Resensi Novel Rindu Tere Liye: Sinopsis & Unsur-Unsurnya

Resensi novel Rindu Tere Liye

Resensi novel Rindu Tere Liye berupa identitas novel, unsur intrinsik dan ekstrinsik, serta kelebihan dan kekurangannya recomended untuk kamu baca.

Dengan mengetahui resensi sebuah novel maka akan membantu kamu memahami isi novel yang sebenarnya. Kamu juga dapat memberikan penilaian dari buku yang sudah dibaca.

Resensi Novel Rindu Tere Liye Lengkap

Berikut ini resensi novel Rindu Tere Liye lengkap untuk kamu ketahui:

1. Identitas Novel Rindu Tere Liye

Judul NovelRindu
PenulisTere Liye
PenerbitRepublika
KategoriNovel
Tahun Terbit2014

2. Sinopsis Novel Rindu Tere Liye

Novel berjudul Rindu karya Tere Liye menceritakan kisah perjalanan haji yang sangat panjang di sebuah kapal besar selama 9 bulan. Perjalanannya dilakukan pertama kali di tanggal 1 Desember 1938.

Saat itu, menjadi salah sejarah baru saat pertama kalinya di Makassar disinggahi kapal besar bernama Holland. Kapal ini mempunyai panjang 136 meter dan lebarnya 16 meter.

Dalam perjalanan tersebut, menyimpan banyak rasa rindu sehingga menimbulkan beban.

Salah satu tokoh yang ikut dalam perjalanan kapal Holland yaitu tokohnya bernama Daeng Andipati, ia pengusaha besar Makassar melakukan perjalanan bersama kedua anak dan istrinya.

Selain itu, terdapat tokoh bernama Gurutta atau Ahmad Karaeng yang ikut dalam perjalanan tersebut. Perjalanannya memang membuatnya merasa bahagia di dalam kapal.

Ambo Uleng seorang mantan kapal ikut dalam kelasi di kapal Blitar Holland , tetapi ia banyak diam seperti tak bahagia. Hal tersebut dikarenakan ia berpergian untuk menghilang dari kotanya, melupakan masa lalunya.

Perjalanan panjang di kapal dianggap merugikan anak-anak yang berada di kapal. Oleh karena itu, Gurutta akhirnya memberikan ide agar anak-anak bersekolah dan mengaji di kapal.

Tokoh Upe menjadi tokoh yang bersedia untuk mengajari anak-anak mengaji dan bersekolah.

Saat di perjalanan Surabaya–Semarang muncul seorang tokoh bernama Bapak Soeryoningrat dan Bapak Mangoenkusoemo. Mereka berdua merupakan tokoh pendidikan.

Kedua bapak tersebut bersedia untuk mendidik anak-anak yang berada di kapal tersebut.

Saat perjalanan dari Semarang–Batavia muncul tokoh Mbah Kakung Slamet dan Mbah Kakung Putri Slamet yang meramaikan perjalanan karena menjadi bahan olok-olokan.

Perjalanan kapal Holland selama sembilan bulan ternyata cukup mengasyikan. Perjalanan panjang menuju Mekkah yang dilakukan oleh tokoh dalam novel memang banyak menuai kerinduan akan kedamaian hati.

Masing-masing tokoh yang melakukan perjalanan tersebut membawa beban pertanyaan masa lalu cukup berat.

Pertanyaan tersebut meliputi apakah haji seseorang yang membawa kebencian diterima, apakah haji cabo juga diterima, lalu apa yang harus dilakukan apabila orang itu bukan jodoh kita, lalu bagaimana caranya melawan kemungkaran dan kezaliman.

Semua pertanyaan itu, terjawab sudah dari perjalanan menuju ke tanah suci di Kapal Holland. Jadi, kerinduan untuk hati yang damai dan kerinduan tanah suci sudah selesai.

3. Kelebihan Novel Rindu Tere Liye

Buku terbitan Tere Liye yang ke-20 ini merupakan karyanya yang mempunyai banyak kelebihan.

Penulis menuliskan cerita dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga membuat pembaca dapat tidak kesulitan memaknai tulisannya.

Selain itu, penulis juga membolak-balikan emosi pembaca dengan naik turun sehingga membuat pembaca semakin tertarik untuk membacanya sampai akhir.

Alur dalam cerita saling terikat sehingga tidak membuat pembaca bingung untuk mengikuti jalannya cerita.

Terdapat juga ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan wawasan oleh para pembacanya sehingga bacaan dalam novel tidak hanya menghibur tetapi juga bermanfaat dalam segi pengetahuan.

4. Kekurangan Novel Rindu Tere Liye

Meskipun, sebagian besar buku novel Rindu Tere Liye memiliki banyak kelebihannya. Tetapi, secara keseluruhan terdapat sedikit kekurangan pada isi bukunya.

Kekurangan buku Rindu karya Tere Liye yaitu pada bagian sampul buku yang kurang menarik, tampilannya secara visual terlihat sangat sederhana.

Kemudian, kekurangan berikutnya yaitu buku ini memunculkan adanya bahasa Belanda yang sulit untuk dipahami.

5. Unsur Intrinsik Novel Rindu Tere Liye

Resensi novel Rindu Tere Liye secara lengkap juga terdapat di bagian unsur intrinsiknya, berikut ulasannya:

5.1. Tema

Tema dalam novel Rindu Tere Liye ini menceritakan tema perjalana panjang yang penuh dengan kerinduan dan pernyataan.

5.2. Tokoh

  • Daeng Andipati
  • Gurutta Ahmad Karaeng
  • Bonda Upe
  • Ambo Uleng
  • Mbah Kakung
  • Mbah Putri

5.3. Alur cerita
Novel Rindu Tere Liye ini menggunakan alur mundur.

5.4. Latar Waktu
Latar waktu dalam novel Rindu Tere Liye ini adalah pagi, siang, malam, dan senja.

5.5. Latar tempat
Beberapa latar tempat di dalam Novel Rindu Tere Liye diantaranya adalah, masjid, kantin, ruang kemudi, kabin kerja, pelabuhan Makassar, ruang keperawatan.

5.6. Sudut pandang
Sudut pandang dalam Novel Rindu Tere Liye adalah sudut pandang orang ketiga “dia”

5.7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang di gunakan novel Rindu Tere Liye adalah hiperbola, metafora, dan pleonasme.

5.8. Amanat
Amanat yang kita dapatkan dalam novel Rindu Tere Liye ini adalah, Ketika melakukan perjalanan kita harus siap jiwa raga untuk menghadapi setiap permasalahan yang kita jumpai di perjalanan.

6. Unsur Ekstrinsik Novel Rindu Tere Liye

Untuk mengetahui resensi secara lengkap novel Rindu Tere Liye ketahui juga unsur ekstrinsiknya, ini dia ulasannya.

6.1. Nilai moral
Nilai moral yang ada dalam Novel Rindu Tere Liye yaitu kejujuran, kerendahan hati, keberanian, kemandirian moral.

6.2. Nilai Agama
Terdapat beberapa nilai agama dalam Novel Rindu Tere Liye yaitu beriman kepada Allah dan beriman kepada kitab-kitab Allah.

6.3. Nilai Pendidikan
Nilai pendidikan dalam novel Rindu Tere Liye yaitu kesopanan, ketegasan, kepedulian, dan kreatif.

6.4. Nilai Sosial

Nilai sosial dalam novel Rindu yaitu kehidupan saling tolong-menolong dengan sesama saat perjalanan jauh. Semua tokoh tidak mengedapankan ego mereka untuk menebarkan kebencian meski hatinya sedang gelisah.

6.5. Latar Belakang

Dilihat dari sudut latar belakang pengarang, penulis Tere Liye menuliskan novel Rindu dari sudut pemikarannya. Sebagai seorang muslim, ia banyak memikirkan pertanyaan seperti apa haji yang diterima.

Oleh karena itu, ia merangkum jawabannya di dalam novel.

6.6. Biografi Pengarang

Di lihat dari biografi seorang Tere Liye, ia adalah seorang yang misterius sehingga cerita dalam novel Rindu juga tokoh-tokohnya banyak yang misterius.

6.7. Kehidupan Sosial Pengarang

Berdasarkan kehidupan sosial pengarang, dikisahkan dalam novel Rindu bahwa tokoh-tokohnya seperti pada masayarakat umumnya pada kehidupan biasa.

Oleh karena itu, saat membaca novel maka seperti sedang dalam kehidupan nyata yang sebenarnya.

6.8. Psikologi

Psikologi pengarang buku Tere Liye mempunyai pemikiran yang cukup luas. Tak heran cerita yang disampaikan juga tidak monoton sehingga menarik untuk dibaca.

7. Pesan Moral Novel Rindu Tere Liye

Pesan moral yang ditemukan dalam resensi novel Rindu Tere Liye yaitu memberikan jawaban atas kerinduan hati seorang muslim tentang ibadah haji.

Selain itu, banyak pesan religi, pesan sosial dan pesan moral yang tersirat di dalam cerita.

Seperti untuk saling tolong menolong, bermusyawarah, dan mengajarkan untuk tetap mengaji dan belajar ilmu pengetahuan di manapun kita berada.

Seorang guru Bahasa Indonesia yang kebetulan suka membaca novel dan mencurahkannya ke dalam tulisan.

Artikel Menarik Lainnya: