Resensi Novel Bulan Tere Liye: Sinopsis, Identitas & Amanat

Resensi Novel Bulan Tere Liye

Resensi novel Bulan Tere Liye ini akan membantu kamu mengetahui garis besar isi novel tersebut. Dalam resensi novel Bulan ini terdapat identitas, sinopsis, kelebihan, kekurangan unsur intrinsik dan ekstrinsik, serta pesan moral novel.

Bagi kamu pencinta novel petualangan, Resensi novel Bulan rekomended untuk diketahui.

Resensi Novel Bulan Tere Liye

Berikut ini adalah resensi novel Bulan karya Tere Liye.

1. Identitas Novel Bulan Tere Liye

Judul NovelBulan
Penulis Tere Liye
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Kategori Novel Fiksi
Tahun Terbit2015

2. Sinopsis Novel Bulan Tere Liye

Masih menceritakan petualangan tiga sekawan yaitu Ali, Seli, dan Raib yang dibawa oleh Miss Selena dan Av ke Klan Matahari untuk melakukan diplomasi.

Av ingin menemui ketua konsil Klan Matahari untuk mencari Federasi saat melawan Tamus. Konsil Klan Matahari ingin menguasai Klan Matahari.

Mereka pergi dengan bantuan dari Buku Kehidupan milik Raib. Akhirnya, dengan kelebihan dan kemampuan masing-masing, mereka memutuskan pergi ke Klan Matahari.

Saat tiba di Klan Matahari, mereka disambut dengan Festival Bunga Matahari. Festival Bunga Matahari merupakan suatu kompetisi yang sudah menjadi tradisi setiap tahun di Klan Matahari.

Raib, Seli, Ali, dan Ily diminta untuk menjadi peserta oleh Av dan Miss Selena.

Dengan senjata panah dan pemukul, disertai tekad untuk melewati rintangan yang sangat berbahaya itu, mereka pun ikut berpartisipasi.

Sembilan kelompok dari seluruh negeri berjuang untuk mendapatkan bunga matahari pertama yang mekar di tempat rahasia. Siapa yang menemukan bunga tersebut, dialah pemenangnya.

Anak muda yang tangguh dan memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dengan baik adalah peserta lomba ini. Ada banyak rintangan untuk menemukan bunga tersebut.

Bunga matahari itu akan mengeluarkan senjata dan kekuatan jika yang memetiknya adalah orang yang berambisi.

Sementara itu, bunga matahari akan memberikan ilmu pengetahuan baru jika yang memeriknha adalah orang dengan rasa ingin tahu.

Pertama mereka mendapat petunjuk untuk menemukan bunyi suling yang terus terdengar. Mereka pun berhasil mendapatkan petunjuk itu setelah mendengar suara air terjun.

Mereka mengahadapi banyak rintangan saat melanjutkan perjalanan untuk petunjuk berikutnya. Entah itu serangan dari burung, gorila, banjir, hingga harimau yang menjadi tunggangan mereka hilang.

Mereka pun melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.

Setelah melewati perjalanan yang cukup menguras, mereka istirahat di salah satu perkampungan untuk makan siang. Akan tetapi, mereka diusir oleh warga setempat karena mereka adalah peserta Festival Bunga Matahari.

Mereka pun pergi meninggalkan kampung tersebut. Lalu terlihat seorang anak perempuan sedang kesakitan di pinggir sawar akibat gigitan ular. Raib bergegas memberikan obat penawar dari Hana.

Anak perempuan itu pun akhirnya sembuh. Karena itu, mereka pun diijinkan untuk tinggal di kampung itu.

Bersama pemburu, mereka pun melanjutkan perjalanan ke sebuah danau dan bertemu dengan kelompok lain. Mereka membantu peserta lain yang nyaris dimakan gurita hingga mereka ikut terluka.

Lembah jamur menjadi petunjuk berikutnya. Lembah itu cukup berbahaya karena mengeluarkan tinta yang beracun. Mereka hampir saja lenyap, kalau empat harimau tunggangan mereka yang tadi menghilang tidak segera datang.

Halaman rumah ibu Hana menjadi petunjuk terakhir dari perlombaan ini. Bunga matahari terlihat tumbuh dikelilingi ribuan lebah. Ketua konsil Klan Matahari dan kelompok Salamander juga sudah tiba di sana.

Ketua Konsil menghentikan kelompok Salamander saat mereka hendak mencabut bunga matahari itu. Ketua Konsil mengetahui bahwa kelompok Salamander melakukan kecurangan.

Kemudian, ketua Konsil mengumumkan bahwa kelompok yang berhak mencabut bunga matahari adalah kelompok Raib dan teman-temannya. Mereka pun diperkenankan untuk mencabut bunga matahari itu.

Hana pun melarang mereka karena hal itu akan membahayakan kehidupan di klan Matahari dan Bulan.

Ketua Konsil bersih keras ingin Raib dan teman-temannya mencabut bunga tersebut. Pada akhirnya, pertempuran pun terjadi.

3. Kelebihan Novel Bulan Tere Liye

Setiap karakter yang digambarkan oleh Tere Liye memiliki ciri khasnya sendiri. Karakter keempat tokoh utamanya pun memiliki karakter yang sama kuatnya.

Kisah persahabatan yang tulus juga tersalurkan dengan baik ke hati pembaca. Rendah hati, toleransi, kebersamaan, hingga kemanusiaan terbungkus rapi di dalam novel Bulan.

Teknologi yang terdapat di dalam cerita sudah sangat maju dan canggih. Tere Liye berhasil menggambarkan imajinasinya dengan detail dan bisa dipahami oleh pembaca.

Bukan hanya teknologi, ilmu fisika maupun biologi juga turut mengisi novel ini. Novel Bulan mencakup ilmu pengetahuan yang dicampuradukkan dengan petualangan, dan dibumbui ketegangan.

Bulan adalah cerita yang memiliki satu ide pokok yaitu menemukan bunga matahari. Akan tetapi, Tere Liye berhasil membuat jalan ceritanya tidak membosankan, bahkan malah mengesankan.

4. Kekurangan Novel Bulan Tere Liye

Resensi novel Bulan Tere Liye juga mencakup kekurangan novel itu sendiri. Pada novel Bulan terdapat pola cerita yang ditulis secara berulang, sehingga pembaca bisa merasa bosan pada bagian tertentu.

Konflik yang dibuat oleh Tere Liye kali ini berjalan cukup lambat. Selain itu, novel Bulan banyak menggunakan bahasa-bahasa sastra. Pembaca yang masih remaja cenderung sulit memahami bahasa-bahasa tersebut.

5. Unsur Intrinsik Novel Bulan Tere Liye

Berikut ini adalah unsur-unsur intrinsik di dalam novel Bulan.

5.1. Tema

Tema yang diambil Tere Liye pada karyanya kali ini adalah petualangan dengan fantasi yang tinggi.

5.2. Alur

Alur yang digunakan digunakan adalah alur maju.

5.3. Tokoh

Tokoh yang terdapat dalam cerita Bulan adalah Raib, Seli, Ali, Ily, Miss Selama, dan Av.

5.4. Penokohan

Raib, anak berusia 15 tahun yang suka bermain petak umpat sejak kecil dan bisa menghilangkan diri jika dia mau.
Seli, sahabat Raib yang berasal dari Klan Matahari. Kehebatannya terletak pada tangannya yang bisa mengeluarkan petir.
Ali, sahabat Raib dengan keahlian bisa menciptakan berbagai alat berteknologi tinggi. Selain itu, dia bisa berubah menjadi seekor beruang.
Ily, sahabat Raib yang setia dan sangat disiplin. Situasi-situasi berat sudah menjadi hal enteng bagi Ily.

5.5. Sudut Pandang

Novel Bulan menggunakan sudut pandang orang pertama, yaitu aku.

5.6. Latar Tempat

Novel Bulan berlatar dari sekolah, tempat keempat anak itu menjalin persahabatan. Rumah Seli, tempat awal saat perjalanan mereka baru akan dimulai.

Rumah ibu Hanna, tempat terjadinya pertempuran. Klan Matahari, tempat keempat sahabat itu mengikuti Festival Bunga Matahari.

5.7. Amanat

Novel Bulan mengingatkan kita betapa pentingnya persahabatan di dalam perjalanan hidup kita.

Hasil dari tolong-menolong, kedisiplinan, hingga pantang menyerah tergambarkan di sini. Rasa kekeluargaan yang tinggi membuat kita lebih kuat menjalani berbagai alur kehidupan..

6. Unsur Ekstrinsik Novel Bulan Tere Liye

Unsur ekstrinsik dalam novel Bulan karya Tere Liye adalah sebagai berikut.

6.1. Nilai Sosial

Nilai sosial yang terkandung di dalam novel Bulan adalah kepekaan seseorang dalam memutuskan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia itu sangat diperlukan. Mendahulukan kepentingan bersama, daripada mengikuti nafsu.

6.2. Nilai Moral

Sementara nilai moral, novel Bulan mengajarkan bahwa kita tidak boleh memperlakukan orang, apalagi orang terdekat, dengan semena-mena, tanpa etika.

Sedekat apapun kita dengan orang itu, saling menghargai dan menghormati adalah kunci kehidupan.

6.3. Nilai Nasionalisme

Nilai nasionalisme di dalam novel Bulan adalah tolong-menolong, berjuang bersama, dan rasa pantang menyerah yang tinggi berperan penting dalam hasil akhir perjuangan yang dilakukan.

6.4. Nilai Budaya

Budaya yang masih ada dan sedikit sulit dihilangkan adalah tindak kecurangan.

Novel ini mengajarkan bahwa kemenangan yang diperoleh dari hasil kecurangan pada akhirnya akan tetap kalah. Lebih baik berbuat jujur dan menerima apapun hasilnya.

7. Pesan Moral Novel Bulan Tere Liye

Resensi novel Bulan Tere Liye telah sampai pada pesan moral. Novel ini mengingatkan kita untuk tidak menilai seseorang hanya dengan melihat penampilannya.

Saling mengingatkan dan kerja sama antar sahabat juga sangat diperlukan. Jalan yang benar pasti akan membuahkan hasil yang lebih baik.

Seorang guru Bahasa Indonesia yang kebetulan suka membaca novel dan mencurahkannya ke dalam tulisan.

Artikel Menarik Lainnya: