Novel karya dari Achmad Munif ini mengisahkan realistis kehidupan sosial di masyarakat. Dan novel ini sangat populer dan merupakan salah satu karyanya yang best seller .
Pernah baca bukunya? Sebaiknya baca resensi novel Merpati Biru dulu di artikel ini.
Karena di sini akan di bahas lengkap mengenai identitas novel, unsur-unsur pembangun, sinopsis, kelebihan dan juga kekurangan.
Tak lupa kami sisipkan juga apa pesan moral yang terkandung dalam novel tersebut. Yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah!
Judul Novel | Merpati Biru |
Penulis | Achmad Munif |
Jumlah halaman | 284 halaman |
Ukuran buku | 18×20 cm |
Penerbit | PT. Navila |
Kategori | Fiksi Romance |
Tahun Terbit | 2000 |
Harga novel | Rp. 59.000 |
Novel Merpati Biru merupakan karangan dari Achmad Munif yang bermula diterbitkan pada tahun 2000 dan sudah mengalami 5 kali cetak hingga tahun 2018. Dan novel ini diterbitkan oleh PT. Navila.
Novel ini mengisahkan kehidupan seorang mahasiswa yang terjebak menjadi seorang pelacur yaitu Ken Ratri. Rahasia yang disimpan begitu rapat akhirnya terungkap juga.
Ia menjadi perbincangan serta perdebatan di kampus. Sehingga dunia mahasiswa yang penuh idealis seakan terusik dan tergoncang oleh kabar itu.
Di novel ini juga menghadirkan gugatan atau pernyataan apakah kampus sedemikian sakralnya.
Sehingga tak bisa menerima fakta sosial yang ada dilingkungannya?
Lalu bagaimana kisah Ken Ratri selanjutnya? Yuk, simak buku novel Merpati Biru.
Dalam resensi novel merpati biru ini terdapat unsur intrinsik pembangun di dalamnya berikut penjelasannya:
Tema yang diangkat dalam novel Merpati Biru ini mengangkat tema tentang realistis kehidupan sosial di masyarakat saat ini.
Berikut merupakan tokoh dan penokohan dari novel merpati biru, diantaranya adalah:
Alur yang digunakan menggunakan alur campuran dimana di dalamnya terdapat alur maju dan juga alur mundur.
Latar waktu yang digunakan dalam novel Merpati Biru ini yaitu pagi hari, siang hari dan juga malam hari.
Latar tempat yang digunakan dalam novel Merpati Biru adalah Yogyakarta, Universitas Nusantara, rumah Mamah Ani, Hotel, Mojokerto, Rumah Ken.
Pondokan Fatimah, Pantai Parangkritis, Solo, Rumah Ben, Rumah Orang Tua Ken, Gedung Bioskop Mataram, Diskotik dan Rumah Fred.
Menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu. Karena penulis menggunakan nama tokoh Ken Ratri sebagai pemeran utamanya.
Gaya yang digunakan dalam novel Merpati Biru ini sangat beragam dan menimbulkan suasana yang sangat beragam.
Ada beberapa penggunaan majas dalam novel seperti majas metafora dan deskripsi.
Gaya bahasa yang cukup sederhana dan mudah dipahami oleh semua kalangan.
Sebuah profesi yang kita jalani akan memberikan dampak bagi kita jadi sebaiknya lebih bisa membentengi diri agar tidak terjebak dengan pergaulan bebas.
Dan janganlah menilai orang lain dari satu sisi saja karena pada dasarnya setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan.
Ada pun berikut ini merupakan unsur ekstrinsik dari novel Merpati Biru diantaranya adlaah:
Sebagai manusia sosial kita harus bisa menghargai orang lain walaupun orang tersebut tidaklah baik. dan setiap manusia tentunya memiliki kesempatan untuk berubah agar lebih baik lagi.
Setiap perbuatan kriminal haruslah di tindak lanjuti dengan semestinya apalagi hal yang membahayakan keselamatan bahkan nyawa seseorang.
Terakhir dari resensi novel Merpati Biru adalah pesan moral yang terkandung di dalam novel yaitu:
Sebuah profesi yang kita jalani akan memberikan dampak bagi kita jadi sebaiknya lebih bisa membentengi diri agar tidak terjebak dengan pergaulan bebas.
Dan janganlah menilai orang lain dari satu sisi saja karena pada dasarnya setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan.