Novel anak perawan disarang penyamun merupakan novel karangan dari S. Takdir Alisjahbana. Novel ini memiliki ketebalan 110 halaman. Meski ceritanya singkat namun memiliki banyak pesan moral.
Penasaran dengan isi dari buku ini? Kamu bisa baca resensi novel anak perawan disarang penyamun pada artikel ini.
Di artikel ini akan dijelaskan unsur penting dalam novel. Yuk, simak selengkapnya penjelasan saya di bawah ini.
Judul Novel | Anak Perawan Disarang Penyamun |
Penulis | S. Takdir Alisjahbana |
Jumlah halaman | 110 halaman |
Ukuran buku | 14×21 cm |
Penerbit | Dian rakyat |
Kategori | Fiksi |
Tahun Terbit | 2011 |
Harga novel | Rp. 27.000 |
Novel anak perawan disarang penyamun merupakan sebuah karya dari S. Takdir Alisjahbana yang di terbitkan awal di tahun 1932.
Dan terus dicetak ulang hingga 10 kali cetak. Dan resensi ini merupakan cetakan ke 10.
Novel ini menceritakan insyafnya seorang perampok dan mencoba memperbaiki diri dengan cara merubah total semua kehidupannya.
Novel ini mengisahkan sekelompok penyamun yang mendirikan sebuah pemukiman di tengah hutan.
Disana terdapat 5 orang penyamun yang berbadan kekar dan menyeramkan. Yaitu Medasing, Sanip, Tusin, Amat dan Sohan.
Mereka biasa merampok saudagar kaya bernama Haji Sahak di lembah Endikat. Haji Saak membawa puluhan kerbau dan barang lainnya serta istri dan anaknya.
Namun, ditengah perjalanan mereka di rampok oleh kelompok penyamun yaitu kelompok Medasing. Semua rombongan Haji Sahak dibunuh terkecuali anak perempuannya yaitu Sayu.
Mereka membawa Sayu ke gubuk di tengah hutan. Samad yang bertugas menjadi pengintai datang dan meminta bagian jatahnya.
Namun, ia terpesona kepada kecantikan Sayu dan berniat ingin membawa Sayu kabur.
Namun, Sayu yang takut dan tidak percaya pada Samad akhirnya mengurungkan niatnya. Setelah keberhasilan mereka merampok Haji Sahak.
Di misi selanjutnya mereka sering kali gagal. Dan ternyata Samad yang telah berkhianat dan menyebabkan mereka gagal merampok.
Dan satu persatu anak buah Madesing luka-luka dan meninggal dan tersisa Sanip seorang.
Medasing sangat sedih ditambah perkelahiannya menyebabkan ia terluka parah. Dan disarang penyamun itu tersisa Sayu dan Madesing yang terluka.
Sayu yang tidak tega akhirnya memberanikan diri untuk mengobati Madesing dan akhirnya mereka mulai bertutur sapa.
Dan akhirnya mereka saling bercerita bahwa Madesing dulunya bukan orang jahat ia merupakan anak saudagar kaya yang orang tuanya di bunuh oleh penyamun.
Dan ia dibesarkan oleh penyamun itu karena mereka tak memiliki anak.
Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Kamu bisa baca novelnya ya!
Dalam resensi novel anak perawan disarang penyamun terdapat unsur intrinsik di dalamnya yaitu:
Tema yang diangkat dalam novel ini yaitu tema tentang pejalanan hidup dan juga percintaan.
Berikut merupakan beberapa tokoh dari novel, di antaranya adalah:
Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu menggunakan alur maju atau progresif dimana cerita dari awal hingga akhir di ceritakan secara runtut dan beraturan.
Latar waktu yang digunakan dalam novel yaitu petang, kemarin dan juga malam hari.
Latar yang digunakan dalam novel anak perawan disarang penyamun yaitu di hutan, di dusun Endikat di kota pagar alam.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
Gaya bahasa yang digunakan cukup membingungkan karena menggunakan gaya bahasa yang dulu tahun 1932 an bagi yang muda pasti bahasa tersebut belum begitu di pahami dan sulit di mengerti.
Amanat yang terkandung dalam novel yaitu sejahat apa pun manusia jika di hatinya sudah ada kata menyesal dan ingin bertobat maka akan berubahlah sifatnya. Dan kita harus bisa menjadi orang yang pemaaf.
Berikut merupakan unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel anak perawan disarang penyamun, diantaranya adalah:
Nilai sosial yang terkandung yaitu sikap Sayu yang mau membantu Medasing walau ia jahat kepadanya. Sehingga hal tersebut membuat Medasing berubah dan mencoba memperbaiki diri.
Sikap pemaaf yang Sayu lakukan mampu membuat orang lain berubah.
Madesing yang tobat merupakan perbuatan yang baik dan memperbaiki diri lebih baik sejatinya itu kewajiban kita sebagai umat manusia yang beriman.
Terakhir dari resensi novel perawan disarang penyamun yaitu pesan moral yang terkandung dalam novel diantaranya adalah:
Sejahat apa pun manusia jika di hatinya sudah ada kata menyesal dan ingin bertobat maka akan berubahlah sifatnya. Dan kita harus bisa menjadi orang yang pemaaf.
Suka membaca novel dan dunia literasi. Menuangkan ke dalam tulisan agar banyak orang yang tahu apa yang aku baca hari ini.