Novel karya Muthia Sayekti ini merupakan novel yang bergenre psikologi tentang menghadapi quarter life crisis atau sedang mencari jati diri.
Bagi kamu yang ingin tahu lebih lanjut dari buku ini. Yuk simak resensi novel berdamai dengan diri sendiri di artikel ini. Kamu akan menemukan hal-hal penting yang terdapat dalam buku itu.
Seperti identitas, intrinsik, ekstrinsik dan juga kelebihan dan kekurangan serta pesan moral yang terkandung dalam novel tersebut.
Judul Novel | Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya |
Penulis | Muthia Sayekti |
Jumlah halaman | 216 Halaman |
Ukuran buku | 13×20 cm |
Penerbit | Psikologi Corner |
Kategori | Psikologi |
Tahun Terbit | 2020 |
Harga novel | Rp. 94.500 |
Novel ini sesuai dengan bukunya buku ini merupakan buku psikologi tentang bagaimana berdamai dengan diri sendiri serta menerima diri sendiri apa adanya.
Buku ini memiliki ketebalan 216 halaman dan memiliki 6 Bab di dalamnya. Buku ini mulai pertama kali diterbitkan pada tahun 2020 oleh PT Psikolo Corner.
Buku ini sangat cocok bagi kalian yang sedang mencari jati diri atau merasa bingung aku ini siapa. Kamu bisa baca buku ini.
Novel Berdamai dengan diri sendiri ini merupakan pena dari seorang Muthia Sayekti yang mengalami gejolak batin mengenai dirinya sendiri. Musuh terhebat manusia adalah diri sendiri.
Seseorang yang belum selesai berurusan dengan dirinya sendiri. Pastinya sulit untuk bisa peduli dan bermanfaat bagi orang lain.
Banyak di luaran sana yang tidak menyadari bahwa konflik batin adalah permasalahan vital yang sering kali terabaikan.
Karena orang-orang yang telah berdamai dengan diri sendirilah yang mampu menjalani kehidupan yang penuh tuntutan ini dengan lebih tenang.
Di bab awal penulis mampu memberikan pertanyaan dan akan membuat pembaca merasa bertanya-tanya mengapa percaya diri itu penting?
Dan di Bab terakhir penulis akan memberikan solusi agar berdamai dengan diri sendiri bisa dilakukan.
Penulis mencoba menyadarkan pembaca bahwa seseorang itu harus bisa memaksimalkan ini akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja.
Oleh karena itu jangan pernah ragu untuk memaksimalkan kemampuan yang kamu miliki di mulai dari sekarang juga.
Inti dari buku ini setiap kekurangan yang dimiliki jangan dijadikan sebagai penghalang dan tanamkan rasa syukur sesegera mungkin. Jadi, bagaimana tertarik dengan buku ini? Yuk baca novelnya.
Berikut merupakan unsur intrinsik dari resensi novel berdamai dengan diri sendiri Muthia Sayekti, diantaranya adalah:
Tema yang diangkat dalam novel ini adalah tentang psikologi. Atau tentang ilmu yang berkaitan dengan kejawaan yaitu tentang berdamai dengan diri sendiri.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini yaitu sudut pandang orang pertama yaitu sudut pandang dari penulis itu sendiri yaitu Muthia Sayekti.
Penulis itu sendiri yaitu Muthia Sayekti yang pernah mengalami rasa kurang percaya diri dan merasa insecure dengan diri sendiri dan iri dengan kelebihan orang lain.
Gaya bahasa yang digunakan gaya bahasa yang sederhana dan mudah di pahami terutama bagi kalian yang seusia dengan penulis.
Amanat yang terkandung dalam novel berdamai dengan diri sendiri Muthia Sayekti ini yaitu jangan jadikan kekurangan kita sebagai penghalang dan menganggap diri merasa insecure.
Karena Tuhan menciptakan manusia dengan kekurangan dan juga kelebihan masing-masing.
Tanamkan rasa syukur dari mulai sekarang dan sesegera mungkin karena dengan syukur kita mampu berdamai dan menerima apa adanya diri kita.
Berikut merupakan beberapa unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel ini adalah:
Nilai sosial yang terkandung dalam novel yaitu ketika Muthia Sayekti sudah bisa menerima kekurangannya dan mulai menanamkan rasa syukur ia mampu menjadi orang yang lebih percaya diri.
Dengan segala yang tercurah ada beberapa nilai moral yang terdapat dalam novel ini yaitu mengenai menghargai kelebihan seseorang dan juga menghargai kelebihan diri sendiri.
Dengan tidak membenci kekurangan tapi ubahlah kekurangan menjadi keunikan.
Dengan novel ini mampu meningkatkan rasa syukur setiap pembaca setelah membaca buku ini.
Terakhir dari resensi novel berdamai dengan diri sendiri ini yaitu pesan moralnya adalah jangan jadikan kekurangan kita sebagai penghalang dan menganggap diri merasa insecure.
Ubahlah kekurangan jadi keunikan. Karena Tuhan menciptakan manusia dengan kekurangan dan juga kelebihan masing-masing.
Tanamkan rasa syukur dari mulai sekarang sesegera mungkin karena dengan syukur kita mampu berdamai dan menerima apa adanya diri kita.
Suka membaca novel dan dunia literasi. Menuangkan ke dalam tulisan agar banyak orang yang tahu apa yang aku baca hari ini.