
Novel Radikus Makankakus ini meruapakan sebuah karya dari Raditya Dika yang mulai terbit pada tahun 2007. Novel ini bergenre komedi yang akan menghibur kamu dengan celotehan khas Radit.
Penasaran dengan isi bukunya? Kamu bisa baca resensi novel Raditya Dika Radikus Makankakus di artikel ini. Akan dibahas secara lengkap mengenai unsur penting dalam novel.
Mulai dari identitas, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik, kelebihan kekurangan hingga pesan moral yang terkandung. Yuk simak!
Judul Novel | Radiku Makankakus (Bukan Binatang Biasa) |
Penulis | Raditya Dika |
Jumlah halaman | 230 halaman |
Ukuran buku | 13×20 cm |
Penerbit | PT. Gagas Media |
Kategori | Fiksi |
Tahun Terbit | 2007 |
Harga novel | Rp. 39.000 |
Novel Radikus Makankakus ini merupakan sebuah karya best seller dari Raditya Dika ynag mulai diterbitkan pada tahun 2007 oleh PT. Gagas Media.
Buku ini memiliki ketebalan mencapai 230 halaman dan ukuran 13×20 cm.
Novel Radikus Makankakus ini mengisahkan kehidupan penulsinya sendiri dengan gaya comedy khas Raditya Dika.
Dalam novel ini terdapat 13 cerita yang lucu yang akan membuat kamu tertawa tentunya.
Judul cerita dalam novel ini diantaranya adalah: Balada Badut Mabok, Ngik!, Ketika Kau Menebeng, Itu Tadi Manusia Bukan?, Pertanyaan Untuk Tabib, Arti Hidup, Guruku Seperti Macan.
Lakukan Dengan Microwave, Dizalimi Kala Banjir, Gak Bisa Jongkok, Kacang Untuk Valentine, (.) (.), dan bukan Binatang Biasa.
Cerita pertama yaitu Balada Badut Mabok ini menceritakan perjalanan kehidupan Dika yang saat melakukan penelitian kehidupan badut dengan melakukan penyamaran menggunakan kostum badut.
Yang pertama yang ia lakukan yaitu menyewa kostum badut dengan teman asisten Pak Rofik yaitu Nanang. Dan ia memilih kostum harimau dan baju kesatria.
Di cerita selanjutnya Ngik! Ini menceritakan pengalamannya saat bertemu dengan teman lamanya yang bernama Toni. Yang memiliki kelainan pada otak sehingga ia memiliki dua kepribadian.
Lalu selanjutnya yaitu Ketika Kau Menebeng ini menceritakan cewek pindahan dari NTB yang masih kental dengan bahasa daerahnya cewek ini diberi nama panggilan Mbip.
Sebetulnya tidak ada yang aneh dari Mbip ini tapi Aryo teman dari Radith menganggap bahwa Mbip merupakan cewek yang turun dari planet.
Dan berikutnya cerita Itu Tadi Manusia Bukan? nah, ini menceritakan pengalaman Radith yang salah masuh WC.
Dan menyadarinya setelah berada di dalam Stall. Pada saat itu ia mendengar cekikikan dari rombongan cewek.
Dan kebetulan mereka sedang bercerita tentang hantu dan ketakutan berawal ketika Radith menyalakan keran untuk cuci tangan.
Dan masih banyak lagi cerita seru lainnya yang kocak. Yuk baca selengkapnya di novel Radikus Makankakus.
Dalam resensi novel Raditya Dika Radikus Makankakus ini terdapat unsur intrinsik di dalamnya, yang mungkin belum kamu ketahui diantaranya adalah:
Tema yang diangkat dalam novel ini yaitu tentang keseharian hidup Raditya Dika yang dikemas secara humor.
Berikut merupakan beberapa tokoh yang terdapat dalam novel Radikus Makankaskus, yaitu:
Alur yang digunakan dalam novel yaitu menggunakan alur mundur karena ini menceritkan masa lalu Raditya Dika.
Latar yang terdapat dalam novel diantaranya yaitu: di bulan November 2005, di jam makan siang, pertengahan tahun 2006, kelas 3 SMA, tahun 2003 dan lain-lain.
Latar tempat yang digunakan yaitu di Bajaj, Mobil gue, di ratu Plaza, di Carrefour, di halte Busway, di Monas dan Pondok Indah Mall.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel Radikus Makankakus ini menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama yaitu Raditya Dika itu sendiri.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel Radikus Makankakus ini menggunakan gaya bahasa sehari-hari khas Raditya dan tidak terlalu baku.
Amanat yang terkandung dalam resensi novel Raditya Dika Radikus Makankakus ini yaitu:
Berikut merupakan unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel, yaitu:
Sikap Raditya yang mudah akrab dan mudah kenal siapa saja dan sikapnya ini terlihat saat ia bertemu teman lamanya yaitu Toni.
Meski Raditya orang yang suka humor di sisi lain ia juga penyayang terhadap adik-adiknya.
Buktinya ketika mereka terjebak di Jalan Sudirman. Dan membawa adik-adiknya untuk ke restoran dulu karena kelaparan.
Ada beberapa kata vulgar yang tidak cocok untuk anak di bawah umur
Terakhir dari resensi novel Raditya Dika Radikus Makankakus ini terdapat pesan moral yang terkandung di dalamnya, yaitu:
Janganlah menyakiti hati seseorang meski kita menganggap itu hanya bercanda, namun bisa saja itu membuat orang sakit hati.
Selain itu, kita harus selalu berusaha menjadi lebih baik lagi apalagi untuk mencapai tujuan kita, dan jangan malu untuk berubah
Suka membaca novel dan dunia literasi. Menuangkan ke dalam tulisan agar banyak orang yang tahu apa yang aku baca hari ini.