Resensi Novel Garis Waktu Karya Fiersa Besari ini akan menjelaskan seluk beluk novel tersebut secara lengkap. Kamu akan lihat kelebihan dan kekurangan hingga unsur intrinsik dan ekstrinsik dari novel tersebut.
Kamu akan tahu alur novel ini secara rinci sehingga jika kamu yang ingin membaca novel ini bisa mengambil sikap apakah akan membeli buku ini atau tidak.
Untuk itu simak terus artikel ini hingga selesai. Agar kamu tahu seberapa wort it buku ini untuk kamu miliki.
Berikut merupakan resensi novel Garis Waktu karya Fiersa Besari secara lengkap, diantaranya adalah:
Judul Novel | Garis Waktu |
Penulis | Fiersa Besari |
Jumlah halaman | 212 halaman |
Ukuran buku | 13×19 cm |
Penerbit | Mediakita |
Kategori | novel |
Tahun Terbit | 2016 |
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu untuk selamanya.
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau terluka dan kehilangan pegangan.
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju, akan ada saatnya kau ingin melompat mundur pada titik-titik kenangan tertentu.
Maka, ikhlaskan saja kalau begitu. Karena sesungguhnya, yang lebih menyakitkan dari melepaskan sesuatu adalah berpegangan pada sesuatu yang menyakitimu secara perlahan.
Dapat di simpulkan dari seluruh isi cerita novel “Garis Waktu” karya Fiersa Besari ini menceritakan curahan hati tentang perjumpaan, kasmaran, patah hati, serta keikhlasan dalam melepaskan.
Kemudian berakhir tokoh “Aku” menguraikan perasan-perasaannya pada “Kau” dalam bentuk surat dari April tahun pertama hingga Maret tahun kelima.
Dari awal berjumpa dan saling tatap hingga tak saling menetap. Karena sebuah pengkhianatan yang di lakukan oleh “Kau” tersebut dan membat “Aku” patah hati.
Selain berkisah Aku, Kamu dan Dia buku ini juga terselip kisah tentang keluarga, cita-cita, dan harapan hingga perenungan tentang kematian.
Pesan yang disampaikan buku ini cukup menyentuh hati terlebih saat bab akhir yaitu oktober tahun kedua dimana tokoh Aku menceritakan kerinduannya terhadap orang tuanya terutama ibunya.
Berikut merupakan kelebihan dari novel Garis Waktu, diantaranya adalah:
Sama halnya dengan novel lainnya bahwa novel Garis Waktu ini juga memiliki beberapa kekurangannya yaitu adalah:
Berikut merupakan unsur intrinsik dari novel Garis Waktu karya Fiersa Besari, diantaranya adalah:
Tema yang diangkat dalam novel ini adalah tentang perjalanan seseorang dalam menghapus luka.
Alur yang digunakan dalam novel Garis Waktu ini menggunakan alur maju. Dimana konflik di sajikan secara beruntun dan terstruktur sesuai dengan penyelesaiannya.
latar tepat dari novel Garis Waktu ini adalah Rumah Aku, Kampus, jalan raya dan lain-lain.
latar waktu yang terdapat dalam novel Garis Waktu ini adalah pagi, siang dan malam hari.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama yaitu “Aku” yang memposisikan dirinya sebagai tokoh utama.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Garis Waktu yaitu menggunakan gaya bahasa perbandingan berupa perumpamaan/simile, metafora, personifikasi, dipersonifikasi, alegori, pleonasme, dan perifrasis.
Novel ini tak hanya memberikan pesan-pesan tentang percintaan, tetapi juga pesan untuk menjadi diri sendiri. Bagaimana agar mampu menikmati hidup dan meluangkan waktu untuk melakukan hal yang kita sukai.
Hidup hanya sekali maka dari itu jangan tenggelam dalam kepopuleran, tidak membahas kebencian, dan tidak larut dalam dendam.
Berikut merupakan unsur ekstrinsik dari novel Garis Waktu karya Fiersa Besari, diantaranya adalah:
Nilai sosial yang terkandung dalam novel Garis Waktu ini terdapat dalam sosok sahabat yang selalu ada ketika tokoh Aku merasakan kesusahan. Dan sahabat selalu membantunya.
Sikapnya yang setia kawan sangat patut di contoh karena merupakan sikap sosial yang baik. Selain itu sikap Ibu yang selalu mendo’akan anak-anaknya sangat membuat haru pembaca.
Sikap ayah yang rela bekerja keras agar anak-anaknya mendapatkan pendidikan juga merupakan tindakan yang sangat terpuji. Karena tidak sedikit ayah yang acuh terhadap anaknya.
Nilai moral yang terkandung dalam novel Garis waktu ini mengajarkan kita untuk lebih mencintai diri sendiri, serta jangan memiliki dendam terhadap siapapun termasuk terhadap orang pernah menyakiti kita.
Selain itu luangkanlah waktu untuk menikmati hidup lakukan hal yang kamu sukai. Jangan paksa diri untuk terus memikirkan hal yang tak penting apa lagi larut dalam sebuah patah hati.
Berikut merupakan bagian akhir dari resensi novel Garis Waktu karya Fiersa Besari yaitu pesan moral. Dan pesan moralnya adalah novel ini bukan hanya memberikan pesan-pesan tentang percintaan, tetapi juga pesan untuk menjadi diri sendiri.
Bagaimana agar mampu menikmati hidup dan meluangkan waktu untuk melakukan hal yang kita sukai. Hidup hanya sekali maka dari itu jangan tenggelam dalam kepopuleran, tidak membalas kebencian, dan tidak larut dalam dendam.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.