Pengertian Akuntansi Syariah dan Penerapannya (Lengkap)

Pengertian Akuntansi Syariah dan Penerapannya (Lengkap)

Akuntansi syariah adalah salah satu metode perhitungan data keuangan terhadap suatu entitas dengan berdasarkan hukum islam. Di Indonesia yang mayoritas warganya adalah musslim, akuntansi Syariah memang digunakan dalam banyak hal dan sektor.

Proses perhitungan akuntansi secara syariah memang penerapannya cukup masif di Indonesia. Utamanya adalah sektor perbankan yang menganut sistem syariah. Biar lebih jelas, ini dia pengertian akuntansi syariah dan penerapannya di Indonesia.

Pengertian dan Konsep Dasar Akuntansi Syariah

Akuntansi syariah pada dasarnya adalah perhitungan data keuangan berdasarkan hukum syariat islam. Semua hal nantinya diatur dengan pedoman hukum islam yang telah lama ada. Jadi, segala macam perhitungan terhadap data keuangan itu harus sesuai dengan hukum islam.

Di era sekarang, konsep akunansi syariah dapat dibedakan menjadi dua macam. Pertama adalah akuntansi syariah yang sudah dijalankan sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan pemerintah Islam lainnya. Kedua adalah akuntansi syariah yang muncul di era kapitalis modern.

Sama seperti ilmu lainnya, akuntansi syariah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dengan perkembangan yang positif ini, akuntansi syariah akan dilirik oleh lebih banyak orang, utamanya adalah muslimin serta muslimat di Indonesia.

Hal yang Perlu Dipahami dari Akuntansi Syariah

Ada hal yang perlu dipahami dan diketahui mengenai prinsip dasar dari akuntansi syariah. Buat yang ingin menerapkan atau nantinya bersinggungan dengan ekonomi syariah, penting untuk memahami seperti apa prinsip dan penerapan akuntansi berdasarkan hukum syariah.

1. Prinsip Utamanya

Salah satu hal yang perlu dipahami adalah prinsip dari akuntansi syariah. Salah satu prinsipnya adalah pertanggungjawaban. Pada akuntansi syariah, segala macam hal atau tindakan harus dipertanggungjawabkan secara menyeluruh.

Kemudian ada juga prinisip keadilan yang mengatur praktik moral. Dalam akuntansi syariah, moral jadi salah satu hal yang penting. Harus ada korelasi antara laporan keuangan dengan kejujuran terhadap masyarakat. Prinsip utama akuntansi syariah memang hukum islam, bukan yang lain.

2. Konsep Laba

Pada akuntansi syariah ada kaidah yang menyebutkan bahwa laba akan muncul ketika ada pertambahan nilai barang yang sudah terjual. Pada prinsip syariah, laba tidak boleh dibagi sebelum laba itu benar – benar diperoleh.

Laba dalam akuntansi syariah itu juga harus mengandung asas keterbukaan. Jadi, tidak ada unsur pembodohan dan penipuan. Pemahaman tentang laba harus dijelaskan secara terbuka sehingga bisa dipertanggungjawabkan secara moral. Tak hanya duniawi saja, tapi juga akhirat yang dikejar.

3. Sistem Bagi Hasil

Hal lain yang juga perlu dipahami adalah sistem bagi hasil. Mungkin sudah jadi rahasia umum kalau prinsip keuangan syariah itu tak mengenal bunga. Alih – alih bunga, yang ada adalah bagi hasil. Terdapat sistem bagi hasil dalam proses perhitungan akuntansi syariah.

Dalam sistem bagi hasil ini, proses kerja sama dilakukan secara terbuka. Semuanya disepakati dari awal. Jadi, tidak ada yang namanya bunga yang terus berubah dari waktu ke waktu. Hal ini telah diatur sejak lama dalam hukum islam.

Perbedaan Akuntansi Syariah dan Akuntansi Konvensional

Mungkin banyak yang belum tahu mengenai perbedaan mendasar antara akuntansi syariah dan akuntansi konvensional. Ada sejumlah perbedaan yang bisa dilihat langsung dari akuntansi syariah dan konvensional. Berikut ini penjelasan mengenai bedanya akuntansi syariah dan konvensional.

1. Sistem Bagi Hasil

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, salah satu perbedaan yang menonjol adalah sistem bagi hasil. Di akuntansi konvensional ada yang disebut dengan bunga. Namun di sistem akuntansi syariah tidak ada yang namanya bunga. Adanya adalah sistem bagi hasil.

Secara sederhana, sistem bagi hasil dalam akuntansi syariah adalah perjanjian untuk membagi laba dari sebuah perusahaan. Perjanjian ini dilakukan dari awal antar kedua belah pihak. Keuntungan akan dibagi sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati.

2. Kaidah Utamanya

Contoh dari perbedaan yang bisa dilihat langsung dari akuntansi syariah dan konvensional adalah kaidah utamanya. Kaidah utama dari akuntansi syariah adalah hukum islam. Segala macam aktivitas ekonomi yang dilakukan harus berlandaskan hukum islam.

Sementara itu, akuntansi konvesional berpegang teguh kepada dasar logika manusia. Dalam akuntansi konvesional laba adalah hasil dari kegiatan jual beli. Aktivitas tak perlu menggunakan landasan hukum islam.

3. Kejelasan Informasi Produk

Kejelasan informasi yang disajikan juga menjadi pembeda. Pada akuntansi syariah, informasi mengenai sumber pendapatan yang haram di mata ulama akan dijelaskan. Sebuah perusahaan yang menerapkan akuntansi syariah dilarang membagi hasil dari produk yang dianggap haram.

Berbeda dengan syariah, sistem akuntansi konvensional tak mengenal haram dan halal. Semua produk dalam akuntansi konvesional tak diklasifikasikan dalam pendapat haram dari para ulama. Ini jadi perbedaan yang cukup mencolok juga dari sistem konvensional dan syariah.

Kelebihan dari Akuntansi Syariah

Penerapakan akuntansi syariah bisa dilakukan di banyak tempat dan entitas. Banyak kelebihan yang dari akuntansi syariah ini dibandingkan versi konvensional. Apa saja sebenarnya kelebihan utama dari sistem akuntansi syariah? Berikut ini beberapa kelebihan utama akuntansi syariah.

1. Semuanya Dipastikan Halal

Salah satu kelebihan utama dari akuntansi syariah adalah memastikan semuanya adalah halal. Prinsip halal memang jadi hal yang utama dari akuntansi syariah. Sehingga, penganut agama islam yang taat tidak perlu khawatir dengan sistem akuntansi syariah yang dipakai.

Bagi umat muslim yang taat, semua yang serba halal itu memang penting. Jadi penerapan sistem akuntansi syariah yang mengedepankan hukum halal pasti akan dicari terus.

2. Terhindar dari yang Namanya Riba

Tidak ada yang namanya riba dalam konsep akuntansi syariah. Dalam hukum islam, riba dilarang. Itulah kenapa hadir konsep bagi hasil. Semua hal yang berkaitan dengan proses bagi hasil dan keuntungan dilakukan dengan prinsip keterbukaan.

Banyak orang yang tidak ingin bermasalah dengan riba. Sebab, riba selalu berkaitan langsung dengan hukum akherat dan dosa besar. Karenanya, banyak yang lebih memilih untuk menggunakan sistem akuntansi syariah dibandingkan dengan konvensional.

3. Menjunjung Tinggi Unsur Persaudaraan

Kelebihan lainnya juga adalah prinsip menjunjung tinggi unsur persaudaraan. Unsur persaudaraan memang sangat kental dalam konsep syariah. Segala macam hal dijelaskan di awal sebagai bentuk keterbukaan dalam berbisnis.

Unsur persaudaraan memang jadi hal yang utama dalam prinsip ekonomi syariah. Dengan menjunjung tinggi persaudaraan, sistem akuntansi syariah ini memang sangat disenangi oleh muslim yang taat di Indonesia.

Kesimpulan

Akuntansi syariah ini memang jadi istilah yang cukup penting untuk diketahui dan dipahami muslim di Indonesia. Dengan berpatokan pada hukum dan syariat islam, akuntansi Syariah memang jadi dasar dalam perhitungan data keuangan dalam berbagai macam entitas.

Di Indonesia, penerapan akuntansi syariah memang sangat masif. Sebagai negara muslim terbesar di dunia, penerapan perbankan dan akuntansi syariah itu pastinya jadi sebuah keniscahyaan. Jadi, akuntansi syariah bakal terus berkembang dengan pesat.

Penulis bayangan yang suka mengaspal di sepanjang jalan pantura.

Artikel Menarik Lainnya: