Resensi Novel Asiyah Sang Mawar Gurun Firaun [Lengkap]

Resensi Novel Asiyah Sang Mawar Gurun Firaun [Lengkap]

Resensi Novel Asiyah Sang Mawar Gurun Firaun

Novel ini merupakan karangan best seller dari Sibel Eraslan yang mengisahkan Nabi Musa, Asiyah dan juga Firaun dengan gaya bahasa yang enak dan mudah di pahami meski novel terjemahan.

Kamu penasaran dengan isi buku ini? kamu bisa baca dulu resensi novel Asiyah sang mawar gurun Firaun pada artikel ini.

Akan di bahas mulai dari identitas sinopsis, intrinsik, ekstrinsik, hingga pesan moral yang terkandung dalam novel tersebut. Di simak yuk!

Identitas Novel

Judul NovelAsiyah Sang Mawar Gurun Firaun
PenulisSibel Eraslan
Jumlah halaman444 halaman
Ukuran buku13×20 cm
PenerbitPT. Keysa Media (Grup Puspa Swara Anggota Ikapi
KategoriFiksi
Tahun Terbit2014
Harga novelRp. 90.000,-

Novel Asiyah Sang Mawar Gurun Firaun ini merupakan karya best seller dari Sibel Eraslan. Novel ini mulai diterbitkan dan diterjemahkan di Indonesia pada tahun 2014 oleh PT. Keysa Media.

Novel ini memiliki ketebalan mencapai 444 halaman dan juga ukuran buku mencapai 14×20 cm.

Sinopsis Novel Asiyah Sang Mawar Gurun Firaun

Novel ini mengisahkan Asiyah binti Muzahim adalah salah satu cucu Raja Reyyan yang menjadi pengikut agama yang di bawa oleh nabi Yusuf.

Perjalanan Asiyah di mulai sejak kecil Apa –atau Aton seorang abdi Raja Akhen yang bertugas melindungi Asiyah kecil dari pemberontakan di bawah kepemimpinan Herembeb.

Meskipun ia Apa buta karena disentuh dengan besi keyakinan Apa terhadap Tuhan yang satu tak pernah goyah.

Untuk melindungi Asiyah dari kemurkaan para pemberontak, Apa melepaskan medali kerajaan yang tergantung di lehernya.

Ketika rombongan imigran terus berjalan. Apa sibuk menyiapkan daftar anak-anak yang akan dimasukkan ke dalam akademi kerajaan. Mereka adalah Yes, Pare-Aton, Karonaim dan Hama-Aton.

Yes adalah nama lain dari Asiyah kecil ia merupakan gadis 15 tahun yang cantik dan berhati emas. Anak kedua yaitu Pare-Aton pemuda yang berasal dari Amarna berusia 20 tahun. Yang di panggil “Ra”.

Dan daro Ka pemuda dari karonaim yang jenius di bidang keilmuan. Juga ada Ha sejak kecil sangat cocok menjadi penasihat.

Seperti yang telah ditakdirkan. Ra menjadi raja Mesir dan Yes menjadi Ratu yang kedudukannya sama tinggi dengan suaminya, Raja Ra.

Karonaim atau Karun menjadi kepala akademi kerajaan dan Ha menjadi penasihat raja. Raja Ra berubah jadi pemimpin yang diktator dengan memperkerjakan paksa suku Apiru yang dianggap bukan asli.

Dan ia memiliki kebijakan membunuh semua bayi laki-laki yang lahir di tahun kematian. Imran dan Yakobed adalah salah satu keluarga Apiru yang melahirkan bayi di tahun kematian.

Bayi tersebut di hanyutkan Yakobed ke sungai Nil yang kemudian ditemukan oleh Ratu Asiyah dan diberi nama Musa.

Meskipun sedikit ragu raja Pare-Aton akhirnya mengizinkan Ratu Asiyah mengangkatnya menjadi anak karena ia tak pernah melihat senyum sang Ratu begitu bahagia seperti saat bersama Musa.

Ratu juga memutuskan Yakobed sebagai ibu susu bayi Musa. Musa tumbuh besar dengan didikan istana yang sangat ketat selama tujuh tahun.

Raja Pare Aton menganggap dirinya sempurna dan menganggap dirinya sebagai Tuhan.

Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Ini persis seperti kisah nabi yang pernah kisah dengan hanya saja dijelaskan secara detail di novel ini beserta nama dan latar yang terasa begitu nyata.

Unsur Intrinsik Novel

Dalam resensi novel Asiyah sang mawar gurun Firaun terdapat unsur intrinsik di dalamnya, yaitu:

1. Tema

Tema yang diangkat dalam novel tentang sejarah nabi musa dan firaun

2. Tokoh dan Penokohan

  • Asiyah, perempuan cantik yang berhati emas
  • Firaun, sombong, dan menganggap dirinya Tuahn, dan sangat kejam
  • Ha, ia merupakan penasehat raja yang pandai menghasut
  • Ka, ia pemimpin akademi kerajaan yang cerdas
  • Yakobed, ibu kandung Musa
  • Musa, Musa seorang nabi utusan Allah
  • Dan masih banyak lagi

3. Alur

Alur yang digunakan alur maju atau progresif.

4. Latar Waktu

Latar waktu pada saat zaman kerajaan Mesir kuno.

5. Latar Tempat

Latar tempat di Mesir, kerajaan Harembeb, di Delta, sungai Nil, dan masih banyak lagi latar tempat lainnya.

6. Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini yaitu sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.

7. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan cukup mudah dipahami meski ini novel translate dan enak di baca.

8. Amanat

Janganlah sombong karena kamu memiliki kekuasaan dan kekuatan karena sang penguasa bumi dan langit adalah Tuhan Yang Maha Esa.

Unsur Ekstrinsik Novel

Dalam resensi novel Asiyah sang mawar gurun Firaun terdapat unsur ekstrinsik di dalamnya yaitu:

1. Nilai Sosial

Nilai sosial terdapat dalam sikap Asiyah yang sangat baik menolong bayi yang di hanyutkan di sungai.

2. Nilai Moral

Sikap sombong Firaun akhirnya Allah murka dan menenggelamkan beserta dengan bala tentaranya yang kejam ke laut merah.

Kelebihan Novel

  • Novel ini banyak memberikan pesan moral
  • Kisah Sultanah Asiyah yang luar biasa ketangguhan seorang wanita meski nyawa taruhannya
  • Di novel ini terdapat informasi yang mungkin belum banyak tahu yaitu tentang raja Firaun dua generasi

Kekurangan Novel

  • Salah satu kekuranag novel ini cover bukunya saja yang kurang menarik
  • Selebihnya sangat baik

Pesan Moral Novel Asiyah Sang Mawar Gurun Firaun

Terakhir dari resensi novel Asiyah sang mawar gurun Firaun terdapat pesan moral yaitu Janganlah sombong karena kamu memiliki kekuasaan dan kekuatan karena sang penguasa bumi dan langit adalah Tuhan Yang Maha Esa.

Suka membaca novel dan dunia literasi. Menuangkan ke dalam tulisan agar banyak orang yang tahu apa yang aku baca hari ini.

Artikel Menarik Lainnya: