Kejujuran sering kali membawa keberuntungan. Seperti pada beberapa contoh cerpen kejujuran berikut ini. Ada banyak hal menarik yang didapatkan sang tokoh ketika berlaku jujur.
Ada banyak hal positif yang bisa diambil dari cerita-cerita pendek ini. Bagi kamu yang ingin bikin cerita seperti ini, silahkan baca contoh ceritanya seperti ini.
Berikut merupakan kumpulan contoh cerpen kejujuran diantaranya adalah:
Aku bernama Aditya, hari ini merupakan hari senin dan aku bertugas mengibarkan bendera bersama dengan kakak kelasku kelas VI.
Setelah upacara selesai aku sebagai anak lainnya mulai masuk kelas saat melewati bekas upacara kelas VI saya menemukan uang sebesar Rp. 50.000.
Karena yang lain sudah pada masuk aku dan dua temanku mengambil uang tersebut. Karena waktunya masuk aku dan kedua temanku masuk dulu ke kelas dan belajar. Dan saat istirahat.
“Dit, uang itu kita pake jajan aja di warung Pok Nci?”
“Jangan, sebaiknya kita kembalikan, ini uang gak akan berkah jika kita gunakan.”
“Kalau gitu ayo kita temui kakak kelas VI tadikan kita menemukannya di barisan mereka.”
Dan mereka bertiga menemuni kakak kelas dan bertanya siapa yang merasa kehilangan uang. Dan yang mengaku kehilangan ternyata 3 orang. Lalu Adit menanyai uang berapa yang hilang dari mereka.
Ada yang menjawab 100.000 ada yang jawab 20.000 namun hanya ada satu yang jawab 50.000 dan Aditya yakin jika kakak tersebutlah yang kehilangan uang tersebut. Adit dan dua temannya kembali ke kelas mereka.
Kaka kelas tadi tidak lupa mengucapkan terima kasih. Karena itu merupakan uang jajannya selama seminggu. Dan saat mau pulang sekolah Pak Guru Budi menyapa aku dan dua temanku.
Dan mengajak kami mampir ke kantin kami di traktir susu kotak dan roti. Karena pak guru tahu kami telah berbuat jujur ternyata kejujuran membawa berkah kami senang telah jujur.
Namaku Adila aku siswa kelas 5 SD Negri Pelita. Suatu hari saat aku jajan di kantin Bik Sumi aku membeli gorengan dua biji yang harganya Rp. 1000 an. Dan aku memberikan uang Rp. 10.000 satu lembar.
Dan setelah menerima kembalian dari bik Sumi aku kembali ke kelas. Dan tak lama bel setelah istrirahatpun berbunyi. Dan kami mulai pelajaran terakhir. Tak terasa bel kembali berbunyi menandakan kami akan pulang.
Setelah sampai rumah aku meraba kantong saku bajuku dan mengambil uang kembalian dari Bi Sumi tapi setelah di hitung uang itu ternyata kelebihan Rp. 2000 harusnya Rp. 2000 nya 4 tapi ini malah 5.
Dan aku merasa bersalah tidak mengecek nya tadi saat Bi Sumi memberikan uang kembalian besok akan aku kembalikan gumamku.
Dan ketika sampai kantin aku langsung menyodorkan uang tersebut dan bi Sumi kaget dan bengong setelah di sebutkan alasannya. Ia mengucapkan terima kasih karena sudah menjadi orang jujur. Tetap jadi orang jujur ya kejujuran itu nomber satu.
Aku kaget ketika memutar keran air tiba-tiba pegangannya langsung terbawa dan membuat aku tersemprot sehingga basah kuyup. Hal tersebut terlihat oleh penjaga sekolah dan ia langsung menolongku.
“Kamu yang ngerusakin keran ini?” tanyanya. Aku langsung menggeleng karena aku tidak merasa meusaknya. Dan pak penjaga sekolah langsung melaporkan kejadian tersebut ke Kepala Sekolah.
Dan Kepala Sekolah meanggilku. Dan ternyata setelah di telusuri melalui CCTV ternyata yang merusak kerasn air adalah Mahesa dan teman-temannya.
Mereka terlihat masuk ke tempat itu sebelum aku dan mereka melakukan itu tidak sengaja dan takut di marahi jadi mereka mencoba memperbaiki sendiri dan kabur.
Kata pak Kepala kalian harus jujur meski kejujuran itu berat. Karena orang jujur itu akan di percaya orang lain. kalian tidak boleh begitu lagi ya. Dan setelah menasehati mereka.
Pak Kepala sekolah meminta maaf karena telah menuduhku yang melakukannya. Dan akupun di suruh kembali ke kelas.
Aku Marisa siswa kelas 4 SD Swasta di kota Garut. Aku bingung karena sudah 4 bulan aku tidak bisa membayar uang SPP. Kata bapak uangnya belum ada karena setauku uang itu memang belum ada karena jualan bapak lagi sepi.
Tapi hari ini di perempatan jalan aku menemukan sebuah buku dan dilamnya terselip kartu SPP beserta uang Rp. 100.000. Aku membaca pemiliknya yaitu Syeila anak orang kaya yang orang tuanya adalah PNS. Ia selalu menghinaku karena aku anak orang miskin.
Aku benci sama dia tapi tidak bia berbuat apa-apa. Dan aku ingin mengembalikan buku beserta uang ini.
Saat ke kelas mereka mulai mengolok-ngolok aku aku mulai berkaca-kaca dan takut sambil menyodorkan buku itu kepada Syeila dan memberitahunya aku menemukannya di jalan.
Dan ketika ia membukanya ia melihat uangnya masih utuh dan merasa bersalah terhadapku karena selalu menghina. Dan ia mengucapkan terima kasih dari hari itu ia mulai tidak lagi menghinaku tapi malah baik terhadapku.
Aku Maryam dan aku mempunyai dua adik perempuan bernama Aina dan Aini. Suatu hari ibu kebingungan mencari uangnya yang hilang yang selalu ia simpan di atas TV seperti kebiasaannya.
Ia mulai mencari kemana-mana bahkan menggeser-geser TV tapi tetap tidak menemukannya. Dan ibu mulai mencurigai kami. Sambil menatap kami dengan penuh tanda tanya.
“Ayo jujur siapa yang ambil uang ibu di atas TV?”
Kami bertiga menggelengkan kepala karena memang bukan kami pelakunya. Aku yang selalu berbuat jujur mulai curiga dan membisikan kepada adik-adiku.
“Apa kalian yang ambil uang ibu?” mereka serebtak menggeleng
“Assalamualaikum… terdengar suara ayah”
“Waalaikumsalam… “ ucap kami serentak. “Kok ibu kayak yang lagi bingung gitu sih? Pasti lagi nyari uang di atas TV yah? Tadi ayah ambil pake beli bensin dulu soalnya ayah lagi gak pegang uang.
“Ah, Ayah, kenapa gak bilang anak-anak jadi sasaran. Kalau Ayah jujur kan Ibu jadi gak menuduh mereka.”
Kejujuran itu penting agar kita semua tidak saling salah paham. Dan akhirnya mereka saling minta maaf dan berpelukan dan menggelitik Ayah yang menyebabkan hal ini terjadi.
Saat aku membuka kulkas aku menemukan es krim kesukaanku dan aku pikir itu untuk aku. Dan aku segera mengambilnya dan menghabiskannya. Namun setelah sore hari Teh Arini pulang dari kampus dan menanyakan siapa yang mengambil es krim miliknya.
Aku yang merasa yang melakukannya pun merasa bersalah namun aku tidak jujur karena aku tahu sifat ka Arini kalau sudah marah. Lalu ia mulai menelisik berbagai pertanyaan lebih jauh. Aku tetap tidak mau ngaku.
Dan saat kami mau tidur teh Arini datang ke kamarku dan membawa bukti ikat rambut aku. Dan ia menemukannya di dekat kulkas. Dan hal tersebut membuat aku tidak bisa mengelak lagi.
“Kenapa kamu tidak jujur dik?” ucap teh Arini aku yang merasa bersalah akhirnya meminta maaf dan akan mengganti es krim terbut. Lain kali jangan gitu ya kamu tanyakan dulu itu es krim milik orang lain dan miliknya teman teteh.
“Bukan teteh pelit tapi ini memang titipan dan teteh harus amanah dalam menjaga barang orang lain. jangan di ulangi lagi ya?” “ Iya” aku menunduk.
Bang Aji adalah penjual Batagor yang suka mangkal di komplek perumahan. Batagornya yang enak selalu banyak pelanggan. Namun seminggu terakhir ini dagangannya banyak yang tidak laku karena sejak pandemi mulai melanda.
Tidak sengaja ada sebuah mobil terparkir di depannya dan membuang sampah plastik kresek dekat Bang Aji. Karena ia melempar terlalu jauh hingga ia minta maaf dan meminta Bang Aji melemparnya ke tempat sampah. Dan mobil itu pun berlalu.
Ketika Bang Aji iseng membuka kresek tersebut. Kagetnya bang Aji ternyata di dalamnya tersempil dompet wanita tadi sepertinya kelupaan dan saat di buka di dompet tersebut ada kartu KTP, ATM, kredit dan uang kes sebesar 5 juta rupiah.
Karena hari sudah jam 3 sore Bang Aji memutuskan untuk mengembalikan dompet tersebut karena kebetulan searah dengan jalan pulang.
Dagangan bang Aji hanya terjual 5 mangkok saja hari ini. Dengan gontai ia mendorong gerobaknya ke tempat yang ia tuju. Setelah ia sampai lalu ia memberikannya kepada wanita tersebut dan ia ingin memberikan upah.
Namun, Bang Aji tolak dan ingin pulang. Namun saat perjalanan pulang ke rumah dagangan Bang Aji banyak yang beli ternyata wanita tadi menghubungi karyawannya supaya membeli dagangan Bang Aji hingga habis.
Setiap mesjid pasti ada kotak amal dan siapa saja boleh mengisi kotak tersebut. Suatu hari ada seorang kakek-kakek yang selesai shalat di mesjid tersebut.
Dan ternyata kakek tersebut pandangannya sudah rabun dan meminta kepada marbot mesjid untuk memilihkan uang yang akan di masukannya di kotak amal.
Namun sang marbot terheran karena yang ia sodorkan bukan uang melainkan kertas putih biasa. Sang marbot berpikir mungkin kakek ini telah tertipu dan sang marbot mulai menjelaskan.
Dan sang kakek menangis ia baru saja membeli sesuatu dari pedagan di ujung jalan sana. Dan tanpa panjang lebar sang marbot mengunjungi pedagang tersebut dan mengambil apa yang menjadi hak si kakek.
Dan pedagang tersebut pun sangat malu. Akhirnya karena ingin beramal sebuah kebohongan terungkap pedagang itu yang telah menipu kakek.
Suatu hari aku pergi ingin mengunjungi rumah nenek ku. Dan sebelum sampai rumah nenek aku beristirahat di sebuah warung kopi pinggir jalan aku memesan kopi dan sebungkus rokok.
Setelah sampai rumah nenek aku tersadar bahwa Hp ku ketinggalan. Dan seingatku terakhir main Hp di warung tersebut. Lalu aku meminjam Hp sepupuku dan coba menghubungi Hp tersebut.
Namun, sayang sudah tidak aktif karena terakhir aku gunakan memang hanya tinggal 10 persen lagi.
Besoknya ketika aku pulang dari rumah nenek dan melewati warung tersebut dan sang penjaga warung membenarkan bahwa Hp tersebut ia simpan di lemari takut ada yang menanyakan karena kemarin hp nya mati.
Ternyata masih ada orang jujur seperti Mbak. Terima kasih ucapku. Padahal jika terjadi sama orang jahat bisa saja Hp tersebut sudah di buang kartunya dan di jual. Sekali lagi terima kasih ucapku.
Aku Anita usiaku 9 tahun. Suatu hari aku di suruh ibu untuk berbelanja dan aku di berikan bon oleh ibuku di dalamnya adalah catatan apa saja yang harus aku beli ketika aku asik membaca bon dan memilih belanjaan.
Aku tersadar yang aku pegang bukan lagi uang 100.000 ku tapi daun kangkung. Aku kebingungan mencari-cari uang di tempat itu karena sangat berdesakan warung Mang Cecep memang selalu penuh karena tersedia banyak berbagai sembako di dalamnya.
Saat aku bingung untung saja ada Bi Anah karyawan di warung tersebut yang mengerti akan kebingunganku dan ia memberikan uang 100.000 ribuku.
Tadi jatuh di dekat kumpulan telur kata Bi Anah aku yang sangat senang merasa sangat bahagia. Kalau tak ada Bi Anah mungkin aku akan pulang dengan menangis hari itu.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.