Resensi Novel Perang Bubat Karya Yoseph Iskandar [Lengkap]

Resensi Novel Perang Bubat Karya Yoseph Iskandar

Novel perang bubat ini merupakan karya dari Yoseph Iskandar. Perang bubat terjadi pada masa pemerintahan raja Majapahit, Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gaja Mada.

Penasaran dengan isi buku ini? kamu bisa baca resensi novel perang bubat Karya Yoseph Iskandar pada artikel ini. akan di bahas secara lengkap unsur penting novel.

Mulai dari identitas, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik, kelebihan, kekurangan hingga pesan moral yang terkandung dalam novel tersebut. Simak yuk!

Identitas Novel

Judul NovelPerang Bubat
PenulisYoseph Iskandar
Jumlah halaman112 halaman
Ukuran buku14×21 cm
PenerbitPT. Kiblat Buku Utama
KategoriFiski Cerita Sejarah Rakyat
Tahun Terbit1988
Harga novelRp.35.000,-

Novel perang bubat ini merupakan sebuah karya best seller dari penulis lawas bernama Yoseph Iskandar. Novel ini pertama kali diterbitkan pada tahun 1988 oleh PT. Kiblat Buku Utama.

Novel ini memiliki ketebalan mencapai 112 halaman dengan ukuran buku yaitu 14×21 cm. Novel ini mengisahkan kisah perang kerajaan sunda yang penuh sejarah.

Sinopsis Novel Perang Bubat

Perang bubat merupakan sebuah perang yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Majapahit, Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang saat itu sedang melaksanakan Sumpah Palapa.

Peristiwa ini melibatkan Mahapatih Gajah Mada dengan Prabu Maharaja Linggabuana dari Kerajaan Sunda.

Di Pasanggrahan Bubat tempat penginapan rombongan kerajaan Sunda yang datang ke Majapahit.

Perang ini terjadi sekitar tahun 1279 saka atau pada tahun 1357 M. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk di Majapahit.

Perang ini terjadi akibat perselisihan antara Patih Gajah Mada dari Majapahit dan Maharaja Linggabuana dari Kerajaan Sunda di Pesanggrahan Bubat.

Dalam perang ini juga terjadi peristiwa bunuh diri yang dilakukan oleh Putri Kerajaan Sunda Dyah Pitaloka beserta para istri dari rombongan Kerajaan Sunda untuk menjaga kehormatan bangsa dan negaranya.

Suatu ketika Raja Linggbuana pergi ke Majapahit maksud ingin menjodohkan putrinya yaitu Cinta Resmi Ayu atau Dyah Pitaloka ke Raja Hayam Wuruk.

Tapi maksud itu tidak ada hasilnya malah menerima pengkhinatan dari Patih Gajah Mada yang mencintai Dyah Pitaloka.

Raja Linggabuana merasa dilecehkan. Dan lebih baik mati membela harga dirinya dan Urang Sunda.

Dan semua anggota kerajaan Sunda pada saat itu tewas. Dan Dyah Pitaloka juga bunuh diri beserta para istri dari kerajaan sunda lainnya.

Tak ada upaya untuk balas dendam dari putri kerajaan tersebut melainkan pasrah dan menerima takdirnya dengan mengakhiri hidupnya sendiri bersama istri lainnya yang tersisa.

Unsur Intrinsik Novel

Dalam sebuah resensi tentunya akan ditemukan sebuah unsur intrinsik. Begitu pula dalam resensi novel perang bubat karya Yoseph Iskandar berikut merupakan unsur intrinsiknya adalah:

1. Tema

Tema yang diangkat dalam novel ini yaitu tentang sejarah sunda Perang Bubat di kerajaan Majapahit di Pasanggrahan Bubat.

2. Tokoh dan penokohan

Berikut merupakan beberapa tokoh yang terdapat dalam novel Perang Bubat diantaranya adalah:

  • Lingga Buana. Ia merupakan tokoh protagosis dalam persi Yoseph Iskandar, baik, bijaksana dan sangat menjunjung harga diri bangsa dan negaranya
  • Gajah Mada, ia sosok antagonis di dalam novel versi Yoseph Iskandar
  • Wirawan, Putri Citraresmi, Prabu Hayam Wuruk
  • Bawahan, Mangkubumi Bunisora, Ki Panghulu Sura, Senopati Sutrajapati dan masih banyak lagi tokoh lainnya

3. Alur

Alur yang digunakan dalam novel perang bubat karya Yoseph Iskandar yaitu menggunakan alur campuran atau gabungan dimana terdapat alur maju dan alur mundur dalam ceritanya.

4. Latar Waktu

Latar tempat yang digunakan dalam novel perang bubat karya Yoseph Iskandar ini yaitu di Negeri Sunda, Negeri Majapahit, Palagan Bubat, Tegal Bubat dan masih banyak lagi latar tempat lainnya.

5. Latar Tempat

Latar waktu yang digunakan dalam novel ini yaitu di dominasi oleh latar waktu siang hari, tahun yang ada di novel ini yaitu tahun 1356 Masehi. Dan masih banyak latar waktu lainnya.

6. Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan dalam novel perang bubat ini yaitu menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.

7. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan dalam novel perang bubat Yoseph Iskandar ini menggunakan gaya bahasa sunda yang cukup dimengerti.

Meski ada beberapa bahasa sunda yang sulit dipahami karena kurang fasihnya bahasa sunda yang kumiliki.

8. Amanat

Amanat yang terkandung dalam novel perang bubat ini adalah hendaknya kita jangan memperlakukan seseorang demi keinginan kita saja. selain itu, pikirkan perasaan sesama.

Jangan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. kemudian berani mengorbankan diri demi kepentingan bersama atau orang banyak

Unsur Ekstrinsik Novel

Berikut merupakan unsur ekstrinsik novel yaitu:

1. Nilai Sosial

Sikap Raja Linggabuana yang rela mengorbankan diri untuk menjaga harga diri bangsa dan negaranya itu patut dihargai.

2. Nilai Moral

Sikap gajah Mada yang berkhianat itu merupakan sikap yang tidak kesatria.

Kelebihan Novel

  • Novel ini mengajarkan sejarah mengenai kerajaan sunda tempo dulu sebagai pengetahuan
  • Gaya bahasa yang ringan dan mudah dipahami
  • Alur cerita yang menarik dengan penuturan kata yang pas

Kekurangan Novel

  • Cover buku awal menurutku kurang menarik
  • Kualitas kertas juga buram

Pesan Moral Novel Perang Bubat Karya Yoseph Iskandar

Terakhir dari resensi novel perang bubat karya Yoseph Iskandar pesan moral di dalamnya adalah:

Hendaknya kita jangan memperlakukan seseorang demi keinginan kita saja. selain itu, pikirkan perasaan sesama.

Jangan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri. kemudian berani mengorbankan diri demi kepentingan bersama atau orang banyak

Suka membaca novel dan dunia literasi. Menuangkan ke dalam tulisan agar banyak orang yang tahu apa yang aku baca hari ini.

Artikel Menarik Lainnya: