Resensi Film Sang Pencerah, Mengenal Pendiri Muhammadiyah

Resensi Film Sang Pencerah, Mengenal Pendiri Muhammadiyah

Resensi Film Sang Pencerah, Mengenal Pendiri Muhammadiyah

Pernah nonton film Sang pencerah? Jika belum kamu perlu menonton film ini karena benar-benar memberikan pencerahan untuk mendalami keislaman secara lebih mendalam.

Jika kamu penasaran dengan isi bukunya kamu bisa baca dulu resensi film Sang Pencerah pada artikel ini. akan di bahas unsur penting film di dalamnya simak yuk!

Identitas Film Sang Pencerah

Judul FilmSang Pencerah
Penulis NaskahHanung Bramantyo
SutradaraHanung Bramantyo
Durasi film112 menit
Kategori FilmDrama Islam
Pemain FilmLukman Sardi sebagai KH Ahmad dahlan, Muhammad Ihsan Tarote sebagai Muahamad Darwis muda, Zakia Adya Mecca sebagai Siti Walidah, Slamet Rahardjo sebagai Kyai Choil Kamaludiningrat, Sujiwo Tejo, Dennis Adhiswara, Agus Kuncoro, Brian Andrews dan masih banyak lagi artis lainnya
Tahun Produksi2010
Perusahaan ProduksiMVP Pictures
Film Sang Pencerah ini mulai di produksi oleh MVP Pictures pada tahun 2010. Film ini berdurasi kurang lebih 112 menit. Dan film ini mengajarkan kita tentang keislaman lebih mendalam.

Dengan dibintangi oleh artis-artis Indonesia yang cukup populer dan tidak diragukan lagi aktingnya film ini memberikan pesan yang cukup baik.

Sinopsis Film Sang Pencerah

Film Sang pencerah ini mengisahkan sebuah desa komunal dengan mesjid besar pusat kegiatan keagamaan yang dipimpin oleh seorang penghulu dan diberi nama Kamaludiningrat.  

Pada saat itu islam dipengaruhi oleh ajaran Syeh Siti Jenar yang menempatkan raja sebagai perwujudan Tuhan, sehingga masyarakat desa komunal mulai bergeser ke arah kesesatan dan kemusrikan.

Namun, seorang pemuda bernama Ahmad Darwis yang kemudian berganti jadi Ahmad Dahlan menunaikan ibadah haji.

Dan memperdalam ilmu agama islam di Mekkah selama 5 tahun bermaksud untuk meluruskan pemahaman masyarakat kampung komunal saat itu.

Ia menyadari bahwa Mesjid Agung Kauman yang selama ini menghadap ke barat ternyata bukan menghadap Ka’bah melainkan ke Afrika. Dan Ahmad Dahlan menentang aturan yang telah di jalankan sudah berabad-abad itu.

Ahmad Dahlan yang mendapatkan mandat untuk melanjutkan langgar atau surau milik KH Abu Bakar ayahnya yang memanfaatkan surau tersebut untuk membuka forum pengajian.

Namun hal itu dianggap menyimpang oleh para ulama yang lebih senior. Hingga di bongkar paksa dan juga di usir oleh masyarakat komunal namun aksi ini di cegah oleh pamannya.

Dan belakangan ini Ahmad Dahlan kembali membangun surau atau langgar. Banyak yang menganggap ia Kyai kafir. Ia bahkan pernah membuka dan mendirikan pesantren secara gratis untuk umum.

Namun, aksi tersebut mendapat penolakan dari kepala sekolah yang mengajar KH Ahmad Dahlan semasa kuliah karena menggunakan fasilitas orang kafir seperti meja, kursi dan lain-lain.

Tak ingin berkubang dalam kesedihan akhirnya ia mengetahui tentang pembentukan organisasi bersama Budi Utomo.

Setelah itu, segera membentuk organisasi bernama “Muhammadiyah” yang berarti pengikut Nabi Muhammad SAW.

Yang bertujuan untuk mendidik umat Islam agar berpikiran maju. Sesuai perkembangan zaman. Pada saat yang sama ia menjabat sebagai presiden atau kepala dalam organisasi.

Bagaimana perjuangan KH Ahmad Dahlan dalam menyiarkan agama islam, yuk simak langsung filmnya agar lebih seru karena yang saya tulis di sinopsis hanya sebagian kecilnya saja.

Unsur Intrinsik Film

Dalam resensi film sang pencerah terdapat unsur intrinsik di dalamnya yaitu:

1. Tema

Tema yang diangkat dalam film yaitu perjuangan menegakkan kebenaran dan mendirikan kehidupan yang lebih baik.

2. Tokoh dan Penokohan

  • Kholil Kamaludiningrat, pemimpin pengajian yang arif dan bijaksana
  • KH. Ahmad Dahlan, baik, tegas, pintar, tidak mudah menyerah
  • Sakri, sahabat yang penyayang dan rendah hati
  • Budi Utomo, kreatif, dan penulis yang produktif
  • Kiai Noor, penyayang dan rendah hati
  • Dan masih banyak lagi tokoh lainnya

3. Alur

Alur yang digunakan dalam resensi film sang pencerah menggunakan alur campuran.

4. Latar Waktu

Latar waktu yang digunakan dalam film yaitu sekitar tahun 1867-1912 saat pada masa penjajahan Belanda.

5. Latar Tempat

Latar tempat yang digunakan dalam film sang pencerah ini yaitu di Kauma Yogyakarta, Mesjid Gede dan langgar Kidul, Keraton, Pedesaan, Pesantren, zaman penjajahan Belanda.

6. Latar Suasana

Latar suasana yaitu sedih ketika KH Ahmad Dahlan di fitnah sebagai Kyai kafir dan bahagia akhirnya KH Ahmad Dahlan mendirikan sebuah organisasi yang kuat yaitu Muhammadiyah.

7. Gaya Bahasa

Gaya bahasa sehari-hari orang Indonesia.

8. Amanat

Janganlah pantang menyerah jika dalam melakukan hal kebaikan berjuanglah apa yang patut diperjuangkan.

Unsur Ekstrinsik Film

Dalam resensi film sang pencerah berikut merupakan unsur ekstrinsiknya:

1. Nilai Sosial

Sikap para warga yang suka tolong menolong dan juga berosialisai meski dalam kesederhanaan.

2. Nilai Moral

Sikap KH A. Dahlan yang memiliki sikap pantang menyerah demi mendirikan kebenaran.

Kelebihan Film

  • Mengajarkan kita untuk terus berjuang dalam menegakan kebenaran
  • Sang tokoh utama yang bersikap positif sangat baik untuk di contoh
  • Toleransi dan semangat keilmuan ini patut menjadi contoh kaum para pemuda
  • Bisa di tonton oleh semua kalangan

kekurangan Film

  • Masih banyaknya orang yang terpengaruh oleh ajaran sesat dan menjadi goyahnya keyakinan
  • Ada beberapa part yang cukup terasa kurang penyelesaian konfliknya

Pesan Moral Film Sang Pencerah

Terakhir dari resensi film sang pencerah terdapat pesan moral di dalamnya yaitu:

Tetaplah semangat dalam menjalani kehidupan dan berjuanglah terus dalam setiap kebaikan meski banyak cobaan yang menerjang tetap dalam jalan kebenaran.

Suka membaca novel dan dunia literasi. Menuangkan ke dalam tulisan agar banyak orang yang tahu apa yang aku baca hari ini.

Artikel Menarik Lainnya: