Bagi kamu yang sedang mencari resensi novel garuling gending kamu bisa simak artikel ini sampai selesai karena tim Mustakim Media akan menjelaskan secara lengkap resensi novel ini mulai dari identitas novel, sinopsis, intrinsik hingga pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Novel ini sendiri mengisahkan tentang kehidupan seorang gadis yang berperan di dunia seni bernama Sarah. Novel sunda ini memiliki beberapa pesan moral terkandung di dalamnya dan tentunya sangat penting untuk kehidupan.
Judul Novel | Garuling Gending |
Penulis | Tatang Sumarsono |
Penerbit | CV Putra Setia |
Jumlah Halaman | 388 kaca |
Kategori | Fiksi |
Ukuran Buku | 15×21 cm |
Tahun Terbit | 2011 |
Harga Buku | Rp.67.500,- |
Novel sunda Garuling Gending ini merupakan sebuah karya yang yang di tulis Tatang Sumarsono dan novel ini mulai diterbitkan pada cetakan pertama di tahun 1996 ku PT. Kiblat Buku Utama.
Selain itu lanjut dengan cetakan selanjutnya di tahun 2011 oleh CV Putra Setia dimana novel ini memiliki ketebalan mencapai 388 halaman. Novel ini juga memiliki ukuran buku sekitar 15×21 cm dan di bandrol mulai harga Rp.67.500,- saja.
Dalam resensi novel Garuling Gending ini akan dijelaskan secara lengkap termasuk sinopsisnya dimana sinopsis ini akan dijelaskan mengenai cerita secara singkat dan secara garis besar dari novel tersebut.
Novel Garuling Gending ini merupakan sebuah kisah dari seorang gadis cantik yang merupakan turunan dari orang berada dan dari kecil dia sudah belajar menari hingga masuk sanggar kesenian.
Sarah gadis kota yang cukup modern. Dimana ia selalu mendapatkan kesenangan dunia di suatu waktu kesenangan dunia ini harus di tebus dengan harga termahal sebab Umsar guru sanggarnya telah merusak harga dirinya.
Dan dari sana Sarah merasa terus ingin menikmati kesenangan dunia serta bergelimpangan materi. Seterusnya Sarah mulai mendekati pejabat yang merupakan pejabat penting dalam pemerintahan di Negeri ini.
Dan kehidupan Sarah semakin bergelimbangan harta dan kenikmatan dunia dan suatu saat ada yang mengganggu kesenangannya.
Di sisi lain ada satu tokoh lelaki kampung yang sedang belajar di kota Bandung bernama Panji. Dimana dari lahir Panji sudah bersama dengan ibu tirinya. Karena Bapak Panji merupakan seorang pensiunan TNI.
Dan selanjutnya sukses menjadi kepala desa di sana hingga dua kali periode pemilihan. Dan keluarga Panji ini berasal dari beberapa turunan dan ia merupakan anak bungsu dari ibunya yang berbeda.
Suatu malam ditakdirkan Sarah dan Panji bertemu dengan tidak sengaja dimana Sarah dalam keadaan mabuk. Dan setelah itu, Panji yang baik hati membawanya ke kontrakannya. Dan dari sanalah keduanya semakin dekat.
Panji yang merupakan aktivis proreformasi dan tidak setuju dengan pemerintahan orde baru mengantarkannya kepada pemberontakan.
Hingga suatu waktu ia di tahan dan keinginannya untuk menikahi Sarah haruslah ia kubur karena Sarah sama sekali belum memberikan respon kepada Panji mengenai jawabannya untuk menerima atau menolak.
Dan setelah Panji bebas dari tahanan ia mendengar kabar bahwa Sarah masuk rumah sakit tapi tetap saja jawaban Panji belum di dapatkannya hingga akhirnya Panji menghilang tanpa tahu kemana setelah ia menjenguk Sarah di rumah sakit.
Lantas apa yang terjadin dengan Panji? Akankah Sarah bisa menerima cinta Panji? Yuk, simak kelengkapan ceritanya di novel Garuling Gending ya!
Dalam resensi novel garuling gending ini terdapat unsur intrinsik di dalamnya yang perlu kamu ketahui, diantaranya adalah:
Tema yang diangkat dalam novel garuling gending ini adalah mengisahkan seorang gadis yang berkecimpung di dunia seni.
Alur yang digunakan dalam novel garuling gending ini yaitu menggunakan alur maju dimana dari awal hingga akhir cerita di ceritakan secara runtut dan teratur.
Latar waktu yang digunakan dalam novel garuling gending ini yaitu menggunakan latar waktu pagi hari, siang hari dan juga malam hari.
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan latar tempat kota Bandung, kampung, di kontrakan, di jalan dan masih banyak latar tempat lainnya.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel sunda garuling gending ini menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel garuling gending ini yaitu menggunakn gaya bahasa sunda yang mudah dipahami.
Manfaatkanlah media pelajaran sebagai jembatan untuk memberikan dan menebar kebaikan serta mengajarkan agama islam dan ingatlah kodrat sebagai perempuan karena tidak selamanya kesenangan dunia bisa memuaskan kamu.
Selain unsur intrinsik dalam resensi novel garuling gending ini akan di bahas juga unsur ekstrinsik novel dan berikut penjelasan lengkapnya:
Nilai sosial yang terkandung dalam novel garuling gending ini adalah sikap Panji yang menolong Sarah saat Sarah mabuk dan sempoyongan di jalan.
Sikap Sarah yang cinta duniawi dan bergelimpangan harta membuat ia berpikir keras jika harus menerima cinta dari seorang Panji yang dimatanya mungkin biasa-biasa saja.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap novel itu memiliki kelebihan dan juga kekurangan di dalamnya. Dan berikut beberapa kelebihan yang terdapat dalam novel garuling gending, diantaranya adalah:
Selain kelebihan tentunya novel garuling gending ini juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu kamu ketahui, diantaranya adalah:
Dalam novel ini mengajarkan bahwa kenikmatan duniawi hanya sesaat dan gunakanlah media dan pengetahuan kamu untuk hal yang bermanfaat dan tentunya memberikan perubahan untuk diri sendiri dan orang lain.
Demikian penjelasan mengenai resensi novel garuling gending mulai dari identitas novel, sinopsis, unsur intrinsik, ekstrinsik, hingga pesan moralnya semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat terutama bagi kamu yang sedang mencari informasi novel ini.