Kaidah kebahasaan teks cerita sejarah merupakan ciri khas penggunaan bahasa pada teks tersebut. Dengan memahami ciri khas penggunaan bahasa pada teks kalian akan dengan mudah membedakan jenis teks cerita sejarah.
Bukan hanya itu dalam artikel ini pula kamu akan memahami pengertian dari teks cerita sejarah, dan juga perbedaan kaidah kebahasaan teks cerita sejarah juga teks lainnya. Yang akan di bahas di artikel ini secara lengkap. Simak terus ya!
Teks cerita sejarah dapat dipahami sebagai sebuah teks yang memuat mengenai penjelasan atau penceritaan tentang suatu fakta dan peristiwa yang terjadi masa lalu.
Teks cerita sejarah sendiri biasanya di gunakan untuk mencari asal-usul atau latar belakang munculnya benda atau terjadi peristiwa sehingga memiliki nilai sejarah.
Suatu peristiwa yang dianggap memiliki nilai sejarah karena telah memenuhi beberapa syarat. Beberapa syarat teks cerita sejarah antara lain yaitu, peristiwa tersebut dapat memberikan dampak kepada banyak orang.
Selain itu, teks cerita sejarah hanya dapat memuat peristiwa yang unik, abadi, dan dianggap penting.
Berikut di bawah ini merupakan kaidah kebahasaan teks cerita sejarah yang benar adalah:
Kaidah kebahasaan yang pertama dari teks cerita sejarah adalah menggunakan kalimat bermakna lampau. Kalimat yang bermakna lampau di tandai dengan kata-kata yang menyatakan bahwa kalimat tersebut sudah selesai.
Hal tersebut di tandai dengan penggunaan kata telah, sudah, terbukti, dan lain-lain.
Contoh:
Apalagi bila Gajah Mada berada di tempat bersebrangan yang melawan arus atau pendapat umum dan ternyata Gajah Mada berada di pihak yang benar.
Kalimat tersebut menggunakan konjungsi kronologis atau temporal. Terlihat pada penggunaan kata seperti: sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian.
Contoh:
Penggunaan kalimat tak langsung sebagai upaya menceritakan seorang tokoh oleh pengarang.
Ditandai dengan penggunaan kata mengatakan bahwa, menceritakan tentang, menurut, mengungkapkan, menanyakan, menyatakan atau menuturkan.
Contoh:
Kata kerja Verab ini merupakan jenis kata kerja yang mengekspresikan respons seseorang terhadap suatu tindakan, keberadaan, atau pengalaman. Kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau di rasakan oleh tokoh.
Contoh:
Kata kerja ini adalah kata kerja yang digunakan untuk menunjukan perbuatan fisik atau peristiwa. Kata kerja material ini menunjukan subjek melakukan sesuatu perbuatan.
Karena perbuatannya bersifat material sehingga dapat di lihat atau kasad mata. Kata-kata yang digunakan seperti berlari, melempar, menulis, memegang, tersenyum, menangis, tertawa dan lain sebagainya.
Contoh:
Selanjutnya kaidah kebahasaan teks cerita sejarah adalah banyaknya menggunakan kalimat langsung. Hal ini ditandai banyaknya dialog seperti:
“Mana surat itu?”
“Ampun, Gusti Adipai, Patik takut maka Patik bakar: “Surat apa, Nyi Gede, lontar ataukah kertas?”
Kalimat ini menggunakan kata-kata seperti prhatin, khawatir, wibawa dan lain-lain
Contoh:
Berikut perbedaan kaidah kebahasaan teks cerita sejarah dengan kaidah kebahasaan teks lainnya contohnya novel, yaitu:
Jika pada teks cerita sejarah menggunakan kalimat tidak langsung dan menggunakan kalimat bermakna lampau.
Maka penggunaan kalimat pada novel memiliki banyak pariasi karena novel berusaha menghidupkan perasaan atau menggugah emosi sehingga kalimatnya di sesuaikan.
Penggunaan gaya bahasa pada teks cerita sejarah terbatas oleh waktu gaya bahasa lampau sedangkan untuk gaya bahasa novel sangat variatif seperti gaya bahasa ironi, sinisme, atau sarkasme.
Jika teks cerita sejarah harus berdasarkan fakta yang dapat di buktikan dalam pengungkapan cerita sedangkan novel di pengaruhi oleh subjektivitas pengarang itu sendiri.
Nah, itu dia penjelasan mengenai kaidah kebahasaan teks cerita sejarah juga pengertian teks cerita sejarah serta perbedaan kaidah kebahasaan teks cerita sejarah dengan kaidah kebahasaan lainnya.
Semoga artikel ini bermanfaat, jangan lupa share ke media sosialmu ya!
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.