Resensi: Sinopsis Novel Pangeran Diponegoro Lengkap [A-Z]
Sinopsis Novel Pangeran Di Ponegoro Menggagas Ratu Bali akan kamu dapatkan secara lengkap dalam artikel ini. Mulai dari identitas, unsur intrinsik, ekstrinsik beserta kelebihan juga kekurangannya.
Simak terus artikel ini sampai selesai, agar kamu memahami sebagian isi penting dari novel Pangeran Di Ponegoro secara lengkap dan terstruktur.
Identitas Novel Pangeran Diponegoro
Berikut ini adalah novel Pangeran Diponegoro:
Judul | Pangeran Di Ponegoro: Menggagas Ratu Adil |
Penulis | Sylado, Remy |
Penerbit | Solo Tiga Raksa |
Kategori | Fiksi Indonesia |
Tahun Terbit | 2007 |
Sinopsis Novel Pangeran Diponegoro
Novel Pangeran DI Ponegoro Menggagas Rat Adil ini mengisahkan eksotisme perjalan hidup dari Ontowiryo yaitu nama kecilnya Pangeran Di Ponegoro. Pangeran yang dari kecil hingga remaja selalu berada dalam bingkai karya sastra.
Kisah ini menggunakan leburan riset yang mendalam dan imajinasi yang berlian dari sang penulis sehingga menjadikan karyanya tersebut memiliki daya pikat bagi pembaca.
Gaya tutur filosofis sang penulis akan membawa pembaca larut dalam renungan-renungan di sepanjang tulisan. Ontowiryo adalah sosok pemimpin bangsa yang tidak saja menunjukan martabat bangsanya.
Tapi juga seorang pemimpin yang linuwih kehidupan jasmani dan rohaninya. Dengan kecerdasannya Ontowiryo menjadikan dirinya sebagai anak yang mempelajari banyak hal. Mulai dari agama, sastra, menunggang kuda dan olah kanuragan.
Unsur Intrinsik Novel Pangeran Diponegoro
Berikut ini adalah unsur intrinsik novel Pangeran Diponegoro:
1. Tema
Tema dari novel Pangeran Di Ponegoro adalah tentang perjuangan kepahlawanan dan juga sosial politik
2. Tokoh dan Penokohan
- Ontowiryo : Cerdas, Berwibawa, Berani dan seorang pemimpin yang bijaksana.
- Danurejo II : licik, haus kekuasaan, dan bermuka dua.
- Jan Willem Van Rijnst : cerdas, bermuka dua, dan tidak segan bertanya.
- Sultan Hamengkubuwono II : berani, cerdas, berwibawa.
- Raden Mas Sukarno : setia dan taaat pada atasannya.
3. Alur
Alur yang digunakan dalam novel Pangeran DI Ponegoro ini memiliki alur maju yang progresif.
4. Latar Waktu
Latar tempat yang di gunakan dalam novel pangeran di menggagas ratu adil adalah di Vrendenburg.
5. Latar Tempat
Latar waktu yang di gunakan dalam novel pangeran di ponegoro adalah pagi, siang,sore, dan malam hari.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang yang terdapat dalam novel pangeran di ponegoro adalah menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
7. Gaya bahasa
Gaya bahasa yang di gunakan dalam kisah pangeran di ponegoro pertama adalah :
- Majas Simile
- Yang dapat di lihat dari narasi berikut. “…membiarkan hatinya terus bergerak-gerak sebagaimana air di daun talas”. Dan yang lainnya “….bagai kedelai di pagi tempe di sore” dan masih banyak yang lainnya.
- Majas Sarkasme
- Yang dapat di lihat dalam kutipan berikut. “ yang cerdik bertindak dengan pengetahuan, tapi yang bebal membeberkan ketololannya. Kecoak ini pasti berharap kedudukan yang memungkinkan baginya bisa melakukan korupsi.”
8. Amanat
Amanat yang bisa kita ambil dalam novel ini adalah jangan terlalu berharap pada kenikmatan duniawi saja, apalagi sampai haus kekuasaan dan juga gila harta. Hal tersebut akan membuat orang semena-mena banhkan terhadap orang terdekatnya sekalipun.
Dan amanat lainnya jangan terlalu percaya terhadap orang yang tidak terlalu kamu kenal. Segeralah di periksa terlebih dahulu jangan hanya karena iming-iming dan segala tipu daya ucapannya sehingga membuatmu terperdaya.
Unsur Ekstrinsik Novel Pangeran Diponegoro
Berikut ini adalah unsur ekstrinsik novel Pangeran Diponegoro:
1. Unsur Moral
Unsur ektrinsik pertama adanya unsur moral dalam novel ini terdapat unsur moral yang bisa kita ambil pertama jangan mudah percaya terhadap orang yang tidak terlalu kenal. Dan manusia yang bermuka dua tidak akan pernah memberi manfaat.
2. Unsur Sosial
Unsur Sosial yang terdapat dalam novel ini adalah adanya adab bertamu dimana yang punya rumah harus mempersilahkan tamunya untuk masuk ketempat tinggalnya.
Seperti dalam kutipan berikut ini. “ketika Danurejo II datang kepadanya, dia menyambut dengan bahasa melayu fasih, sementara pejabat keraton Yogyakarta yang merupakan musuh dalam selimut dari sultan Hamengkubuwono II ini lebih suka cakap bahasa Jawa”.
3. Unsur Budaya
Dalam novel ini terdapat unsur budaya yaitu Piranti Kebudayaan, yaitu kesenian khususnya leluri wayang dan tembang macapat sebagai kebudayaan bangsa.
4. Unsur Keagamaan
Ontowiryo dan keturunan lainnya mempunyai agama islam yang kuat. Namun, Jan Willem Van Rijnst seorang oportunis bedegong yang beragama katolik.
Kelebihan & Kekurangan Novel Pangeran Diponegoro
Seperti novel-novel pada umumnya bahwa setiap novel memiliki kekurangan dan juga kelebihan. Tidak luput juga novel ini juga pasti memiliki kelebihan dan juga kekurangan yang akan saya jelaskan sebagai berikut:
1. Kelebihan Novel Pangeran Diponegoro
Berikut beberapa kelebihan dari novel Pangeran Di Ponegoro, Diantaranya:
- Penulis menampilkan fakta dengan kisah yang cukup menarik dengan kehati-hatiannya dalam berbahasa sangat baik.
- Adanya kata-kata pribumi yang pamiliar mungkin untuk kita sehingga menjadi ilmu baru bagi pembaca. Seperti wabakdu, garwo, leter, kawruh, arkian, kawindri dan lain-lain.
- Banyak dialog yang penuh makna dan plot yang tak terduga.
2. Kekurangan Novel Pangeran Diponegoro
Berikut beberapa kekurangan dari novel Pangeran Di Ponegoro, diantaranya yaitu:
- Gaya bahasa dan narasi yang digunakan menurutku cukup kaku sehingga kadang pembaca akan merasa cepat bosan.
- Endingnya kurang terbuka atau bisa di bilang menggantung seperti bagaimana akhir kisah tambatan hati dari pangeran, lalu bagaimana akhirnya Ontowiryo bisa bergelar Pangeran Di Ponegoro. Itu yang menggantung membuat para pembaca penasaran.
Akhir Kata
Buat kamu yang ingin beli novel Pangeran Diponegoro, sebaiknya kamu baca resensi Pangeran Diponegoro ini. Agar kamu tahu gambaran singkatnya serta bisa jadi pertimbangan sebelum membelinya.