
Novel ini merupakan sebuah karya dari penulis muda berbakat yaitu Putri Indah Wulandari novel ini mengisahkan sebuah kisah yang penuh amanat, didikan dan sangat direkomendasikan untukmu muda mudi.
Penasaran dengan isi bukunya? Kamu bisa baca resensi novel sujud cinta di Masjid Nabawi di artikel ini. Ada beberapa unsur penting dalam novel yang di jelaskan lengkap di sini.
Mulai dari identitas, sinopsis, intrinsik, ekstrinsik hingga pesan moral yang terkandung di dalam novel tersebut.
Judul Novel | Sujud Cinta di Masjid Nabawi |
Penulis | Putri Indah Wulandari |
Jumlah Halaman | 432 halaman |
Ukuran Buku | 14×20 cm |
Penerbit | PT. Sabil |
Kategori | Fiksi Romance |
Tahun Terbit | 2011 |
Harga Buku | Rp. 40.000 |
Novel sujud cinta di Masjid Nabawi ini merupakan sebuah novel best seller dari Putri Indah Wulandari yang mulai di terbitkan pada tahun 2011 oleh PT. Sabil.
Novel dengan ketebalan 423 halaman ini memiliki banyak pesan moral di dalamnya yang bisa diteladani oleh pembaca.
Novel ini mengisahkan seorang gadis sholehah bernama Sabrina Lailatun Nida ia merupakan sosok dari keturunan Ibu Indonesia dan Ayah Kufah.
Masa kecil Nida di jalani di Indonesia, namun hanya sebentar. Kemudian mereka sekeluarga pindah ke Kufah.
Saat remaja ia kembali lagi ke Indonesia untuk belajar menghafal ilmu Al-qur’an di Pesantren Husnul Khotimah.
Di sana ia bertemu dengan seorang santri baru bernama Maryam Muhsin yang berasal dari Madinah.
Maryam ini sering bercerita mengenai saudara kembarnya yaitu Muhammad Muhsin.
Tetapi justru hanya karena cerita-ceritanya saja Nida tanpa sadar telah jatuh cinta kepada sosok yang selalu Maryam ceritakan.
Cinta yang begitu rapat ia sembunyikan, meski hatinya sangat yakin bahwa lelaki dahsyat itulah kelak akan menjadi jodohnya.
Setelah menghatamkan Al-qur’annya mereka pun akhirnya berpisah. Maryam pulang ke Madinah, Nida kembali lagi ke Kufah dan kemudian melanjutkan study di Al-azhar Mesir.
Dari sinilah cerita cinta di mulai dimana skenario Tuhan atas dirinya terpampang begitu terang.
Bermula dari seorang mahasiswa bernama Azhar pemuda yang baik, hafalannya bagus, dan merupakan keturunan baik juga.
Azhar tertarik pada Nida hingga ia mengirimkan surat kepada Nida untuk bisa menjadi istrinya. Namun, Nida teringat Muhammad Muhsin yang kini telah merajai hatinya.
Sehingga Nida hanya bisa meminta maaf dan menolak lamaran tersebut. Tak hanya Azhar ada lelaki lain yang sama-sama melamar Nida namun lagi-lagi.
Ingatan tentang Muhammad Muhsin masih begitu teringat terus diingatannya. Hingga Nida membatalkan pernikahan sehari sebelumnya.
Dan suatu ketika ia dan ayahnya berkunjung ke Madinah ternyata ia bertemu dengan Maryam.
Tak hanya itu ia harus mengetahui sebuah kenyataan pahit mengenai dirinya. Ia menderita penyakit kanker otak.
Apakah Nida bisa bertemu dengan sosok Muhammad Muhsin itu? Lalu bagaimana dengan kondisi Nida selanjutnya? Yuk baca buku novelnya ya!
Dalam sebuah resensi tentunya kamu akan menemukan beberap unsur intrinsik di dalamnya. Termasuk dalam resensi novel sujud cinta di Masjid Nabawi berikut unsur intrinsiknya:
Tema yang di angkat dalam novel ini yaitu kisah perjuangan cinta Sabrina Lailatun Nida yang begitu kukuh pada perasaan cintanya terhadap sosok Muhammad Muhsin.
Alur yang digunakan dalam novel sujud cinta di Masjid Nabawi ini yaitu menggunakan alur campuran dimana terdapat alur maju dan alur mundur di dalamnya.
Latar waktu yang digunakan dalam novel yaitu menggunakan waktu pagi hari, siang hari dan malam hari.
Latar tempat yang digunakan dalam novel yaitu di Indonesia, Pesantren Husnul Khotimah, Kufah, Mekah, Madinah dan masih banyak lagi latar lainnya.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel yaitu menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu.
Gaya bahasa yang digunakan dalam novel yaitu menggunakan bahasa yang ringan dan mudah di pahami terdapat pula beberapa bahasa asing seperti Arab/ Mesir dan juga Belanda.
Amanat yang terkandung dalam novel yaitu teruslah berusaha dan yakin dengan keinginanmu dalam memenangkan hidup ini.
Tetaplah bersabar, berusaha, pengorbanan, menimba ilmu dengan sungguh-sungguh dan menyerahkan hasilnya kepada sang pencipta yaitu Allah SWT.
Berikut ini merupakan unsur ekstrinsik resensi novel sujud cinta di Masjid Nabawi, diantaranya adalah:
Putri Indah Wulandari adalah seorang mahasiswa fakultas Kedokteran di UNISSULA Semarang. Ia menulis buku terinspirasi dari karya Habiburahman El Shirazy.
Yang menebarkan dakwah dengan sebuah karya seni. Novel-novel karya Putri ini bertemakan islami yang menyelipkan kisah cinta di dalamnya sehingga di sukai banyak muda mudi.
Persahabatan Maryam dan Nida merupakan persahabatan kebaikan mereka sama-sama menghafal Al-qur’an.
Sikap Nida yang terus berusaha dalam impiannya dan melawan penyakitnya itu adalah sikap yang patut di hargai.
Terakhir dari resensi novel sujud cinta di Masjid Nabawi yaitu pesan moralnya adalah teruslah berusaha dan yakin dengan keinginanmu dalam memenangkan hidup ini.
Suka membaca novel dan dunia literasi. Menuangkan ke dalam tulisan agar banyak orang yang tahu apa yang aku baca hari ini.