Cerita Cinta Romantis Berpacaran Bikin Baper & Terharu

Cerita Cinta Romantis Berpacaran Bikin Baper & Terharu

Cerita cinta romantis berpacaran ini sering kali kita temui di kehidupan nyata. Keromantisan yang selalu di umbar akan membuat orang lain terbawa perasaan. Dengan tidak sadar kita ikut tersenyum melihat kebersamaan mereka.

Karena terasa melihat cermin ingat kala dulu melakukan hal yang sama. berikut akan saya rangkum beberapa cerita romantis yang sebagiannya pernah penulis alami.

Atau dari kisah sekitar penulis yang di adaptasi menjadi sebuah cerpen yang bikin baper.

Cerita Cinta Romantis Berpacaran Bikin Baper

Adapun berikut cerita cinta romantis bikin baper karya saya sendiri. simak yuk!

1. Penggemar Rahasia

Kelas di waktu istirahat ini begitu riuh sama seperti hati dan perasaanku yang bergemuruh dan bertanya-tanya. Siapakah gerangan orang yang selalu memberikan hadiah di atas mejaku setiap pagi.

“Aku tahu coklat ini manis, tapi senyumanmu mengalahkan manisnya coklat ini” itulah sebaik kata yang tertulis di kertas yang disatukan di coklat dan di balut hias pita cantik.

Tanpa sadar aku tersenyum sambil menggenggam keretas itu. Mungkin sembuat merah di pipi kian tercetak jelas. Aku tak percaya ada penggemar rahasia di sekolah ini.

Satu minggu telah berlalu di minggu kedua ini temanya di ganti jadi sebuah permen yang berbungkus plastik merah yang bertuliskan kiss. Permen itu di susun menjadi huruf C.

“C itu Cinta suatu perasaan yang manis dan menggoda. Aku padamu sangat cinta” lagi lagi aku tersenyum sendiri dengan ulahnya. Karena penasaran besok aku akan datang lebih awal dan akan cari tahu siapa yang melakukakn ini.

Dan ternyata Rian dia adalah sahabatku. Dan dengan kikuknya karena ketahuan akhirnya ia jujur telah menyimpan rasa yang sama. dan aku pun membalasnya karena aku juga merasakan hal yang sama.

2. Hujan Itu Mengingatkanku

Kami saling menatap berhadapan di sebelah jendela di bangku pertama di kelas. Dan kamu berkata “Perpisah sekolah sebentar lagi ya?” aku mengangguk. “Kamu lihat hujan ini akan menjadi saksi bahwa kita ….”

“Kita, apa?” aku melanjutkan “Lupakan saja…” terlihat tangannya gugup dan mulai meraih buku di dekat meja guru. “Sebenarnya aku tidak ingin cepat-cepat kita berpisah”. “Kenapa?” aku balik bertanya.

“Aku tak ingin jauh darimu” pipiku kian terasa panas. “Bukannya kalau kita berpisah tak akan ada lagi saingan untuk meraih peringkat kelas?” aku tersenyum mengejeknya.

“Justru kamu semangat belajarku. Karena aku ingin di sandingkan dengan kamu di panggung saat kenaikan kelas. Hingga dari itu aku mati-matian untuk selalu juara kelas”.

“What? Bercanda kamu ya” sambil aku geleng-geleng. Dan dengan tetiba tangannya meraih tanganku. Terasa ada aliran setrum yang mengalir dari tangan yang beradu. Aku ingin menepis tapi kamu menahan.

Dia mencoba memposisikan kembali kacamatanya dan mencoba bersikap datar. Dan itu menambah ketampanannya menjadi paripurna. “Ayok, hujannya sudah reda. Sambil menggandeng tanganku”

Aku kira kamu akan menyatakan sesuatu hal. Ternyata mengajak pulang. Tapi, kenapa ini tangan di tarik tarik ya. Sudah lah aku juga suka. Ah, Andrian andaikan kamu berkata jujur aku pun akan mengakuinya.

3. Kamu Cinta Pertama

Ada satu orang wanita yang tidak ingin aku melihatnya menangis atau kekurangan suatu apa pun. Dia bernama Melati.

Namanya seindah parasnya sejak pertama kami bertemu di koridor lantai pertama sekolah aku sudah jatuh hati kepadanya. Lihat keramahannya, santun, dan tutur sapanya yang sangat berbeda dari gadis lainnya.

Dan yang paling aku suka dia gadis berhijab yang paling cantik di sekolahku. Ada beberapa pemuda yang coba mendekatinya termasuk kakak kelas dan adik kelas.

Aku kadang merasa was-was karena takut melati akan berpacaran dengan salah satu dari pemuda berani itu. Iya, mereka sangat berani menyatakan cinta namun, aku pemuda yang hanya bisa mengagumimu dalam diam.

Setiap kamu lewat di antara kami tak sengaja aku melirik pas di manik matamu. Dan senyum itu benar-benar membuat aku jatuh cinta. Dan hari ini adalah hari perpisahan. Kami kelas XII A berdiri dua baris di panggung untuk di poto.

Dan entah mengapa aku ada di dekat kamu bahu kami saling bergesekan karena memposisikan agar poto terlihat rapi. Dan ini adalah momen yang tidak pernah aku lupakan.

Kamu yang dibalut dengan kebaya muslimah sangat begitu memikat mata. Dan entah keberanian dari mana aku berkata setelah turun dari tangga.

“Tunggu aku 5 tahun lagi. ya? Aku akan melamarmu” dengan senyuman kamu membalasnya. Dan itu memberikan energi hebat untukku dalam menjalani hari.

4. Berpisah Untuk Bersatu

Kamu menggenggam tanganku erat aku menyadari ada yang basah di antara jari jemari kami. Dan kulihat kamu menangis dalam diam. Hari ini begitu berat untuk kami yang harus terpisah jarak.

Genggaman tangan ini ebgitu hangat di tambah hangatnya air mata sebagai pertanda cintamu kian bertambah hebat seperti yang kurasa. Aku pun meneteskan air mata. Kami saling berpandangan sesaat.

Dan akhirnya kamu mendorong kepalaku untuk masuk ke dalam pelukanmu semakin dalam. Aku rasakan detak jantungmu yang kian terasa. Dan rasa pilu ini semakin membuat aku rindu.

Aku merasa air hangat itu menyentuh ujung kepalaku. Dan aku dengan sengaja semakin mengeratkan pelukan seakan tak ingin kehilangan. Dari pandangan yang sedikit kabur aku menatap matanya yang berkaca.

“Kamu mau kan bersabar? Agar kita bisa bersatu? Aku mengangguk dalam diam. Sebelum akhirnya kamu melepaskan pelukan dan menggendong tas ransel serta mendorong cover menuju pesawat.

Aku dari kejauhan melambaikan tangan dengan isak yang belum berhenti. Dengan do’a terbaikku aku mengantarkanmu agar kamu bisa kembali dan kita bisa bersama kembali di hari yang tepat.

5. Sebotol Minuman

Aku yang duduk karena kelelahan akhirnya duduk di tepi lapangan dan menghindari matahari mendekati bayang-bayang pepohonan.

Aku sangat haus banget waktu itu dan tetiba saja ada satu tangan yang mengulurkan sebuah minuman.

Dan aku melihat tangan itu ada sedikit perasaan ragu saat mengambilnya. “Cepat ambil, pegel tau” akhirnya aku mengambilnya. Dan teriak ruih dari sisi lapangan lain. “Cie,,, Raka suka Ovie, Cie,,, Raka perhatian banget… Cie ada yang jadian.

Raka yang wajahnya memerah dan malu langsung pergi berlari ke kelas. Aku yang belum sempat mengucapkan terima kasih ingin memanggilnya tapi urung kulakukan karena takut akan membuat ia semakin malu.

Itu adalah kenangan manis saat aku SMP aku sangat menyukai lelaki tampan yang bernama Raka. Dia anak dari keturunan orang kaya tapi dia memperlakukan sangat berbeda.

Dan saat kita menginjak SMA Raka menyatakan kalau dia menyukaiku lebih dari sekedar teman. Dan kini kami resmi jadian Aku dan Raka berjalan beriringan baik berangkat atau pulang sekolah hingga kuliah kita berpisah.

Karena keadaan ekonomi yang kurang aku terpaksa bekerja dan setelah 5 tahun kemudian. Raka kembali dengan versi terbaiknya dia melamarku dan akhirnya kami menikah.

Suka membaca novel dan dunia literasi. Menuangkan ke dalam tulisan agar banyak orang yang tahu apa yang aku baca hari ini.

Artikel Menarik Lainnya: