Sudah pernah nonton film Laskar Pelangi? Film yang di adaptasi dari sebuah novel karya Andera Hirata yang menjadi best seller.
Penasaran dengan isi filmnya? Kamu bisa baca dulu resensi film Laskar Pelangi sebagai obat rasa kepenasaran kamu.
Karena di sini akan di bahas mengenai identitas film, sinopsis, latar, kelebihan dan kekurangan serta pesan moral yang terkandung di dalam film tersebut. Yuk di simak!
Judul Film | Laskar Pelangi |
Penulis Naskah | Salman Aristo, Riri Riza, dan Mira Lesmana. |
Sutradara | Riri Riza |
Durasi Film | 125 menit |
Kategori Film | Drama |
Pemain Film | Zulfani sebagai Ikal, Ferdian sebagai Lintang, Cut Mini sebagai Ibu Muslimah, Tora Sudiri sebagai Pak Mahmud, Slamet Raharjo sebagai Zulkarnaen, Mathias Muchus sebagai bapak Ikal, Rieke Diah Pitaloka sebagai ibu Ikal, Lukman Sardi sebagai Ikal dewasa, Ario Bayu sebagai Lintang dewasa, Teuku Rifnu Wikana sebagai Pak Bakri, Alex Komang sebagai Bapak Lintang, dan masih banyak lagi tokoh pembantu lainnya. |
Tahun Produksi | 2008 |
Perusahaan Produksi | Miles Film, Mizan Produktions dan SinemArt. |
Film Laskar Pelangi ini pertama kali di rilis pada tahun 2008. Skenario fil yang ditulis oleh Salman Aristo di bantu dengan Riri Riza dan Mira Lesmana.
Film ini sukses dan menjadi film penonton terbanyak ke 4 di Indonesia.
Latar film yang diambil di pulau Belitong dengan melibatkan pemeran lokal dalam pembuatan filmnya. Dan di tambah 12 aktor profesional.
Novel Laskar Pelangi ini menceritakan tentang hari pertama pembukaan kelas baru di sekolah SD Muhammdyah menjadi sangat menegangkan bagi dua guru luar biasa.
Yaitu Bu Muslimah dan Pak Harpan serta 9 orang murid yang menunggu di sekolah yang terletak di desa Gantong, Belotong.
Sebab kalau tidak mencapai sepuluh murid yang mendaftar sekolah akan di tutup.
Hari itu, Harun seorang murid istimewa menyelamatkan mereka semua. Ke 10 murid yang kemudian diberi nama laskar pelangi oleh Bu Muslimah.
Mereka menjalin kasih sayang yang tak terlupakan.
5 tahun bersama, Bu Muslimah, Pak Harfan dan ke 10 murid dengan keunikannya masing-masing, berjuang terus untuk bisa sekolah.
Diantara berbagai tantangan berat dan tekanan untuk menyerah.
Ikal, Lintang dan Mahar dengan bakat dan kecerdasannya muncul sebagai pendorong semangat sekolah mereka.
Kegiatan cerdas cermat merupakan scene adegan film yang cukup menegangkan.
Dimana seorang Lintang yang telat dikarenakan di perjalanan harus menunggu buaya yang berada di jalan sehingga ia tidak bisa lewat.
Bu Musimah selalu menanamkan ajaran-ajaran penting dalam kehidupan.
Salah satu pembelajaran yang perlu diingat seperti kita harus bisa memberi sebanyak-banyaknya, bukan menerima sebanyak-banyaknya.
Dari hasil meraih juara di lomba tersebut prestasi-prestasi anak-anak laskar pelangi akhirnya tidak di pandang sebelah mata oleh masyarakat akhirnya bisa di notice dan di kagumi.
Hal ini membuktikan bahwa adanya keterbatasan tidak dapat menghentikan kita untuk berprestasi dan berkembang.
Hari demi hari dilalui hingga tiba saatnya dimana ayah Lintang meninggal dunia.
Dan Lintang sebagai salah satu anak tercerdas di sekolahnya harus meninggalkan sekolah untuk bekerja dan menghidupi keluarga serta adik-adiknya.
Meski ada beberapa perbedaan antara di novel dan di film novel ini cukup banyak menerima komentar positif karena film ini sangat banyak memberikan motivasi dan pesan moral yang banyak.
Perbedaan terletak pada scene karnaval, lomba cerdas cermat, tari-tarian yang disuguhkan SD Muhammadyah hingga perjalanan kelompok Mahar dan Flo ke Pulau Lanun mengalami beberapa kritikan.
Tak hanya itu scene yang terjadi pada akhir cerita Lintang juga di kemas berbeda.
Jika di novel kisah Lintang di tulis sangat tragis yang digambarkan dengan sosok yang kurus, ringkih, hidup membujang dan miskin dan bekerja sebagai supir truk.
Dan dari cerita novel tersebut pembaca bisa mengerti tentang nilai-nilai yang ditanamkan dari novel tersebut.
Namun, di film sosok Lintang digambarkan sebagai seorang yang baik-baik saja dan memakai kemeja lusuh dengan anak 1.
Ya, sangat berbeda di film Lintang masih digambarkan memiliki harapan hidup dan berkembang tidak seperti di novel.
Dan hal tersebut menuai pro dan kontra. Jika kalian belum nonton yuk segera tonton filmnya di jamin seru banget.
Dalam resensi novel Laskar Pelangi berikut merupakan latar dari film tersebut baik latar waktu maupun latar tempat yang digunakan dalam film tersebut, diantaranya adalah:
Latar tempat yang digunakan dalam film Laskar pelangi yaitu di Desa Gantong Belitong, Pulau Lanun, SD Muhammadyah dan Pulau Lanun.
Latar waktu yang digunakan dalam film Laskar Pelangi yaitu pagi hari, siang hari dan malam hari.
Berikut merupakan beberapa kelebihan yang terdapat dalam film Laskar Pelangi, diantaranya adalah:
Ada beberapa perbedaan dari isi novel dengan filmnya sehingga menghilangkan beberapa nilai di dalamnya.
Terakhir dari resensi film Laskar Pelangi adalah pesan moral yang terkandung dalam film tersebut adalah:
Tetap semangat dalam menggapai sebuah impian meski harus berjuang lebih keras daripada lainnya.
Jangan jadikan keterbatasan menjadi sebuah halangan untuk menjadikan dirimu berkembang dan lebih maju.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.