Contoh cerpen ibu yang hebat menjadi pahlawan keluarga terlihat dari penokohan ibu yang sabar, kuat, dan semangat dalam menjalani kehidupan.
Berbagai cerita tentang ibu yang hebat dalam artikel ini tak jauh dari kehidupan nyata. Kamu dapat memahami setiap konflik dalam cerpen yang membuat alur ceritanya menjadi menarik untuk dibaca.
Berikut ini beberapa kumpulan contoh cerpen ibu yang hebat untuk kamu baca di waktu luang.
Dita tinggal di rumah hanya dengan ibunya karena orangtuanya sudah lama bercerai.
Suatu ketika, Dita mendapatkan informasi dari bapak/ibu guru bahwa dirinya terpilih mengikuti lomba tingkat provinsi di Jakarta.
Kabar gembira itu tentu langsung Dita sampaikan kepada ibunya. Akan tetapi, hal tersebut membuat ibunya harus memikirkan untuk membelikan tas baru untuk Dita.
Meskipun, Dita tidak memikirkan hal itu tetapi ibunya ingin membelikannya tas baru agar saat lomba Dita merasa lebih percaya diri.
Keesokan harinya, Ibu Siska lebih giat berjualan sampai tidak ada waktu untuk mengobrol dengan Dita.
Keadaan tersebut terjadi sampai waktu satu minggu.
Hal itu membuat Dita sedih dan kesal kepada ibunya. Dita mengurung diri dan menangis di kamar.
Ibu Dita membujuk Dita untuk keluar kamar, ibunya memberikan Dita tas baru.
Hal itu, membuat Dita merasa bersalah sehingga ia meminta maaf dan berterimakasih kepada ibunya.
Anisa tinggal bersama ibu dan tiga adiknya yang masih bersekolah SD. Ibu Anisa bekerja sama buruh cuci dan setrika baju.
Anisa sebentar lagi akan lulus SMA, tetapi di akhir sekolahnya ini ia harus membayar uang ujian.
Jumlahnya hanya ratusan ribu saja, tetapi itu cukup memberatkan ibu Anisa.
Saat Anisa mengatakan hal tersebut kepada ibunya, kemudian ibunya berusaha mencari tambahan kerjaan cuci baju dan setrika dengan berkeliling desa.
Setiap hari, kerjaan ibu Anisa menumpuk hingga larut malam. Bahkan, ibu Anisa hampir sakit.
Melihat hal tersebut Anisa tidak tega. Ketika adiknya sudah tidur semua, Anisa yang membantu ibunya menyetrika baju.
Fina dan adik-adiknya selalu sarapan nasi dengan seperempat telur dadar. Kenapa seperempat? Tentu saja 1 telur dipotong menjadi bagian.
Tetapi, empat potongan telyr dadar itu hanya cukup untuk Fina, ayahnya , dan kedua adiknya.
Setiap kali aku menanyakan kepada ibu, “Apakah ibu mau telur dadar ini?”
Ibu Fina selalu menjawab, “Itu untuk kalian semua, ibu sudah makan dan ibu sudah kenyang”.
Anggun adalah seorang anak semata wayang. Ia memang seringkali dilarang melakukan aktivitas bersama temannya. Hal itu dikarenakan ibunya begitu menyayangi Anggun.
Suatu ketika, di hari ulang tahun Anggun, ia meminta izin untuk membawa motor sendiri ke sekolah.
Meski dengan rasa khawatir, ibu Anggun memberikan izin.
Tetapi, saat di jalan pulang sekolah Anggun terserempet bus. Untungnya, dia tidak luka parah.
Sesampainya di rumah, ibu Anggun mengatakan hal tersebut yang menjadi ketakutan ibu. Bukan ibu tidak mau kamu mandiri atau senang-senang bermain bersama temanmu.
Tetapi, ibu tidak mau kamu kenapa kenapa bahkan sampai terluka seperti ini.
Andi tidak mendengarkan kata ibunya bahwa ia harusnya melanjutkan sekolah di SMK bukan SMA.
Saat pendaftaran masuk SMA dimulai, Andi mencoba mendaftar ke SMA manapun tetapi tidak lolos. Akhirnya, ia mendengarkan kata ibunya mendaftar di sekolah SMK.
Andi selalu menggerutu pelajaran di SMK tidak menyenangkan. Sampai lulus SMK pun, ia masih menyalahkan ibunya karena nilai di ijazahnya jelek semua.
Tetapi, hal yang tidak disangka Andi yaitu dia diajak oleh Pamannya ke Jakarta untuk bekerja di Dealer Mobil Besar. Disini, Andi diminta untuk menggambar berbagai desain mobil.
Kini, Andi menjadi orang yang sukses. Ia menyadari ternyata apa perkataan ibunya memang benar. Semua perkataan ibunya menjadi doa yang baik untuknya.
Ani adalah anak semata wayang di keluarganya. Tidak semua hal dalam kehidupannya selalu bahagia.
Ani sedari kecil melihat perjuangan ibunya membesarkannya. Hal itu dikarenakan Ayahnya yang bersikap keras dan tidak mau bekerja.
Semua kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan sekolah Ani harus terpenuhi dari kerja keras ibunya.
Melihat perjuangan ibunya mencari uang setiap hari membuat Ani merasa iba. Hal tersebut membuat Ani berusaha untuk ikut membantu ibunya bekerja.
Sejak usia sekolah SD, Ani sudah membantu ibunya bekerja membuat beraneka kue.
Hal tersebut membuat Ani tumbuh dewasa menjadi anak yang mandiri dan tidak pemalu.
Dalam hidup Ani, ia menjadikan ibunya sebagai sosok yang sangat ia kagumi dan dijadikan sebagai panutannya.
Nurma adalah anak perempuan yang begitu dekat dengan ibunya. Sebagai anak semata wayang, ia memang begitu disayang oleh orangtuanya.
Tetapi, ayahnya yang sibuk bekerja membuat Nurma tidak begitu merasakan kasih sayangnya.
Setiap hari, saat pulang kerja ayahnya terkadang membentak ibunya. Hal itu mengkin dikarenakan ayahnya sedang merasa lelah dan cape.
Tetapi, bagi Nurma hal tersebut begitu membuat hatinya sedih dan membenci ayahnya.
Suatu saat, Nurma mengatakan kepada ibunya bahwa ia tidak suka dengan sikap ayah yang suka membentak ibu.
Namun, jawaban ibunya ternyata lain.
“Nurma, ayah itu bekerja untuk kita. Entah apa yang dihadapi saat bekerja. Jadi, Nurma tidak boleh membenci ayah. Ibu bahagia dengan semua, ibu bahagia apabila kita saling menyayangi”. Jawab Ibu Nurma
Sejak saat itu, Nurma tetap menyayangi ayahnya karena ia selalu bahagia saat melihat ibunya bahagia.
Niko tinggal bersama Neneknya di Desa karena ibunya harus pergi ke Luar Negeri. Orangtua Niko sudah lama berpisah sehingga sejak lama memang Niko tidak bertemu ayahnya.
Saat duduk di bangku SMP, Niko merasa seperti anak yang kurang kasih sayang dan kurang perhatian sehingga dirinya memberontak. Ia sering bolos sekolah, merokok, dan rambutnya pirang.
Dari kejadian itu, guru BK di sekolahnya menghubungi orangtua Niko yang sedang berada di Luar Negeri.
Dalam waktu beberapa bulan, akhirnya Ibunya Niko pulang ke rumah.
“Niko, ibu bekerja untuk kamu. Sekarang ibu pulang pun untuk kamu. Jika memang perhatian yang kamu inginkan maka ibu akan memberikannya”, Kata Ibu Niko”.
Sejak saat itu, Niko berjanji untuk membahagiakan Ibunya.
Setiap pagi, ibuku membuat jajanan untuk dijual di kantin sekolah. Setiap pukul 06.00 aku dan ibu sudah berada di sekolah untuk membuka warung.
Aku selalu membantu ibu untuk membersihkan warung terlebih dahulu. Setelah itu, aku baru masuk ke kelasku.
Banyak temanku yang mengejekku sebagai anak “Bu, Kantin”.
Aku pun sempat malu akan hal itu, tetapi saat aku melihat perjuangan ibuku bangun pagi, melihat ibuku kecapean, aku merasa sangat jahat apabila aku tidak membantu ibu.
Aku selalu mengesampingkan rasa maluku itu, aku bahagia dan beruntung mempunyai ibu yang hebat.
Rizki menjadi siswa yang nakal sejak ayahnya meninggal. Dia kehilangan sosok ayah yang begitu perhatian kepadanya. Ayahnya memang sellau memberikan apapun yang Rizki mau.
Tetapi, tidak dengan ibunya. Ibunya memang tidak selalu memberikan apa yang Rizki inginkan karena ibunya tidak mempunyai uang.
Rizki berubah menjadi anak yang nakal, anak yang tidak mau sekolah, dan anak perokok.
Banyak pihak yang memarahi Rizki, bahkan membuatnya ingin kabur dari rumah.
Tetapi, hal itu ternyata membuat ibu Rizki sakit.
Saat ibunya sakit, Rizki tersadar bahwa ia tak ingin kehilangan ibunya. Sehingga ia berusaha berubah menjadi anak yang baik.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.