Saat ini perkembangan zaman mempengaruhi segala aspek kehidupan. Mulai dari teknologi, gaya hidup bahkan budaya pun berkembang. Seperti halnya asimilasi dan juga akulturasi, lalu apa perbedaan antara asimilasi dan akulturasi?
Perkembangan suatu budaya banyak dipengaruhi beberapa faktor seperti di atas tadi yaitu perkembangan zaman. Contohnya percampuran suatu budaya yang terjadi saat ini. Hal tersebut harus disikapi dengan bijak oleh setiap masyarakat.
Asimilasi merupakan penyesuaian atas perubahan suatu budaya yang banyak terjadi baik karena adanya kelompok maupun individu yang memiliki latar belakang kehidupan berbeda yang hidup di lingkungan atau daerah yang sama.
Dengan begitu, asimilasi ini sering terjadi karena individu atau kelompok baru tersebut sering berinteraksi. Interaksi yang berulang-ulang tersebut, secara tidak langsung akan mempengaruhi pola atau kebiasaan dari suatu budaya sebelumnya.
Sedangkan akulturasi sendiri adalah percampuran suatu budaya dari lingkungan yang berbeda didasari masuknya pengaruh kebudayaan asing ke suatu lingkungan dan perlahan-lahan akan diterima tanpa menghilangkan budaya sebelumnya.
Namun tidak jarang timbul suatu masalah dari proses akulturasi tersebut. Seperti yang kita ketahui, bahwa kebanyakan rakyat di Indonesia berbeda-beda suku. Maka beberapa ada yang menolak masuknya suatu kebudayaan baru secara keras.
Dengan definisi yang terdapat di atas sebelumnya, maka asimilasi dan juga akulturasi merupakan kedua hal yang jelas berbeda. Terdapat banyak hal yang menjadi faktor munculnya proses asimilasi dan akulturasi di suatu lingkungan.
Namun terdapat perbedaan yang cukup mendasar antara asimilasi dan juga akulturasi tersebut. Yang mana, perbedaannya terletak pada hilang atau tidaknya kebudayaan asli yang terdapat pada suatu lingkungan mayoritas tersebut.
Dengan begitu, asimilasi dapat terlihat dari suatu kelompok masyarakat yang menerima suatu kemunculan atau datangnya budaya baru dari kelompok lain. Maka kebudayaan yang sebelumnya bisa saja tergantikan dengan budaya baru.
Maka bilamana ada beberapa kelompok masyarakat yang bersatu di suatu lingkungan. Ini bisa menjadi percikan awal atas terjadinya asimilasi di lingkungan tersebut. Karena akan terjadi interaksi yang dilakukan secara berulang-ulang.
Sedangkan bedanya akulturasi terletak pada bercampurnya antara 2 kebudayaan yang jelas berbeda. Proses akulturasi terjadi pada beberapa aspek kehidupan, contohnya seperti gaya berpakaian, desain suatu bangunan dan aspek lainnya.
Serta proses akulturasi pun membutuhkan waktu yang cukup lama. Mengapa demikian? Ini dikarenakan akulturasi tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, dan juga suatu kelompok masyarakat tidak bisa menerima secara langsung begitu saja.
Setelah kamu mengetahui apa perbedaan antara asimilasi dan akulturasi di atas tadi. Maka akan lebih jelas jika terdapat beberapa contoh nyata yang terjadi di lingkungan masyarakat. Terutama contoh asimilasi yang terjadi di Indonesia.
Di Indonesia terdapat banyak suku dan juga budaya yang berbeda-beda setiap pulaunya. Berikut ini terdapat beberapa contoh proses asimilasi yang terjadi di Indonesia.
Baju koko yang awalnya adalah baju pria yang sering digunakan oleeh warga Tiongkok. Dan seiring berkembangnya zaman dan berjalannya waktu, maka baju koko pun menjadi identik dengan pakaian musum khas pria Muslim di Indonesia.
Selanjutnya adalah perayaan hari Valentine, seperti yang sama-sama kita ketahui bahwa hari Valentine ini berasal dari festival bangsa Romawi Lupercalia. Banyak rakyat di Indonesia sudah banyak yang ikut merayakan hari Valentine tersebut.
Musik dengan genre dangdut di Indonesia sudah menjadi salah satu musik yang banyak diminati oleh masyarakatnya. Namun tahukah kamu? Jika musik dangdut tersebut adalah perpaduan antara pengaruh instrumen India dan juga Melayu.
Contoh yang terakhir adalah pakaian pengantin dari suku Betawi, pakaian ini banyak dipengaruhi banyak budaya. Mulai dari perpaduan budaya Cina, Arab dan juga Melayu yang menghasilkan suatu model pakaian pengantin khas Betawi.
Jika di atas tadi kamu sudah mengetahui beberapa contoh nyata dari suatu proses asimilasi. Maka berikutnya ada beberapa contoh akulturasi di Indonesia, penasaran dengan contohnya? Langsung simak beberapa poin di bawah ini:
Pertama adalah pertunjukan kesenian musik Gambang Kromong. Yang mana kesenian ini merupakan hasil akulturasi dari kebudayaan Tiongkok dan juga Indonesia.
Contoh akulturasi selanjutnya adalah bentuk arsitektur dari masjid menara kudus. Masjid ini memiliki desain arsitek yang berbeda pada umumnya, karena ini merupakan hasil percampuran antara kebudayaan Islam dan juga Hindu.
Cerita wayang Mahabharata tentunya sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia. Ini menjadi bentuk akulturasi dari budaya Indonesia yaitu wayang dan cerita Mahabharata yang berasal dari India.
Kamu pastinya sering menjumpai beberapa rumah dengan desain atau bentuk Cina kuno. Yang mana desain rumah tersebut merupakan bentuk akulturasi dari kebudayaan Tiongkok dan juga Indonesia di Rembang provinsi Jawa Tengah.
Dari beberapa uraian di atas yang telah di bahas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan paling mendasar antara asimilasi dan akulturasi terletak pada hilangnya ataukah tidaknya suatu kebudayaan asli di suatu kelompok masyarakat.
Karena akulturasi tersebut tidak akan menghilangkan suatu kebudayaan asli dari kelompok dengan munculnya budaya baru. Namun asimilasi bisa menghilangkan suatu kebudayaan yang aslinya meskipun membutuhkan waktu yang lama.
Itulah beberapa informasi terkait apa perbedaan antara asimilasi dan akulturasi. Semoga dengan adanya informasi ini, bisa menjadikan pegangan dalam bijaknya menyikapi asimilasi maupun akulturasi di lingkunganmu.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.