Resensi Novel Cinta Dalam Diam: Sinopsis & Pesan Moralnya

Resensi Novel Cinta Dalam Diam: Sinopsis & Pesan Moralnya

Resensi novel Cinta Dalam Diam

Cinta Dalam Diam merupakan sebuah novel romance yang berpadu dengan religi. Resensi novel Cinta Dalam Diam ini akan memberikan gambaran garis besar cerita, unsur-unsur cerita, kelebihan hingga kekurangan, dan juga pesan moralnya.

Bagi kamu yang belum pernah baca novel ini, yuk baca dulu resensi ini. Kamu akan tahu apa saja isi cerita dari novel ini secara lengkap.

Resensi Novel Cinta Dalam Diam Lengkap

Berikut ini adalah identitas, sinopsis, kelebihan, kekurangan hingga pesan moral novel Cinta Dalam Diam.

1. Identitas Novel Cinta Dalam Diam

Judul NovelCinta Dalam Diam
PenulisShineeminka
Jumlah halaman356
Ukuran buku14 cm × 20,5 cm
PenerbitBintang Media
KategoriNovel Romance Religi
Tahun Terbit2017

2. Sinopsis Novel Cinta Dalam Diam

Kisah Cinta Dalam Diam bermula dengan sebuah perjodohan antara Zahra dengan Ali. Alasan mereka dijodohkan adalah kedua ibu mereka merupakan teman dekat.

Zahra merupakan mahasiswi jurusan kedokteran semester awal. Dia adalah seorang perempuan yang sedang belajar hijrah setelah membaca cerita Ali dan Fatimatuzzahra.

Ali adalah seorang dokter lulusan salah satu universitas di Malaysia. Dia juga merupakan dosen di universitas yang Zahra tempuh.

Zahra tetap menerima perjodohan itu, walaupun dia belum siap. Zahra ingin menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya. Kemungkinan besar, Ali juga begitu. Akhirnya mereka menikah.

Pada malam pertama pernikahan mereka, wajah Ali seketika berubah saat melihat Ayana, adik angkat ibu Zahra. Kemudian, ketika Zahra sedang di kamar mandi, dengan suara cukup keras Ali menelpon Danang, sahabat Ali.

Ucapan Ali yang terdengar oleh Zahra membuat hatinya sedikit tergores. Ali mengatakan bahwa dia telah salah mengira. Ayana adalah orang yang selama ini ada di dalam doanya, bukan Zahra yang notabenya telah dia nikahi.

Zahra dan Ayana memang memiliki wajah yang mirip. Bedanya, Zahra memiliki lesung di pipinya.

Tidak dengan Ayana yang tidak memiliki lesung. Ali pernah mencintai seseorang dalam diam pada saat dia berkuliah di Turki. Ali terus-terusan mencari perempuan tersebut.

Hingga pada saatnya ibu Ali menunjukkan sebuah foto yang mengejutkannya.

Foto yang ditunjukkan oleh ibu Ali adalah foto Zahra. Akan tetapi, karena kemiripan yang mereka miliki, Ali mengira perempuan itu adalah Ayana. Zahra pun menangis di dalam kamar mandi.

Walaupun pernikahan ini adalah sebuah perjodohan, tetapi Zahra sudah berusaha untuk menerima Ali. Hatinya sudah mulai kagum dan berdebar saat melihat Ali. Zahra sudah berniat untuk mencintai suaminya, Ali.

Setelah itu, Ali pamit untuk pulang ke rumahnya. Sesuatu miliknya tertinggal, kata Ali. Namun, kenyataannya Ali pergi menemui Danang. Danang sebagai sahabat menasehati sahabatnya untuk tetap berpikir jernih, sadar bahwa dia sudah menikahi Zahra.

Ali pulang setelah mendapat nasehat dari Danang. Dia mencoba untuk menerima keadaan. Berjalan enam bulan pernikahan Zahra dan Ali, perjalanan mereka tidak semulua itu. Ayana datang ke dalam kehidupan mereka. Kembalinya Ayana membuat iman Ali sedikit goyah.

Ali tidak ingin melepaskan Zahra. Dia sudah nyaman bersama dengannya. Akan tetapi, Ali masih mencintai Ayana, cinta pertamanya. Perlahan tapi pasti, Ali benar-benar nekat.

Dia menjalin hubungan dengan Ayana, tanpa sepengetahuan Zahra, istrinya. Ali sering melewatkan kesempatan yang bisa dia habiskan bersama Zahra.

Sikap Ali yang berubah membuat Zahra mengerti bahwa telah terjadi sesuatu di belakangnya.Zahra bingung. Setega itukah tantenya merusak rumah tangga yang Zahra usahakan untuk terus bertahan. Seorang hafidz yang paham agama malah menyakiti hati istri sah seseorang.

Tiada hari tanpa tangis. Zahra lelah memendam semua ini sendiri. Akan tetapi, dia selalu ingat agama. Dia tidak ingin berbuat dosa dengan tidak memperlakukan suaminya dengan baik. Ali benar-benar kalut.

Di satu tempat di hatinya, dia tidak ingin menyakiti Zahra terus-menerus. Ali juga tidak ingin terus berbuat dosa. Dia pun pergi mendatangi ibunya untuk meminta saran darinya.

Setelah menceritakan semuanya kepada sang ibu, Ali sedikit merasa lega telah membagi masalah besarnya. Ibu Ali terkejut dengan kenyataan ini. Pikiran dan hati seorang ibu sedang dipertaruhkan sekarang.

Ibu Ali memutuskan untuk berbicara dengan Zahra. Dia meminta Zahra mengikhlaskan Ali. Hati Zahra tentu hancur. Akan tetapi, dia mencoba berpikir jernih.

Zahra pun mau mengikhlaskan Ali dengan syarat Ali harus menyetujui bercerai dengan Zahra. Namun, Ali tidak mau. Ibu Ali yang sangat menyayangi Zahra, meminta Ali untuk mengambil keputusan dengan tegas. Dia tidak ingin Zahra tersakiti terus-menerus.

Zahra menangis. Di kamar mandi dia luapkan semua isi hatinya. Hingga Ali datang dan melihat banyak darah di sana. Zahra dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan keguguran.

Ali sangat menyesal mendengar hal itu. Zahra sadar dan Ali langsung meminta maaf kepada Zahra tanpa memberitahukan bahwa dia telah mengalami keguguran.

Pada akhirnya, Zahra tahu bahwa dia keguguran karena Ayana mengatakannya. Hatinya benar-benar telah dibuat hancur berkali-kali. Ditambah dengan kenyataan pahit itu dia dengar dari orang yang sangat dia benci.

Zahra dengan tegas meminta bercerai. Ali sempat memohon kepada Zahra, namun dia tetapi menolaknya. Perceraian adalah jalan terbaik.

Mereka pun berpisah dan Zahra pulang ke rumah orang tuanya. Tak lupa dia mengembalikan cincin pernikahan mereka yang sebelumnya dia berikan kepada ibu Ali.

Setelah lama menjalani hidup masing-masing, Ali menjemput Zahra berniat rujuk. Zahra tidak bisa bohong bahwa cintanya masih ada untuk Ali. Ali jatuh sakit dan Zahra merawatnya di rumah sakit.

Tiba-tiba Ayana datang dan meminta pertanggungjawaban atas anak Ali yang dikandungnya. Zahra terkejut dan pergi meninggalkan mereka. Ali pun koma dan Zahra kembali dengan terus berdoa untuk kesembuhan Ali. Kebenaran pun terbukti. Anak yang dikandung Ayana bukanlah anak Ali.

Secara ajaib, mata Ali terbuka. Ali pun kembali bersama Zahra. Singkatnya, Ayana menikah dengan Dylan, ayah dari anak yang dikandungnya. Tahun demi tahun berlalu.

Ali dan Zahra masih sabar menanti anak mereka. Hingga setelah tujuh tahun pernikahan, Zahra dikaruniai seorang anak laki-laki. Mereka pun hidup layaknya sepasang suami-istri yang berkeluarga.

3. Kelebihan Novel Cinta Dalam Diam

Novel Cinta Dalam Diam menyelipkan ilmu agama di alur ceritanya. Banyak ajaran-ajaran agama yang bisa diambil pembaca dengan bahasa yang mudah dipahami.

Novel ini juga mengajarkan sikap kedewasaan saat seseorang telah menikah. Pernikahan yang mewajibkan seseorang untuk hidup lebih dewasa.

4. Kekurangan Novel Cinta Dalam Diam

Kekurangan novel ini adalah masih ditemukannya penulisan kata yang salah. Konflik dalam cerita juga terbilang sangat drama. Alur ceritanya cukup banyak digunakan dan mudah ditebak.

5. Unsur Intrinsik Novel Cinta Dalam Diam

Resensi novel Cinta Dalam Diam juga mencakup unsur intrinsiknya. Berikut unsur-unsur intrinsik tersebut.

5.1. Tema

Cinta Dalam Diam mengusung tema percintaan yang didasari oleh sebuah perjodohan yang dilakukan orang tua.

5.2. Alur

Novel ini menggunakan alur campuran, yaitu alur maju dan alur mundur.

5.3. Tokoh

  • Zahra
  • Ali
  • Ayana
  • Ibu Zahra
  • Ibu Ali
  • Danang
  • Dylan

5.4. Latar Waktu

Cinta Dalam Diam berlatar pagi, siang, sore, hingga malam hari.

5.5. Latar Tempat

Beberapa tempat dalam cerita yaitu rumah Ali, rumah Zahra, kampus Zahra, rumah sakit, masjid, kantor, Malang, Jakarta, hingga Turki.

5.6. Latar Suasana

Latar suasana dalam cerita ini beragam. Sedih, bahagia, menegangkan hingga mengharukan.

5.7. Sudut Pandang

Novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga atau serba tahu.

5.8. Amanat

Dalam novel Cinta Dalam Diam, hikmah atau pelajaran yang bisa kita ambil adalah jodoh tidak akan ke mana-mana. Jika takdir kita adalah dia, maka Allah akan menjaganya.

Selalu berada di jalan yang benar. Karena sesungguhnya jalan yang salah pasti membuatmu tersesat dan jauh dari Tuhan.

6. Unsur Ekstrinsik Novel Cinta Dalam Diam

Berikut unsur-unsur ekstrinsik Cinta Dalam Diam.

6.1. Nilai Religius

Nilai religius dalam novel ini adalah manusia yang harus selalu melibatkan Tuhan dalam segala sesuatunya.

Entah itu kegiatan sehari-hari, pengambilan keputusan, hingga sebuah penyesalan. Dalam segala hal harus selalu ingat kepada Tuhan.

6.2. Nilai Moral

Cinta Dalam Diam mengajarkan kita untuk selalu jujur kepada pasangan. Teguh hati saat menghadapi sebuah masalah, walaupun masalah besar sekalipun.

6.3. Nilai Sosial

Novel Cinta dalam Diam menyiratkan bahwa sebagai seorang manusia harus tetap berbuat baik kepada orang lain meskipun orang lain berbuat jahat.

6.4 Psikologi Pengarang

Psikologi pengarang novel Cinta Dalam Diam menyampaikan katakter tokoh dengan sangat detail.

Dapat diketahui bahwa pengarang mempunyai psikologis yang dapat memahami setiap karakter orang di sekitarnya sehingga dapat menciptakan tokoh dengan berbagai karakter.

7. Pesan Moral Novel Cinta Dalam Diam

Pesan moral yang berusaha disampaikan di sini adalah selalu berbuat dan berjalan di kebenaran, selalu percaya dengan kehadiran Sang Pencipta.

Lindungan dirinya adalah nyata bagi orang yang berada di jalannya. Jangan takut dan jangan lupa berdoa. Kekuasaan Tuhan itu nyata adanya.

Akhir Kata

Resensi novel Cinta Dalam Diam ini berusaha mengupas tuntas apa yang ada dalam isi novel cinta dalam diam. Semoga bermanfaat khususnya bagi kamu yang merasa penasaran dengan cerita dalam novel ini.

Jangan lupa bagikan artikel ini ke media sosial kamu agar makin banyak orang tahu tentang cerita ini secara lengkap.

Seorang guru Bahasa Indonesia yang kebetulan suka membaca novel dan mencurahkannya ke dalam tulisan.

Artikel Menarik Lainnya: