Kamu yang sedang mencari referensi novel sunda kamu bisa baca novel lembur singkur dimana novel ini mengisahkan kisah sedih dengan latar pada jaman dulu sebelum kemerdekaan.
dalam kesempatan artikel kali ini kami tim Mustakim Media akan menjelaskan mengenai resensi novel lembur singkur mulai dari identitas novel, sinopsis, intrinsik, esktrinsik hingga kelebihan dan juga kekurangannya. Simak sampai akhir yuk!
Judul Novel | Lembur Singkur |
Penulis | Abdullah Mustappa |
Penerbit | Giri Mukti |
Jumlah halaman | 60 kaca |
Ukuran Buku | 11,5 x 18 cm |
Kategori | Fiksi |
Tahun Terbit | 1979 |
Harga Buku | Rp.55.000,- |
Novel lembur singkur ini merupakan novel sunda karangan dari Abdullah Mustappa yang mulai diterbitkan pada tahun 1979 oleh penerbit Giri Mukti. Dan novel ini memiliki ketebalan mencapai 60 halaman.
Dimana novel ini menceritakan kisah pilu kehidupan di zaman dahulu dimana zaman masih sulit dan masih banyaknya teroris (gorombolan) menurut sundannya. Di ceritakan dari sudut pandang Kuring (saya) seorang anak lelaki kecil paling bungsu.
Dalam resensi novel lembur singkur ini kami juga akan jelaskan sedikit mengenai sinopsis novel. Sinopsis ini akan membantu kamu untuk lebih memahami isi dari novel lembur singkur ini secara garis besarnya saja.
Novel ini mengisahkan sebuah lembur atau kampung yang berada di sisi gunung dan sangat menyedihkan. Dimana kampung ini jauh dari keramaian kota dan disana tinggal satu keluarga seorang ibu yang memiliki 3 anak lelaki.
Dua anak laki-laki ibu ini bernama Ahmad dan Hadi dan mereka berdua sedang mondok di bawah gunung untuk mengamankan diri dari teroris, tapi si bungsu bersama ibunya karena ibunya tidak mau mengungsi ke tempat lain.
Dalam novel ini diceritakan dari sudut pandang anak bungsu ini dan tidak diketahui namanya hanya menyebutkan kuring yang artinya saya dalam Bahasa Indonesia.
Si bungsu ini tidak tahu bapaknya siapa sebab dari kecil ibunya tidak pernah memberi tahun keadaan bapaknya. Dan suatu malam ada seorang lelaki yang datang ke rumah itu secara diam-diam.
Dan si bungsu tidak tahu jika itu adalah anaknya. Dan suatu hari si bungsu dan ibunya pergi ke sawah dan membawa perbekalan yang cukup banyak karena ada pemeriksaan teroris sebab tentara sudah mengetahui bahwa di kampung itu ada teroris.
Dan ibu itu akhirnya di periksa dan ditanyakan dimana markas teroris itu, dan teroris itu menahan ibu itu semalaman dan tidak lama si sulung datang ke markas teroris tersebut dan esoknya ibu itu dipulangkan kembali.
Tidak lama dari kejadian itu teroris nyerang ke desa dan banyak tembak-tembakan terjadi di sana dan para penduduk sembunyi di lobang-lobang yang mereka buat untuk bersembunyi, dan si ibu di bawa ke kantor untuk pemeriksaan sampai beberapa hari.
Dan setelah pertempuran itu desa jadi aman tapi akan ada pasukan lagi yang akan datang dari hutan dan ibu itu senang banget akan ketemu dengan anaknya kembali tapi ada kabar buruk jika si bapak yang selalu datang diam-diam tengah malam itu telah tiada.
Lantas bagaimana kisah selanjutnya? yuk, baca langsung saja di novel Lembur Singkur ya!
Dalam resensi novel lembur singkur ini kami juga akan menjelaskan unsur intrinsik novel dimana unsur intrinsik adalah unsur pembangun novel dari dalam dan berikut penjelasan lengkapnya:
Tema yang diangkat dalam novel ini adalah tentang sejarah terorisme yang etrjadi pada jaman dahulu di sebuah desa terpencil.
Alur yang digunakan dalam novel lembur singkur ini yaitu menggunakan alur maju atau progresif. Dimana novel ini menggunakan alur yang runtut dari awal hingga akhir.
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan latar tempat di sebuah perkampungan terpencil yang jauh dengan perkotaan.
Latar waktu yang digunakan dalam novel lembur singkur ini adalah di imah, di sawah, dan di desa yang jauh dari keramaian, di kantor dan masih banyak lagi latar tempat lainnya.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel lembur singkur ini adalah campuran dimana sebagian menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama dan orang ketiga narator.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel lembur singkur ini adalah menggunakan gaya bahasa sunda loma yang mudah dipahami oleh semua kalangan termasuk dari anak-anak, remaja dan dewasa.
Amanat yang terkandung dalam novel ini adlah dimana kita sebagai warga negara harus patuh kepada aturan-aturan pemerintah. Kita tidak bisa melawan pemrintah dan memberintak kepada negara.
Selain unsur intrinsik kami juga akan menjelaskan unsur ekstrinsik novel. Jika intrinsik pembangun dari dalam maka ekstrinsik adalah unsur pembangun novel dari dalam. Dan berikut contoh unsur ekstrinsik dari novel, adalah:
Sikap imdung atau ibu yang tidak terus terang kepada anaknya siapa ayah kandungnya membuat ia bertanya-tanay dan penasaran.
Bapak, yang menjadi teroris di negara sendiri adalah perilaku yang tida patut di contoh karena akan membahayakan keluarga dan diri sendiri serta sudah tidak patuh kepada aturan pemerintah.
Dalam sebuah karya kita akan menemukan beberapa kelebihan dan juga kekurangannya termasuk dalam novel lembur singkur ini. dan berikut beberapa kelebihan dari novel lembur singkur, diantaranya adalah:
Selain kelebihan novel ini juga memiliki kekurangan diantaranya adalah:
Pesan dari novel ini adalah sebagai warga negara yang baik adalah kita harus patuh kepada peraturan pemerintah dan jangan menjadi teroris karena membahayakan diri sendiri dan keluarga.
Demikian penjelasan mengenai resensi novel lembur singkur semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat ya!
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.