Resensi novel merindu baginda Nabi ini akan kami jelaskan dalam artikel kali ini novel ini merupakan salah satu karya dari Habiburahman El Shirazy dimana ia seorang penulis yang selalu memberikan nilai dalam setiap karyanya dan selalu tema religi.
Di dalam resensi ini akan kami jelaskan secara lengkap mengenai identitas novel, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik, kelebihan, kekurangan hingga pesan moralnya. Dan untuk lebih jelasnya kamu bisa simak artikel ini sampai selesai ya!
Judul Novel | Merindu Baginda Nabi |
Penulis | Habiburrahman El Shirazy |
Penerbit | Republika |
Jumlah halaman | 176 halaman |
Ukuran Buku | 13×19 cm |
Kategori | Fiksi |
Tahun Terbit | 2018 |
Harga Buku | Rp. |
Novel yang terbit di tahun 2018 oleh Republika ini erat dengan kehidupan remaja masa kini yang dekat dengan kenakalan, pornografi, hingga narkotika. Sama seperti novel lainnya novel ini membawa pesan bagi pembaca terutama remaja dan orang tua.
Novel ini mengisahkan seorang remaja yang menjadi salah satu siswa di SMA Favorit di Kota Malang bernama Rifa yang selalu berprestasi di sekolahnya.
Namun, dibalik kesuksesannya ada banyak perjuangan dan cerita menyakitkan yang harus ia lalui. Ia merupakan anak yang dibuang ke tempat sampah oleh kedua orang tuanya saat masih bayi.
Rifa yang malang ini diadopsi oleh Mbah Tentrem seorang nenek berusia lanjut. Dan Mbah Tentrem ini meninggal saat Rifa belum dewasa. Kemudian ia diasuh oleh pak Nur dan Bu Salamah.
Mereka belum dikaruniai ana selama 8 tahun pernikahan dan akhirnya kehidupan Rifa semakin membaik dan ia berhasil lolos dalam ujian program pertukaran pelajar ke San Jose, Amerika Serikat.
Dan di Amerika ia berhasil memenangi olimpiade matematika dan karirnya terus melejit. Selain itu, ia juga menemukan keluarga baru yaitu Tuan Bill dan Nyonya Barbara dan putri bungsunya Fiona.
Namun, sayangnya temannya yang bernama Arum selalu melakukan cara untuk mengalahkan Rifa dalam perebutan rangking. Dan ia merupakan putri pejabat di Malang. Bahkan Arum berani melakukan hal-hal kotor untuk membuat Rifa tidak naik kelas.
Sellain itu, dia juga pernah berusaha mencelakai Rifa dengan menyuruh orang untuk menyerempet motor. Hingga Rifa mengalami geger otak ringan, patah kaki kiri dan retak tulang belikat hingga tidak bisa berjalan selama beberapa bulan.
Namun, kesuksesan Rifa semakin bertambah karena ia memiliki banyak teman lainnya yang mendukung bahkan ia sukses menyelenggarakan acara seminar internasional yang dihadiri oleh tokoh penting seperti Mentri Sosial dan Walikota Malang.
Di sisi lain, Arum yang berkesempatan menjadi pemateri dalam sebuah talkshow pada acara ulang tahun sekolah hanya dihadiri oleh beberapa orang guru dan orang tua siswa saja. karena Walikota Malang lebih memilih seminar Rifa.
Dan hal tersebut membuat Arum merasa cemburu tak tanggung-tanggung Arum menyuruh orang untuk menabrak Rifa dan sedang dibonceng oleh Dian. Dan kecelakaan itu membuat Dian meninggal dan Rifa harus menjalani sisa hidupnya sebagai disabilitas karena lumpuh.
Namun, kejadian ini tidak membuat Rifa hilang semangat hidup. Dia tetap tegar menghadapi kenyataan yang pahit dan mengatakan bahwa dia masih dikarunai dua tangan untuk menulis, mulut untuk bicara dan mata untuk membaca Al-Qur’an.
Lantas apa yang akan terjadi selanjutnya? apakah Rifa benar-benar akan sembuh kembali? Atau malah menemui ajalnya? Yuk, simak langsung di novel Merindu Baginda Nabi ya!
Dalam sebuah resensi novel merindu baginda Nabi ini kamu perlu simak beberapa unsur intrinsik yang terdapat dalam novel. Dan berikut beberapa unsur intrinsik dalam novel yang perlu kamu ketahui, diantaranya adalah:
Tema yang diangkat dalam novel ini adalah kisah Rifa si cerdas namun selalu mendapatkan ujian dalam hidupnya.
Alur yang digunakan dalam novel merindu baginda nabi ini menggunakan alur campuran dimana terdapat alur maju da alur mundur di dalamnya.
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan latar tempat di Kota Malang, San Jose, London, Frankfrut dan masih banyak lagi latar tempat lainnya.
Latar waktu yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan latar waktu seperti pada biasanya yaitu pagi hari, siang hari dan juga malam hari.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel merindu baginda nabi ini menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh semua kalangan.
Amanat yang terkandung dalam novel ini adalah bahwa anak adalah anugrah yang Allah titipan pada kita yang harus dijaga dengan baik dan berserah dirilah kepada Allah SWT. Dan jadilah remaja yang baik, beriman dan menjalankan agama secara benar.
Dalam resensi novel merindu baginda Nabi kamu juga akan menemukan unsur ekstrinsiknya yaitu:
Rifa yang baik hati memiliki banyak teman dimana pun ia berada karena suka dengan sikap yang ramah, cerdas serta baik hatinya.
Sikap Rifa yang meskipun selalu dijahati ia tetap membalas dengan kebaikan karena ia remaja yang beriman dan ia sangat menjalankan perintah agama dengan taat.
Berikut beberapa kelebihan dalam novel merindu baginda nabi, yaitu:
Dan berikut beberapa kekurangannya:
Novel ini mengajarkan kita arti sebuah kepasrahan dan menjalani hidup karena ingin beribadah kepada Allah dan selalu berbuat kebaikan dimana pun kamu berada.
Demikian penjelasan mengenai resensi novel merindu baginda Nabi mulai dari identitas novel, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik hingga kelebihan dan kelemahannya semoga apa yang disampaikan dapat bermanfaat ya!
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.