Dalam artikel ini kami akan bahas resensi novel Leiden dimana novel ini mengisahkan kisah seorang remaja bernama Lea yang selalu mengalami kesedihan dan hidupnya yang membuatnya bertanya mengapa semesta begitu mempermainkannya.
Dalam resensi ini akan kami bahas juga identitas novel, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik hingga kelebihan, kekurangan dan tidak lupa kami sisipkan penjelasan mengenai pesan moral yang terkandung di dalamnya. Yuk, simak ya!
Judul Novel | Leiden |
Penulis | Dwi Nur Rahmawati |
Penerbit | Black Swan Books |
Ukuran Buku | 15×21 cm |
Jumlah Halaman | 384 halaman |
Kategori | Fiksi |
Tahun Terbit | 2021 |
Harga Buku | Rp.99.000,- |
Novel Leiden ini merupakan sebuah karya dari Swi Nur Rahmawati yang mulai diterbitkan pada tahun 2021 oleh PT. Black Swan Books. Dan novel Leiden ini memiliki ketebalan mencapai 384 halaman.
Novel ini mengisahkan Rhea yang selalu mendapatkan kesedihan dalam hidupnya mulai dari ia di cap sebagai anak pembawa sial oleh orang tuanya sendiri kekasih yang kini membenci, hingga sahabat yang bunuh diri membuat Rhea semakin terpuruk
Dalam resensi novel Leiden ini akan kami jelaskan secara lengkap termasuk sinopsis novel di dalamnya. Dimana sinopsis novel ini akan memberikan gambaran kepada kamu mengenai isi novel ini secara garis besar.
Novel ini mengisahkan tokoh utama bernama Rhea yang sejak lahir telah dianggap sebagai lambang kesialan oleh orang tuanya sendiri. dan hidup Rhea sangat suram karena orang terdekatnya berubah begitu saja.
Skala kekasihnya dahulu mencintainya, tetapi dia kemudian tiba-tiba membencinya tanpa alasan yang pasti. Waktu kini telah menunjukan pukul sembilan malam, tetapi tidak membuat gadis bertubuh kurus itu menyudahi kegiatan belajarnya.
Rhea sebetulnya sudah memahami materi yang di buku itu, tetapi jika ia berhenti belajar maka sang ayah akan marah besar dan memukulinya lagi. bahkan, luka di sudut bibirnya saja masih terasa sakit dan belum kering.
Dan tiba-tiba ponsel milik Rhea bergetar menandakan ada pesan yang masuk. Dan Rhea menemukan notifikasi dari Fera, ia menyuruh Rhea segera ke rumah Karina karena Karina telah meninggal gantung diri dan menyertakan foto kepada Rhea.
Dan ponsel yang dipegang pun langsung jatuh nyawa Rhea serasa ditarik sedetik saat membaca pesan terakhir. Di tambah foto rumah Karina yang sudah dipenuhi oleh para pelayat.
Dan hal ini membuat Rhea hancur, Rhea menggeleng tidak percaya saat mendengar barang jatuh membuat Faizan, Ayah Rhea menanyakan apa yang terjadi. Mata Faizan kemudian menemukan ponsel Rhea yang sudah tergeletak di lantai.
Rhea langsung berlari menghampiri ayahnya dan memegang lengan kekar sang ayah dan kemudian meminta ayahnya untuk segera mengantarnya ke rumah Karina.
Ayah Rhea menanyakan apa yang ingin dilakukan di sana? Besokk ada ulangan harian, maka itu ayah memerintah Rhea untuk kembali belajar. Rhea menangis dan mengatakan bahwa Karina meninggal dan ia pun berlutut meminta izinnya untuk melayat.
Tapi, ayahnya tak peduli bahkan Rhea mendapatkan hantaman keras ke meja belajar dan membuat punggungnya sakit. Ayahnya terus mendesis marah meskipun Rhea sudah memohon dengan sangat.
Lalu ia meminta tolong kepada kekasihnya Skala ia malah marah-marah karena Rhea menelpon membuat ia kalah dalam permainan game online. Hancur sudah hati Rhea. Di tambah lagi penyakit yang menyarang di tubuhnya membuat ia semakin kehilangan keinginan untuk hidup.
Lantas untuk apa Rhea hidup kalau harus terus menderita? Yuk, simak kisah lengkapnya di novel Leiden ya!
Dalam resensi novel Leiden kamu akan menemukan unsur intrinsik dalam novel yang dimana unsur intrinsik ini akan merupakan unsur pembangun novel yang berasal dari dalam.
Tema yang diangkat dalam novel ini adalah tentang kesakitan yang Rhea alami karena tidak memiliki dukungan hidup dari mana pun.
Alur yang digunakan dalam novel Leiden yaitu memiliki alur campuran dimana terdapat alur maju dan alur mundur di dalamnya.
Latar waktu yang digunakan dalam novel Leiden ini yaitu menggunakan latar waktu pagi hari, siang hari, dan juga malam hari.
Latar tempat yang digunakan dalam novel Leiden ini yaitu di sekolah, di kamar, di rumah Kirana, di rumah Rhea, dan masih banyak lagi latar tempat lainnya.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel Leiden ini yaitu menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini cukup sederhana dan mudah dipahami leh semua kalangan.
Kita belajar bahwa memandang kehidupan dalam sudut pandang yang lebih positif memang ada kalanya hidup terasa berat namun, percayalah bahwa suatu saat nanti, kita pasti bahagia dan sesuatu yang besar sedang menunggu kita.
Selain unsur intrinsik dalam resensi novel Leiden ini kami juga akan menjelaskan unsur ekstrinsik di dalamnya, dan berikut penjelasan lengkapnya.
Nilai sosial yang terkandung dalam novel Leiden yaitu sikap Kirana yang selalu ada buat Rhea dan menjadi sahabat satu-satunya ternyata ia juga memiliki masalah batin di hidupnya dan sudah terlalu berat.
Sikap ayah dan ibu Rhea yang terlalu keras dan jahat membuat Rhea menerima tekanan batin dan ini merupakan tidak patut di contoh seharusnya sebagai orang tua bisa menerima anaknya terlepas masa lalunya seperti apa dia hadir.
Berikut beberapa kelebihan yang dimiliki oleh novel Leiden diantaranya adalah:
Selain kelebihan tentunya novel Leiden ini juga memiliki kekurangan dan berikut penjelasannya:
Kita belajar bahwa untuk senantiasa memerhatikan orang-orang di sekitar kita. Berikanlah mereka perhatian dan kasih sayang, dan hargai kehadiran mereka selagi mereka masih ada dan berbuat baiklah kepada semua orang.
Demikian penjelasan mengenai resensi novel Leiden semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat ya!
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.