Resensi Film Keluarga Cemara, Film Keluarga Paling Menarik

Resensi Film Keluarga Cemara, Film Keluarga Paling Menarik

Resensi Film Keluarga Cemara, Film Keluarga Paling Menarik

Film keluarga cemara ini merupakan sebuah film keluarga yang penuh pesan moral dan juga kehangatan antara keluarga. Film ini sangat cocok untuk menemani saat berlibur kamu tentunya.

Penasaran dengan isi filmnya? Kamu bisa kok baca dulu resensi film keluarga cemara pada artikel ini akan di bahas secara lengkap mengenai unsur penting film.

Mulai dari identitas film, sinopsis, unsur intrinsik, ekstrinsik hingga pesan moral yang terkandung di dalam film tersebut. Simak yuk!

Identitas Film Keluarga Cemara

Judul FilmKeluarga Cemara
Penulis NaskahGina S. Noer & Yandy Laurens
SutradaraYandy Laurens
Durasi film110 menit
Kategori FilmDrama Keluarga
Pemain FilmRinggo Agus Rahman sebagai Abah, Nirina Zubir sebagai Emak, Zara JKT48 sebagai Euis, Widuri Puteri sebagai Cemara/Ara, Ariyo Wahab sebagai Fajar, Asri Welas sebagai ceu Salmah dan masih banyak lagi tokoh lainnya.
Tahun Produksi2018
Perusahaan ProduksiVisinema Pictures

Film keluarga Cemara ini merupakan film garapan Yandy Laurens yang mulai di rilis pada tahun 2019 dan di produksi oleh Visinema Pictures.

Film ini dibintangi oleh artis-artis terkenal tanah air seperti Ringgo, Nirina, Zara dan sederet artis lainnya.

Sinopsis Film Keluarga Cemara

Film ini menceritakan awal mulanya terbentuk keluarga cemara yaitu Abah (Ringgo) orang yang kaya.

Ia mengembangkan bisnis properti dan tinggal di sebuah klaster dengan Emak (Nirina Zubir) beserta anak-anaknya yaitu Euis (Zara), Ara (Widuri).

Dan musibah datang ketika ulang tahun Euis. Dimana adik ipar Abah, yaitu fajar (Ariyo) diam-diam pinjam uang dari pihak ketiga menjalankan proyek properti dengan jaminan rumah Abah.

Di tengah jalan, proyek itu bermasalah akibatnya rumah Abah dan Emak di sita. Abah dan Emak tak punya pilihan lain selain melepaskan rumah mewah mereka lalu pindah ke rumah warisan keluarga.

Abah, Emak, Euis dan Ara melewati masa adaptasi yang dramatis. Abah menjadi kuli bangunan, Emak berjualan keripik opak.

Sadar garis besar cerita sudah dramatis, sehingga sang sutradara mulai memfokuskan kepada interaksi Abah, Emak, Euis dan juga Ara dalam menghadapi masa sulit mereka.

Emosi yang disajikan oleh empat pemain ini cukup tergambar dengan jernih lewat berbagai masalah yang merupakan efek dari jatuh miskin.

Abah yang jungkir balik mencari pekerjaan. Emak yang memutar otak agar Ara bisa tetap ikut pertunjukan musikal di sekolah baru tanpa harus beli kostum baru.

Karena Ara yang tidak memahami sistem bangkrut mencoba mencerna satu persatu makna amarah Abah dan air mata Ema yang kera kali terlihat.

Sementara Euis pontang panting menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah baru dan menghadapi menstruasi pertamanya.

Memang konflik yang tersaji begitu sepele tapi sangat dekat bahkan menjadi bagian dari kehidupan kita sebagai penontonnya. Sehingga kita ikut merasakan apa yang dirasakan oleh keluarga tersebut.

Nirina menjadi magnet utama yang cukup memukau dalam adegan penyitaan rumah. Emak menatap Fajar tanpa berkedip.

Saat proses penyitaan selesai dan keluarga Abah di paksa untuk hengkang, barulah sorot mata tajam itu meneteskan air mata.

Begitu juga akting Ringgo, Zara dan Widuri mereka betul-betul bisa memaknai setiap adegan yang di buat dan begitu menghayatinya.

Unsur Intrinsik Film

Dalam resensi film keluarga cemara terdapat unsur intrinsik di dalamnya yaitu:

1. Tema

Tema yang diangkat dalam film ini yaitu tentang sebuah perjuangan keluarga saat tertimpa kemiskinan.

2. Tokoh dan Penokohan

  • Abah, ia merupakan sosok yang sabar, penyayang dan sangat jujur
  • Emak, ia merupakan sosok ibu yang tabah dan penyayang serta mau bekerja keras
  • Euis, ia merupakan anak yang baik dan mencoba beradaptasi dengan keadaan orang tuanya
  • Widuri, ia anak yang masih belum paham tentang apa artinya kebangkrutan
  • Fajar, ia merupakan pengkhianat dan suka menipu
  • Dan masih banyak lagi tokoh lainnya

3. Alur

Alur yang digunakan dalam film ini yaitu alur maju.

4. Latar Waktu

Latar waktu yang digunakan yaitu sekitar tahun 2018 dan waktu pagi, siang dan juga malam.

5. Latar Tempat

Latar tempat yang digunakan yaitu di Jakarta dan di Bogor, di rumah mewah, di rumah gubuk warisan.

6. Sudut Pandang

Latar suasana yaitu sedih ketika rumah mewah mereka disita, dan bahagia saat mereka masih berada di rumah mewah dan getir ketika mereka mencoba beradaptasi dengan keadaan.

7. Gaya Bahasa

Gaya bahasa Indonesia yang mudah di pahami oleh semua kalangan.

8. Amanat

Memberikan motivasi kepada kita semua seperti harus percaya diri, jujur, sabar, sungguh-sungguh, bekerja keras, serta harus berbakti kepada orang tua, berbuat baik kepada teman, tetangga, guru serta alam.

Unsur Ekstrinsik Film

Dalam resensi film keluarga cemara berikut merupakan unsur ekstrinsik novel yaitu:

1. Nilai Sosial

Sikap yang sangat sederhana namun saling menyayangi satu sama lain dan saling tolong menolong.

2. Nilai Moral

Sikap Fajar yang berkhianat dan juga menipu itu merupakan tindakan yang sangat tidak patut di contoh.

Kelebihan Film Keluarga Cemara

  • Banyak memberikan pesan moral kehidupan
  • Saling menyayangi antar keluarga
  • Alur cerita sederhana namun memiliki makna yang mendalam

Kekurangan Film Film Keluarga Cemara

  • Ada beberapa drama terjadi tanpa tujuan yang jelas
  • Hingga ending masih berusaha memberi percikan kesedihan yang terkesan di paksakan

Pesan Moral Film Keluarga Cemara

Terakhir dari resensi film keluarga cemara yaitu pesan moralnya yaitu

memberikan motivasi kepada kita semua seperti harus percaya diri.
Juga jujur, sabar, sungguh-sungguh, bekerja keras, serta harus berbakti kepada orang tua, berbuat baik kepada teman, tetangga, guru serta alam.

Suka membaca novel dan dunia literasi. Menuangkan ke dalam tulisan agar banyak orang yang tahu apa yang aku baca hari ini.

Artikel Menarik Lainnya: