Resensi Novel Gajah Mada Bergelut Dalam Takhta Dan Angkara

Resensi Novel Gajah Mada Bergelut Dalam Takhta dan Angkara

resensi novel Gajah Mada bergelut dalam Takhta dan Angkara

Novel Gajah Mada Bergelut Dengan Tahta Dan Angkara ini merupakan kelanjutan kisah Gajah Mada. Penasaran dengan kisahnya?

Kamu bisa baca resensi novel Gajah Mada bergelut dalam Takhta dan Angkara ini terlebih dahulu. Agar mengetahui identitas, sinopsis, intrinsik, dan ekstrinsiknya.

Tak lupa kelebihan dan juga kekurangan serta pesan moral yang terkandung di dalamnya. Simak yuk!

Identitas Novel Gajah Mada Bergelut Dalam Takhta dan Angkara

Judul NovelGajah Mada Bergelut Dalam Takhta dan Angkara
PenulisLangit Kresna Hariadi
Jumlah halaman508 Halaman
Ukuran buku14×21 cm
PenerbitTiga Serangkai
KategoriFiksi Sejarah
Tahun Terbit2012
Harga novelRp. 40.000

Novel ini merupakan sekuel novel pertama seri Gajah Mada karya Langit Kresna Hariadi dan pertama kali di terbitkan pada tahun 2012 oleh PT.

Tiga Serangkai dengan jumlah halaman sebanyak 508 Halaman.

Sinopsis Novel Gajah Mada Bergelut Dalam Takhta dan Angkara

Novel ini menceritakan kelanjutan dari kisah kerajaan Majapahit yang telah kehilangan Sri Prabu Jayanegara karena di racuni oleh Ra Tanca.

Dan akhinrnya penerus kerajaan Majapahit satu-satunya itu meninggal.

Kepergian Jayanegara membuat kegoncangan di dalam istana.

Para ratu, yaitu Tribuaneswari, Narendraduhita, Pradnya Paramita, Gayatri dan Dara Petak, kalang kabut memutuskan penerus kerajaan Majapahit.

Dua adik Jayanegara lainnya adalah perempuan, yaitu Sri Gitarja dan Dyah Wiyat keduanya merupakan anak dari Raden Wijaya dengan istri ke empat Gayatri.

Dengan perginya Jayanegara maka kerajaan akan diteruskan oleh salah satu dari dua putri tersebut.

Saat mereka berempug memutuskan ada peristiwa genting seperti pembunuhan beruntun.

Dari laporan Gajah Mada, dicurigai bahwa peristiwa di atas di lakukan oleh beberapa orang yang berniat melakukan makar.

Kecurigaan tertuju pada calon suami para sekar kedaton yaitu Raden Cakradara calon Sri Gitarja dan Raden Kudamerta pasangan Dyah Wiyat.

Jangan lupa dendam Ra Tanca ini diakibatkan oleh makar yang dilakukan Ra Kuti dan kelompoknya dan di tumpas oleh gajah Mada.

Dan menyisakan Ra Tanca ia menyerahkan diri dan di ampuni.
Lalu apa hubungan Ra Tanca dengan pembunuhan beruntun?

Siapa dalang di balik kekacauan semua ini? Yuk baca novel Gajah Mada seri kedua ini.

Unsur Intrinsik Novel Gajah Mada

Dalam resensi novel Gajah Mada berikut beberapa unsur intrinsik di dalamnya, yaitu:

1. Tema

Tema yang diangkat dalam novel ini adalah tentang politik sejarah kerajaan Majapahit.

2. Tokoh dan Penokohan

Berikut merupakan beberapa tokoh dalam novel Gajah Mada Bergelut dengan Tahta dan Angkara, diantaranya yaitu:

  • Gajah Mada, Patih Majapahit yang kuat, pemberani dan bertanggung jawab.
  • Ra Tanca, merupakan orang yang melakukan makar dan di ampuni oleh raja Sri Parbu Jayanegara.
  • Sri Gitarja, merupakan anak Raden Wijaya dengan istri keempat yaitu Gayatri.
  • Dyah Wiyat, anak perempuan Raden Wijaya dari Gayatri.
  • Raden Cakrada, merupakan calon Sri Gitarja.
  • Raden Kudamerta, ia merupakan calon dari Dyah Wiyat.
  • Dan masih banyak tokoh lainnya.

3. Alur

Alur yang digunakan dalam novel Gajah Mada ini menggunakan alur campuran dimana terdapat alur maju dan alur mundur di dalam novel tersebut.

4. Latar Waktu

Latar waktu yang digunakan dalam novel ini berkisar pada tahun 1350 sampai dengan 1357.

5. Latar Tempat

Latar tempat yang digunakan dalam novel Gajah Mada yaitu di kerajaan Majapahit.

6. Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam novel Gajah Mada ini yaitu merupakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.

7. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Gajah Mada ini menggunakan gaya bahasa yang ringan dan mudah di pahami oleh semua kalangan.

8. Amanat

Amanat yang terkandung dalam novel Gajah Mada Bergelut dengan Tahta dan Angkara ini adalah :

Bertanggungjawablah atas semua yang telah dilakukan, serta cintailah pekerjaan juga bagaimana dampak buruk keserakahan akan membuat dirimu celaka.

Unsur Ekstrinsik Novel Gajah Mada

Berikut merupakan beberapa unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel Gajah Mada diantaranya yaitu:

1. Nilai Sosial

Nilai sosial yang terdapat dalam novel Gajah Mada ini yaitu gotong royong yang terdapat dalam masyarakat Majapahit yang sangat patut di contoh.

2. Novel Moral

Nilai moral yang terdapat dalam novel Gajah Mada ini adalah mengenai keserakahan tidak akan membuatmu tenang. Dan balas dendam akan membuat dirimu malah celaka.

3. Nilai Budaya

Nilai budaya yang terkandung dalam novel Gajah Mada ini mengangkat tentang budaya dengan menggunakan beberapa bahasa Jawa di dalam novelnya.

Kelebihan Novel Gajah Mada

  • Novel ini merupakan karya perspektif, baik secara historis, sosiologis dan antrpologis.
  • Novel ini diceritakan secara pemnarik sehingga menjadi media interaktif.
  • Alur dan latar membuat pembaca merasakan sensasi berwisata dan lebur pada zaman lampau.
  • Dan juga menghayati kembali kisah dan peristiwa penting dalam perjalanan sejarah Majapahit.

Kekurangan Novel Gajah Mada

  • Ada terdapat beberapa kesalahan seperti nama dan tahun kejadian peristiwa sejarah.
  • Ada beberapa tyfo dan kesalahan kata

Pesan Moral Novel Gajah Mada Bergelut Dalam Takhta dan Angkara

Terakhir dari resensi novel Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara ini adalah pesan moral yang terkandung di dalam novel tersebut yaitu:

Bertanggungjawablah atas semua yang telah dilakukan, serta cintailah pekerjaan.

Juga bagaimana dampak buruk keserakahan akan membuat dirimu celaka. Maka berhati-hatilah.

Suka membaca novel dan dunia literasi. Menuangkan ke dalam tulisan agar banyak orang yang tahu apa yang aku baca hari ini.

Artikel Menarik Lainnya: