Resensi novel air mata nayla ini akan memberikan ulasan baik kekurangan atau kelebihan dari novel tersebut. Tidak lupa ada sinopsis juga intrinsik dan ekstrinsiknya.
Simak terus artikel ini sampai selesai agar kamu tidak ketinggalan informasi penting mengenai resensi dari buku ini secara lengkap.
Judul Novel | Air Mata Nayla |
Penulis | Muhamad Ardiansha el-Zhemary |
Jumlah halaman | 320 Halaman |
Ukuran buku | 14×20 cm |
Penerbit | Najah |
Kategori | Fiksi Religi Romance |
Tahun Terbit | 2012 |
Harga novel | Rp. 40.000 |
Novel Air Mata Nayla merupakan karangan dari penulis Muhammad Ardiansha El-Zhemary. Dan cetakan pertamanya pada tahun 2012.
Novel dengan tebal 320 halaman ini memiliki kisah yang begitu unik.
Dimana saat seorang pasrah akan sebuah cinta karena Allah SWT. Maka keajaiban cinta itu pun akan menghadirkan bahagia.
Perjodohan keluarga membawa Hanif ke Kalimantan untuk mewujudkannya. Sayangnya, kecelakaan kapal membuat ia kehilangan segalanya, termasuk ingatannya.
Ia pun di tampung oleh seorang nelayan yang kemudian memberinya nama baru yaitu Ahmad Leonardo termasuk menyekolahkannya.
Keluarga tersebut bernama Pak Aziz dan Bu Meisa dan putri cantik mereka Sayla.
Mereka merawat Hanif dengan sabar mengobati tubuh Hanif yang penuh luka. Hingga koma berbulan-bulan. Dan ternyata ia hilang ingatan.
Awalnya hidup Hanif mengalami kekosongan hingga akhirnya pak Aziz menyekolahkan Hanif di sebuah SMA.
Di sekolah barunya itulah Ahmad bertemu dengan sosok gadis yang akhirnya selalu menari-nari di pikirannya. Nayla nama gadis bermata indah itu.
Berbulan-bulan kemudian ketika ingatannya kembali ia malah kehilangan memori ketika dirinya masih bernama Ahmad Leonardo. Sebuah kisah pencarian cinta yang sempat menghilang.
Cinta pasti membutuhkan pengorbanan. Selalu ada rasa bahagia, kecewa, tangis, dan haru yang akan datang silih berganti. Namun, sebuah cinta yang memang berlafadkan karena Allah.
Pencarian cinta sejati tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Doa-doa dan harapan harus selalu disampaikan kepada sang pencipta.
Dalam resensi sebuah novel tentunya memiliki unsur intrinsik di dalamnya, tidak terkecuali resensi novel Air Mata Nayla ini juga memiliki unsur intrinsik di dalamnya yaitu:
Tema yang digunakan dalam novel Air Mata Nayla ini yaitu menggunakan tema tentang percintaan yang di balut dengan unsur religi.
Alur yang di gunakan dalam novel ini menggunakan alur campuran dimana terdapat alur maju dan alur mundur di dalamnya.
Latar waktu yang digunakan dalam novel Latar waktu yang digunakan dalam novel Air Mata Nayla yaitu pagi, siang, sore dan malam hari.
Latar tempat yang digunakan dalam novel Air Mata Nayla yaitu di Kalimantan, sekolah, Rumah Pak Aziz, Rumah Nayla, dan pantai dll.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel Air Mata Nayla yaitu menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama yaitu dari sudut pandang Hanif sebagai pelaku utama.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini menggunakan bahasa sederhana sehari-hari namun ada beberapa puisi indah di beberapa halaman dan itu merupakan kelebihan dari novel ini.
Amanat yang terkandung dalam novel Air Mata Nayla yaitu selalu berbaik sangkalah kepada Allah atas apa yang telah menjadi ketetapannya.
Bersabarlah dalam menghadapi ujian serta mengikhlaskannya. Selalu menaati perintah orang tua apa pun alasannya jika itu kebaikan maka ikutilah. Karena tiada orang tua yang mau mencelakakan anaknya.
Berserah dirilah kepada Allah dan ikhlas menjalani takdirnya. Karena kita tidak tahu kebaikan apa yang Allah hadiahkan untuk kita setelahnya.
Berikut merupakan unsur ekstrinsik dari novel Air Mata Nayla, diantaranya adalah:
Nilai sosial yang terkandung dalam novel ini yaitu tolong menoolong terhadap sesama seperti yang dilakukan oleh keluarga Pak Aziz.
Yang dengan suka rela menolong orang yang terluka meski tidak tahu siapa ia.
Patuhilah perintah kedua orang tuamu jika itu merupakan sebuah kebaikan karena orang tua pasti ingin selalu yang terbaik untuk anaknya.
Terakhir dari resensi novel Air Mata Nayla yaitu pesan moral yang terkandung di dalamnya yaitu
Selalu berbaik sangkalah kepada Allah atas apa yang telah menjadi ketetapannya. Bersabarlah dalam menghadapi ujian serta mengikhlaskannya.
Selalu menaati perintah orang tua apa pun alasannya jika itu kebaikan maka ikutilah. Karena tiada orang tua yang mau mencelakakan anaknya.
Berserah dirilah kepada Allah dan ikhlas menjalani takdirnya. Karena kita tidak tahu kebaikan apa yang Allah hadiahkan untuk kita setelahnya.
Suka membaca novel dan dunia literasi. Menuangkan ke dalam tulisan agar banyak orang yang tahu apa yang aku baca hari ini.