Kisah romantis memang tidak ada habisnya untuk dibahas seperti pada kisah novel pada Gustira ini. novel ini mengisahkan dua remaja yang saling jatuh cinta tanpa sengaja karena menggantikan temannya saat menemui secret admirer-nya.
Dalam artikel ini akan kami bahas mengenai resensi novel Gustira mulai dari identitas novel, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik, hingga kelebihan dan juga kekurangannya. Dan tak lupa kami jelaskan juga pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Judul Novel | Gustira |
Penulis | Eko Ivano Winata |
Penerbit | Pastel Books |
Jumlah Halaman | 352 halaman |
Ukuran Buku | 14×20,5 cm |
Kategori | Fiksi |
Tahun Terbit | 2019 |
Harga Buku | Rp.99.000,- |
Novel Gustira ini merupakan sebuah karya dari Eko Ivano Winata atau yang sering di panggil kata kokoh ini dan novel ini mulai diterbitkan pada tahun 2019 dimana novel ini memiliki ketebalan mencapai 352 halaman.
Novel ini diterbitkan oleh penerbit Pastel Books dan novel ini mulai di bandrol dengan harga yang lumayan yaitu sekitar Rp.99.000,- per picisnya.
Dalam resensi novel Gustira ini akan kami jelaskan juga sedikit dari sinopsis novel ini. sinopsis ini bertujuan untuk bisa mengetahui isi novel secara garis besar dengan sinopsis novel ini.
Novel ini mengisahkan kisah percintaan Shafira dan Gusti yang bermula dari saling benci karena Ira benar-benar ilfil dengan sikap Gusti yang pecicilan dan suka sangat lucu dan menghibur.
Remaja yang masih menginjak kelas XI ini memiliki perjalinan asmara hanya karena rasa nyaman yang ditimbulkan dari kedekatan.
Watak Gusti yang sering membuat ulah karena kekonyolannya dan membuat seisi kelas selalu gempar debgan tingkahnya dimana suatu hari ia dikejar kejar sama geng cewek kelas sebelah karena Gusti jahili.
Dan Gusti mencoba untuk bersembunyi di bawah meja yang Shafira tempati dan ketika geng cewek itu datang mereka malah beradu mulut dengan Dea yaitu temannya Shafira dan Gusti yang sedang sembunyi sengaja menarik rok Shafira agar menutupi persembunyiannya.
Sinta, Ririn, Salsa dan Joana akhirnya pergi meninggalkan kelas Ira dengan wajah memerah karena kesal. Dea yang merasa jijik langsung mendekat ke meja guru dan mengambil pewangi ruangan yang ada di laci.
Dan semua orang di kelas tertawa melihat Dea menyemprotkan pewangi itu ke setiap sisi kelas sambil ngedumel sendirian.
“Amit-amit Ya Allah, bisa gatel-gatel teman-teman urang kena bedaknya si cabe”
Dan melihat keadaan sudah tenang Gusti dengan wajah poloh dan tanpa dosa merangkak keluar kolong meja Ira dan berdiri sambil merapikan baju dan celannya.
“Alhamdulilla” ucap Gusti menghela nafaslega. Seketika Ira, Dea san Sisy juga Cilla menoleh ke arahnya.
“heh! Orang-orangan sawah!! Ngapain maneh di kelas urang juga? Tanya Dea sambil berkacak pinggang dan melotot”
“Ngapain weh” jawa Gusti santai” lalu Dea memperbesar matanya “Bercanda, aheheh” sambung Gusti sadar Dea akan melempar kaleng pewangi rungannya.
“Oh, jangan-jangan geng cibi ke sini gara-gara maneh ya Gus? Mereka nyariin kamu kan?
“Hooh” jawab gusti
“Maneh ngomong kenapa sama si Ririn kalo kamu gak suka sama dia!”
“Udah Dea!, Dianya aja gak tau diri, udah di tolak masih aja ngejar” jawab Gusti.
Lantas bagaimana kisah kelanjutan dari mereka? Yuk, simak keseruan novel Gustira ini di novelnya secara langsung ya!
Dalam resensi novel Gustira ini kami juga jelaskan unsur intrinsik novel yang perlu kamu pahami didalamnya, yaitu:
Tema yang diangkat dalam novel ini adalah kisah percintaan remaja selain itu juga persahabatan.
Alur yang digunakan dalam novel Gustira ini yaitu menggunakan alur maju di dalam novel ini karena dari awal hingga akhir diceritakan secara runtut dan teratur.
Latar waktu yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan latar waktu pagi hari, siang hari dann juga malam hari.
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini adalah di sekolah, di rumah Shafira, di rumah Gusti, di kelas, di kantin, di lapangan dan masih banyak lagi latar tempat yang digunakan dalam novel ini.
Sudut pandang yang digunakan salam novel Gustira ini menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Gustira ini menggunakan campuran antara bahasa Indonesia dan bahasa sunda.
Amanat yang terkandung dalam novel ini adalah tetaplah bersyukur dengan apa yang kamu miliki dan terimalah kekurangan dari orang yang kamu cintai karena apa yang kamu miliki belum tentu orang lain dapatkan.
Selain unsur intrinsik dalam novel ini juga kami akan membahas mengenai unsur ekstrinsik unsur ekstrinsik ini adalah unsur pembangun novel yang berasal dari dalam, dan berikut penjelasan lengkapnya:
Sikap Gusti yang lucu, tampan dan apa adanya membuat banyak wanita tertarik kepadanya bahkan ada yang mengejar-ngejarnya tanpa malu yaitu Ririn. Karena Gusti ini tidak jaga imej di depan wanita.
Sikap Ira yang sangat benci Gusti padalah Ira sangat menyukai Gusti di dalam hatinya hanya egois saja dan tidak mengakui perasaannya sendiri.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap karya pastinya memiliki kelebihan dan juga kekurangan dan berikut penjelasan mengenai kelebihannya terlebih dahulu, diantaranya adalah:
Selain kelebihan novel ini juga memiliki kekurangan dan berikut beberapa kekurangan yang dimiliki oleh novel Gustira diantaranya adalah:
Novel ini mengajarkan kita untuk jangan terlalu membanci sesuatu atau menykai sesuatu karena jika kamu melakukannya secara berlebih maka kamu akan merasa kecewa jika semua keinginan kamu tidak sesuai dengan ekspektasi yang kamu inginkan.
Demikian penjelasan mengenai resensi novel Gustira mulai dari identitas novel, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik hingga kelebihan dan juga kekurangannya semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat ya!
Hanya seorang Blogger enthusiasm dan penikmat kopi saja. Suka berbagi pengetahuan kecil & bercita-cita jadi pengusaha media.