Cara Menulis Geguritan yang Benar [Bahasa Sunda & Jawa]

Cara Menulis Geguritan yang Benar

Geguritan merupakan sebuah karya sastra yang berbentuk puisi. Geguritan sudah ada sejak zaman dahulu kala. Geguritan bisa kamu temukan dalam bahasa sunda maupun bahasa Jawa.

Lalu bagaimana cara menulis geguritan yang benar dan menarik? Kamu bisa simak artikel ini sampai selesai. Karena akan dijelaskan mulai dari pengertian, cara menulis, juga berbagai contoh geguritan.

Contoh yang kamu dapatkan dengan dua bahasa daerah yang berbeda pertama geguritan bahasa sunda dan kedua geguritan bahasa Jawa. Yuk di simak!

Apa Itu Geguritan?

Sebelum beranjak ke cara menulis geguritan mari kita pahami dulu lebih dalam apa itu geguritan.

Menurut Andriani (2018) geguritan merupakan salah satu jenis karya sastra berbentuk puisi Jawa modern yang berisi ungkapan perasaan dan pikiran penyair.

Yang bersifat imajinatif dan tersusun dengan adanya unsur pembangn, serta tidak terikat oleh aturan seperti guru gatra, guru lagu dan guru wilangan.

Selanjutnya menurut Kamus Umum Indonesia (2006) terbitan Balai Pustaka menjelaskan bahwa geguritan berasal dari kata gurit yang artinya adalah “sajak” atau “syair”.

Adapun menurut Kamus Kawi Indonesia (1986) mengungkapkan bahwa jika “gurit “ memiliki arti goresan, dituliskan”.

Namun, seiring berjalannya waktu dan selera masyarakat di zaman sekarang geguritan atau puisi Jawa yang berkembang pada saat ini bersifat bebas, memiliki tipografi yang bebas.

Menggunakan bahasa Jawa yang berkembang saat ini.
Tidak terikat kepada pupuh-pupuh dan aturan purwakanti, serta tidak bersifat anonim.

Menurut pakar Jawa, Hadiwijaya (1967) menjelaskan bahwa:
Geguritan adalah golongan sastra yang indah (puisi) Jawa baru yang mengungkapkan perasaan senang, ungkapan bahasa yang sesuai dengan keindahan rasa.

tetapi tidak berpedoman kepada aturan guru gatra, guru wilangan dan guru lagu.

Dan berbeda sifat dengan tembang macapat dan lain sebagainya.
Dan menurut Subalidinata (1999) turut menambahkan penjelasan

“geguritan adalah susunan bahasa seperti syair, sehingga ada yang menyatakan syair Jawa cara baru”.

Dari penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pengertian geguritan hampir sama dengan pengertian puisi.

Yang membedakannya adalah bahasa yang digunakan yaitu menggunakan bahasa Jawa atau Sunda.

Cara Menulis Geguritan yang Benar

Nah, setelah kamu mengetahui secara jelas apa itu geguritan. Berikut akan di jelaskan bagaimana cara menulis geguritan yang benar.

Berikut cara menulis geguritan bahasa Jawa yang baik dan benar, diantaranya adalah:

1. Tentukan Tema

Hal pertama yang harus kamu lakukan dalam membuat ggeuritan adalah menentukan tema. Mengapa? Tujuannya untuk memperjelas dan mempermudah kamu dalam menentukan kata-kata selanjutnya.

Karena tanpa tema kamu akan kebingungan dan kesulitan saat menulis kata-kata selanjutnya yang akan di tulis.

Jika sudah ada tema kamu akan lebih mudah memilih dan memilah kata yang tepat sesuai tema yang kamu angkat.

2. Gaya Bahasa atau Majas

Selanjutnya dalam menulis geguritan selain tema kamu juga harus menentukan gaya bahasa atau majas yang akan kamu gunakan.

Geguritan tanpa majas tentunya bagaikan sayur tanpa garam tak ada rasanya.

Terdapat beberapa majas yang bisa kamu gunakan misalnya majas hiperbola, majas personifikasi, majas metapora, majas ironi dan majas lainnya.

3. Menentukan Rima, Irama dan Bait

Selanjutnya kamu harus memperhatikan rima, irama dan juga bait pada geguritan. Meski geguritan tidak memiliki guru gatra, guru lagu dan guru wilangan yang mengikat.

Namun, alangkah baiknya hal ini diperhatikan karena akan menambah keindahan dari geguritan. Sehingga geguritan yang kamu tulis memiliki keunikan dan enak di baca.

4. Memperhatikan Makna Setiap Kata

Selain memperhatikan rima, irama dan bait kau juga perlu memperhatikan makna dari setiap kata yang kamu buat. Jadikanlah setiap kata bermakna dan memiliki arti.

Sehingga geguritan akan terasa merasuk ke jiwa pembaca.

5. Baca Kembali Geguritan

Setelah geguritan yang kamu buat di rasa telah selesai kamu perlu membaca ulang karena di khawatirkan ada kata-kata yang kurang tepat atau kurang enak di baca.

Sehingga pengoreksian ulang wajib kamu lakukan. Itulah beberapa cara menulis geguritan yang menarik.

Contoh Geguritan Bahasa Sunda yang Menarik

Dan ini dia beberapa contoh geguritan bahasa sunda yang cukup menarik, diantaranya yaitu:

1. Geguritan Sunda “Éndahna Désa Tos Teu Aya”

Éndahna désa nu harita alus duka kamana
Alam nu tadina héjo ayeuna tinggal carita
Dsa abdi ayena barobah tos jadi kota

Kamana deui abdi néangan ka éndahan alam nu harita pernah aya?

Ayeuna nu aya tinggal karasa hariwang tur panas
Sabab alam désa abdi nu éndah ayena tos teu aya
Asa ku geunah ninggali leuweung anu galédé jeun haréjo harita.
Rupa-rupa sasatoan béak kabeh didinya

Nanging, jalma-jalma nu teu boga étika tos ngaruksa alam dunya
Tatangkalan dibabad béak ku maranehna nepi ka te sésa

Leuweung nu sakitu gedena di beuleum nepi ka béakna
Pikeun kabutuan sakumpulan jalma nu teu boga étika

2. Geguritan Sunda “Kaéndahan Alam”

Cahya panon poé, nyaangan kana haté
hiliwirna angin, tiis kana dada
tatangkalan ting garupay nambih nyieun éndahna alam

lemah cai negeri nu can kena ku polusi
alam éndah nu merenah
ulah népi ka punah
ku urang kudu dipupusti
supaya tetep asri lestari

Contoh Geguritan Bahasa Jawa yang Benar

Berikut contoh geguritan bahasa Jawa, diantaranya adalah:

1. Geguritan Jawa Tema Sekolah

Sekolahku,
Panggonku ngangsu kawruh
Di didik dening guru
Amrih dadi bocah kang mituhu

Sekolahku,
Gedungmu ora megah
Tegelmu dudu keramik
Naning kenanganmu tansa takeling-eling

2. Geguritan Jawa Tema Guru

Sembah nuwun konjuk Gusti
Ingkang kuwasa nyiptakeun bumi
Sumringah lah bungah atiku
Nyawang ciptaan kang agawe pikiran endah

Sembah nuwun Gusti
Ingkang aweh rasa tresna marang manungsa
Supaya melu ngrumat alam
Lan ora tumindak ala uga ngrusak

Suka membaca novel dan dunia literasi. Menuangkan ke dalam tulisan agar banyak orang yang tahu apa yang aku baca hari ini.

Artikel Menarik Lainnya: