Contoh teks sejarah tentang kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Kerajaan Sunda, Kutai, Mataram dan lainnya menarik untuk diketahui. Sebagai cerita sejarah tentunya dapat memberikan nilai pendidikan kepada para pembacanya.
Selain mempunyai nilai sejarah, teks cerita kerajaan juga dapat memberikan berbagai pembelajaran mengenai nilai-nilai kehidupan yang lainnya.
Adapun kumpulan contoh teks sejarah tentang kerajaan, yaitu:
Sejarah kerajaan Majapahit berdiri pada akhir abad tahun ke-13 Masehi yang pernah beberapa kali pindah lokasi ke Jawa Timur sesuai dengan era kepemimpinan raja yang berkuasa. Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya yang merupakan menantu dari Raja Kertanegara. Sedangkan, penguasa terakhir kerajaan Majapahit yaitu Singasari yang akhirnya terbunuh saat pemberontakan Jayakatwang tahun 1292.
Sata itu, Raden Wijaya berhasil menyelamatkan diri dari pemberontakan Jayakatwang. Pendeklarasian pendirian kerajaan Majapahit dilakukan setelah Raden Wijaya dapat mengalahkan Jayakatwang di tahun 1923.
Ketika itu, Raden Wijaya dinobatkan menjadi raja oleh Kertarajarasa selama tahun 1293-1309. Di tahun 1950, saat kerajaan Majapahit dipimpin oleh Hayam Wuruk, kerajaan ini sangat jaya dan kuat.
Kepemimpinan Raden Wijaya sangat didukung oleh Mahapatih Gajah Mada yang mempunyai tekad kuat untuk menyatukan nusantara di bawang naungan Majapahit. Dalam kondisi tersebut, Raden WIjaya mendapatkan banyak pertentangan, salah satunya dari Jayakatwang.
Tetapi, akhirnya Singasari yang sedang kuasai oleh Jayakatwang oleh khubilai Khan, seorang penguasa Mongol.
Hingga terjadi penyerangan balik dari Raden Wijaya di tahun 1293 yang mendklarisikan kembali berdirinya kerjaan Majapahit dengan pusat kerajaan di Trowulan, Mojokerjo.
Saat itu, Kerjaan Majapahit bekembang pesat dan terus berjaya dengan terus menguasai kekuasaan Singasari.
Saat dipimpin Raden Wijaya, pondasi kerajaan Majapahit semakin kuat hingga merengkuh masa kejayaannya hingga sang cucunya yaitu Hayam Wuruk.
Kerajaan Sriwijaya berdiri saat abad 7 Masehi, pendiri kerajaan ini yaitu Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Keterangan tersebut ditemukan pada sebuah prastati yang ada di Mendo Barat, Bangka.
Kisah pendirian kerajaan Sriwijaya memang sulit dipecahkan oleh para penelitinya. Hal tersebut dikarenakan tidak ada struktur genealogis antar setiap pergantian rajanya.
Prasasti Kedukan Bukit tahun 682 Masehi memperjelas bahwa Dapunta Hyang adalah seseorang yang disebut-sebut sebagai pimpinan kerajaan Sriwijaya.
Selain itu, sebuah prasasti keudukan bukit juga menceritakan bahwa raja Dapunta Hyang melakukan perjalanan memimpin 20ribu tentara dari kota Minanga Tamwan ke kota Palembang, Bengkulu, dan Jambi.
Dalam perjalanan yang dilakukan oleh Dapunta Hyang, ia berhasil menakluka beberapa daerah strategis untuk dijadikan sebagai daerah perdagangan. Dengan demikian, hal tersebut membuat kerajaan Sriwijaya menjadi lebih makmur.
Diperjelas juga dalam penemuan prasasti kota 685 Masehi di Bangka bahwa kerajaan Sriwijaya sudah berhasil menguasai daerah di Sumatera Selatan, Bangka, Belitung, dan Lampung.
Hal tersebut dapat menjadi bukti bahwa Sri Jayanasa sudah mencoba untuk membuat ekspedisi militer penyerangan terhadap Jawa.
Keadaan itu terjadi dalam waktu yang bersamaan saat kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat dan kerajaan Holing di Jawa Tenngan runtuh karena serangan dari kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Sunda adalah salah satu kerajaan yang berlokasi di bagian Barat Jawa. Tepatnya, berada di provinsi Jawa Barat, Banten, dan Jakarta. Kerajaan ini berdiri mulai tahun 932 sampai dengan 1579 Masehi.
Dari sumber sejarah yang berupa naskah sunda kuno dan prasasti dikatakan bahwa pusat kerajaan Sunda dari awal pendirian sampai akhir sudah mengalami banyak perpindahan tempat.
Menurut Wangsakerta, Kerajaan Sunda tahun 669-1579 Masehi merupakan kerajaan yang awal mula berdirinya bertujuan untuk menggantikan kerajaan Tarumanagara.
Awalnya, Kerajaan Sunda didirikan oleh Tarusbawa di tahun 591 M sampai 669 M. Dari sumber utama, sejarah kerajaan ini di abad ke 16 hanya meliputi wilayah Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan sebagian barat untuk provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan sebuah naskah utama Bujangga Manik diceritakan adanya perjalanan Bujangga Manik yaitu seorang pendeta Hindu Sunda yang mengunjungi berbagai tempat suci untuk pengantut agama Hindu di Pulau Jawa dan Bali.
Dalam catatan perjalanannya dinyatakan bahwa kerajaan Sunda sebenarnya setengah bagian dari pulau Jawa. Bahkan, banyak orang juga yang menyatakan bahwa kerajaan Sunda bagian sepertiga pulau Jawanya.
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu yang tertua di Indonesia. Berdiri pada abad ke 4 masehi, kerajaan ini mempunyai banyak sumber sejarah seperti tujuh prasasti.
Penemuan prasasti tersebut menggunakan bahasa Sansekerja dan huruf Pallawa. Dinyatakan dalam prasasti bahwa terdapat raja pertama yang menduduki Kerajaan Kutai yaitu Raja Kudungga.
Kemudian, raja kedua Kutai yaitu anak dari Raja Kudungga yang bernama Asmawarman.
Raja kedua yang bernama Asmawarman mempunyai tiga orang putra, salah satunya bernama Mulawarman.
Saat dibawah pimpinan Raja Asmawarna, kerajaan Kutai mengalami masa kejayaannya. Hal tersebut dikarenakan raja Mulawarman mempunyai sikap budi pekerti yang kuat, dan baik.
Raja kutai Mulawarman pernah mempersembahkan 20.000 lembu untuk kaum Brahmana.
Setelah kepemimpinan Raja Asmawarna, kekuasaan kerajaan Kutai dipimpin oleh Kesultanan Kutai Kartanegara.
Kerajaan Mataram Kuno berdiri sejak abad ke 8 sampai ke 11 yang dikuasai oleh beberapa dinasti yaitu DInasti Isyana, Dinasti Syailendra, dan Dinasti Sanjaya. Kerajaan ini pertama kali berdiri di Mataram yang berlokasi di sekitar daerah Yogyakarta.
Awalnya, ibu kota kerajaan Mataram berada di Jawa Tengah saat Dinasti Sanjaya dan Syailendra berkuasa. Kemudian, saat Dinasti Sanjaya mempunyai pengaruh yang besar untuk daerah luar. Kemudian, kerajaan tersebut dipimpin oleh Rakai Panangkaran yang menimbulkan adanya perpecahan.
Hal tersebut karena terbaginya menjadi dua corak hindu di Mataram. Sementara saat Dinasti Syailendra, kerajaan Mataram benar-benar mengalami kejayaan. Hal tersebut terjadi di bawah pimpinan Sri Dharmatungga yang mempunyai kekuasaan wilayah yang cukup luas sampai ke Semenanjung Malaka.
Saat itu pula, kebudayaan di daerah Yogyakarta menjadi berkembang. Salah satunya yaitu adanya pembanguan Candi Borobudur.
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.