikan kebaikan dan mulailah dari diri sendiri, mulai hari ini dan mulai dari yang terdekat atau termudah.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.