Bumi yang saat ini kita tinggali merupakan ruang bentuk 3 dimensi. Namun bagaimana jika Bumi direpresentasikan ke bentuk 2 dimensi?
Ternyata hal tersebut memang dapat dilakukan. Prosesnya ini disebut proyeksi peta. Namun bagaimana cara memproyeksikan peta ini?
Tidak perlu bingung, saat ini kamu sudah berada di artikel yang tepat. Karena di artikel kali ini saya akan membahas seputar proyeksi peta.
Penasaran dengan cara memproyeksikan peta tersebut? Sebelum masuk ke inti pembahasannya. Maka kamu simak terlebih dulu apa definisi atau yang dimaksud dengan proses proyeksi peta berikut ini.
Proyeksi peta merupakan suatu ilmu yang mempelajari mengenai seputar cara pemindahan data topografi permukaan Bumi ke peta.
Proses ini biasanya dilakukan dengan cara memindahkan sistem pararel atau garis lintang dan juga garis bujur yang berbentuk bola.
Untuk dipindahkan ke bidang datar atau yang disebut juga dengan peta. Proses pemindahan dari Globe ke bidang datar ini harus akurat.
Dengan begitu proyeksi peta ini dapat didefinisikan sebagai cara atau metode pemindahan sistem pararel dari permukaan Bumi ke atas permukaan peta yang prosesnya dilakukan dengan seakurat mungkin.
Pada proses memproyeksikan peta ini pun terdapat beberapa syarat. Yang mana persyaratan tersebut tentunya harus dipenuhi lebih dulu.
Maka dapat diartikan juga, bahwa suatu proyeksi peta ini harus dibuat dengan memenuhi beberapa kriteria yang sudah menjadi syaratnya.
Seperti yang dikatakan oleh Bagja Waluya (2015) bahwa ada beberapa syarat yang sangat berlaku dan wajib dipenuhi dalam proses proyeksi peta. Simak langsung beberapa persyaratannya pada poin berikut ini:
Setelah kamu memahami beberapa persyaratan di atas tadi. Namun untuk memenuhi ke 4 syarat tersebut merupakan suatu hal yang tidak mungkin. Karena peta memiliki cakupan wilayah luas dan juga besar.
Maka dari itu, untuk memproyeksikan peta kamu harus menggunakan Globe sebagai referensi sistem pararel yang akan dipindahkan ke peta.
Mulai dari garis lintang hingga meridian atau garis bujur pada bidang datar peta. Harus sama dengan keadaan asli dan juga sesuai syarat.
Itu semua dilakukan agar dapat meminimalisir kesalahan pada peta nantinya. Lantas bagaimana cara memproyeksikan peta tersebut? Simak beberapa uraian cara yang harus dilakukan pada poin berikut:
Proyeksi peta ini terbagi menjadi 3 jenis yang tentunya masing-masing jenis tersebut memiliki bidang proyeksi yang berbeda. Nah, untuk lebih jelasnya mari simak poin uraian dari ke 3 jenis proyeksi di bawah ini:
Yang pertama adalah proyeksi Planar atau sering dikenal juga dengan proyeksi Zenithal atau Azimuthal. Pada jenis proyeksi ini menggunakan bidang datar sebagai media proyeksinya.
Proyeksi ini membahas mengenai bola Bumi yang hanya berpusat pada satu titik saja dan digunakan untuk memetakan lintang Kutub.
Atau juga memetakan wilayah yang cakupannya kecil. Pada proyeksi ini juga terbagi menjadi 3 jenis yang didasarkan dengan sumber cahaya proyeksinya itu sendiri. Simak ketiga perbedaannya berikut:
Kemudian jenis yang kedua adalah proyeksi kerucut yang mana pada prosesnya menggunakan bentuk kerucut sebagai bidang proyeksinya. Ini digunakan untuk memetakan belahan Bumi lintang tengah.
Contohnya seperti Benua Eropa, namun perlu kamu ketahui juga bahwa proyeksi ini. Tidak dapat digunakan untuk menggambarkan daerah Kutub dan juga daerah Khatulistiwa.
Jenis Silinder ini menjadi jenis proyeksi yang terakhir. Proyeksi ini menggunakan bidang berbentuk silinder sebagai media proyeksinya. Proyeksi ini digunakan untuk memetakan Bumi bagian Khatulistiwa.
Dan tidak dapat digunakan untuk memetakan belahan Bumi bagian Kutub.
Itulah informasi seputar bagaimana cara memproyeksikan peta yang bisa kamu ketahui. Semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menjadi sumber ilmu bagi kita semua. Sampai jumpa dan terimakasih.
Penulis bayangan yang suka mengaspal di sepanjang jalan pantura.