Buya Hamka merupakan salah satu film yang akan dirilis di libur lebaran mulai 20 April 2023. Dan dari sekarang kamu bisa simak terlebih dahulu resensi film Buya Hamka terlebih dahulu di artikel ini.
Karena tim Mustakim Media akan menjelaskan bagaimana identitas film, sinopsis, unsur intrinsik, ekstrinsik hingga kelebihan dan juga kekurangan serta pesan moral yang terkandung dalam film tersebut. Simak sampai akhir ya!
Judul Film | Buya Hamka |
Penulis Naskah | Alim Sudio, Casandra Massardi |
Sutradara | Fajar Bustomi |
Durasi Film | 100 menit |
Pemain Film | Vino G Bastianm Laudya Cyntia Bella, Verdi Solaiman, Anjasmara, Desy Ratnasari dan masih banyak lagi sederet artis lainnya |
Kategori Film | Romance, Nasionalisme |
Tahun Produksi | 2023 |
Perusahaan Produksi | Falcon Pictures, Starvision Plus |
Film Buya Hamka ini di produksi oleh Falcon Pictures dan Star Vision Plus dan akan mulai tayang tanggal 20 April 2023. Dimana film ini dibagi menjadi tiga volume yang memotret berbagai fase kehidupan sang Pahlawan Nasional.
Film ini di bintangi oleh Vino G Bastian dan juga Laudya Cyntia Bela yang mengisahkan perjuangan rumah tangga hingga karir dari Buya Hamka yang tidak akan menjadi apa-apa tanpa bantuan dari sang istri tercinta.
Dalam resensi film Buya Hamka ini tentunya kami akan membahas sedikit tentang sinopsis film Buya Hamka dan berikut penjelasan lengkapnya.
Film Buya Hama ini dibuka dengan adegan mengharukan Buya Hamka dalam tahanan akibat dituduh melawan pemerintah Indonesia. Sang ulama sekaligus sastrawan legendaris ini dikunjungi istri dan anak-anaknya.
Siti Raham membawakan gulai kepala ikan favorit Buya Hamka dalam rantang. Melihat makanan tersebut air matanya menetes. Siti Raham memintanya jangan menangis agar air mata tak menetes di gulai. Mengingat, cita rasa asin dalam gulainya sudah pas.
Buya Hamka mengatakan bahwa air mata adalah garam kehidupan. Dari pengasingan, cerita bergerak ke masa Buya Hamka dan Siti Raham memulai rumah tangga. Keduanya pisah karena Buya Hamka merintis karier sebagai pemimpin koran pedoman Masjarakat di Medan.
Hingga, tak bisa datang ke pemakaman salah satu anaknya, Hisyam. Pada tahun 1942, Jepang menguasai tanah Minang. Buya Hamka yang akrab dengan salah satu petinggi tentara Jepang dicap penjilat penjajah dan pengkhianat.
Muhammadiyah di Sumatra Timur terpecah jadi dua kubu. Dan Buya Hamka akhirnya lengser dari organisasi tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan kisah percintaan Buya Hama.
Dimana ada seorang gadis mendatangi Buya Hamka lalu perempuan tersebut menawarkan diri untuk menjadi istri kedua-nya. Buya Hamka berpura-pura mencari tasnya, dan pergi meninggalkan gadis tersebut.
Alih-alih berhasil pergi, justru gadis tersebut yang menemukan tas Buya dan akan memberikannya ke beliau. Ketika ditanya, mengapa ia menghindar dan tidak meresponnya dan membawakan dalil berupa surat An-nisa ayat 3.
Dan Buya Hamka dengan tenang menjawab. “Perhatikan ayat selanjutnya, dimana laki-laki harus bisa berlaku adil.” Dan beliau juga menjelaskan bahwasanya sulit untuk berlaku adil. Jika berlaku adil pada diri adil pada banyak perempuan?
Dan seharusnya jawaban tersebut dapat menyadarkan pihak-pihak yang seringkali memberikan statement mengenai keutamaan poligami, dan keuntungan-keuntungannya, tanpa memberi tahu bahwa perlu ada tanggung jawab yang besar serta kewajiban berlaku adil.
Lantas bagaimana cerita selanjutnya dari kisah Buya Hamka ini? kamu bisa tonton kelengkapannya di filmnya nanti ya!
Di resensi film Buya Hamka ini juga akan dijelaskan apa saja unsur intrinsik dari Film Buya Hamka dan berikut penjelasan lengkapnya.
Tema yang diangkat dalam film ini adalah tentang kehidupan dari tokoh ulama, filsuf dan sastrawan Indonesia bernama Abdul Malik Karim Amrulloh atau dikenal dengan sebutan Buya Hamka.
Alur yang digunakan dalam film ini adalah alur campuran dimana terdapat alur maju dan alur mundur dalam film.
Latar tempat yang digunakan dalam film ini adalah di Payakumbuh di Sumatera Barat.
Latar waktu yang digunakan dalam film Buya Hamka ini berlatar pada tahun 1942.
Suasana dalam film ini adalah mengharukan, menyedihkan, menyenangkan dan masih banyak lagi suasana lainnya.
Gaya bahasa yang digunakan dalam film ini menggunakan bahasa melayu yang cukup kuat dan sangat tradisional namun masih bisa cukup dipahami dengan baik.
Amanat yang terkandung dalam film ini adalah bahwa seorang pasangan yang baik akan memberikan yang terbaik untuk pasangannya dan istri merupakan sosok hebat dibalik seorang lelaki yang hebat.
Berikut beberapa unsur ekstrinsik yang terdapat dalam resensi film Buya Hamka dan perlu kamu pahami, diantaranya adalah:
Nilai sosial yang terdapat dalam film Buya Hamka ini adalah sikap Buya Hamka yang memiliki pemikiran terbuka membuat ia lebih kenal banyak orang dan terus maju dengan dengan banyak relasi yang ia miliki dan pandai bergaul.
Nilai moral yang terkandung dalam film ini adalah sikap Buya Hamka yang setia dan menjadikan istrinya satu-satunya wanita di hidupnya merupakan contoh yang baik dan patut ditiru tidak mengedepankan nafsu dan keinginan.
Berikut beberapa kelebihan dari film Buya Hamka diantaranya adalah:
Selain kelebihan tentunya film ini juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah:
Pesan moral yang terdapat dalam film ini adalah film ini berhasil menggambarkan sosok Buya Hamka yang ambisius dalam berdakwah.
Dan melahirkan karya-karyanya religius dalam menerapkan kaidah-kaidah islam di kehidupan sehari-hari serta tulus dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Demikian pembahasan mengenai resensi film Buya Hamka mulai dari identitas, sinopsis, intrinsik hingga pesan moralnya semoga bermanfaat.