Resensi Film Mariposa, Perjuangan Cinta Acha di Masa SMA
Resensi film Mariposa mengkisahkan cerita cinta anak remaja yang bertepuk sebelah tangan. Dengan rasa optimis dan pantang menyerahnya, ternyata ia tak juga berhasil mendapatkan cintanya.
Film ini diperankan oleh Adhisty Zara (Acha) yang sangat mendalami peran dalam mendapatkan cinta Angga Yunanda (Iqbal). Keduanya benar-benar memainkan peran dengan chemistry yang kuat.
Akankah Angga Yunanda menerima cinta Adhisty Zara? jawabannya ada dalam artikel ini. Yuk, baca sampai selesai ya.
Identitas Film Mariposa
Judul Film | Mariposa |
Penulis Naskah | Luluk HF |
Sutradara | Fajar Bustomi |
Durasi film | 1 Jam 58 Menit |
Kategori Film | Romance |
Pemain Film | Angga Yunanda, dan Adhisty Zara |
Tahun Produksi | 2020 |
Perusahaan Produksi | Falcon Pictures |
Film Mariposa adaptasi dari novel Luluk HF yang dimainkan oleh Angga Yunanda dan Adisty Zara.
Film ini disutradarai oleh Fajar Bustomi pada tahun 2020 dan diproduksi oleh Falcon Picture sebagai kategori film Romance yang berdurasi 1 jam 58 menit.
Sinopsis Film Mariposa
Gadis cantik dan pintar bernama Natasha Kay Loovy dia siswa baru di SMA Arwana. Sejak bersekolah di SMA tersebut, Natasha atau yang lebih akrab dipanggil Acha naksir dengan seorang siswa bernama Iqbal Guanna Freedy.
Sosok Iqbal ini sangatlah dingin kepada setiap wanita. Ia hanya fokus dengan prestasinya, sehingga selalu belajar dan belajar setiap hari.
Acha tanpa rasa malu, ia secara terang-terangan menunjukan kepada Iqbal bahwa dirinya memang menyukai Acha. Bahkan, ia secara langsung mengutarakan perasaan sukanya kepada Iqbal. Ia pun langsung meminta nomor ponsel Iqbal.
Tentu saja, Iqbal meresponnya dengan sikap cuek dan dingin.
Teman Acha yang bernama Amanda selalu mengingatkan Acha bahwa Iqbal itu sangat sulit untuk didapatkan.
Tetapi, Acha sama sekali tidak menyerah. Ia selalu berusaha dan bersikap optimis untuk mendapatkan cintanya Iqbal.
Suatu waktu Iqbal dan Acha dipilih untuk maju mengikuti lomba Olimpiade Sains. Ternyata Acha meraih nilai tertinggi untuk kategori Kimia. Sedangkan Iqbal menang di pelajaran Fisika.
Hal tersebut ternyata membuat Acha merasa bahwa ada peluang besar untuk mendekati Iqbal. Dengan perjuangan panjang, Acha memberanikan diri untuk menyatakan cintanya ke Iqbal. Tetapi, balasan Iqbal tetap cuek, tidak menunjukan adanya rasa tertarik.
Saat Iqbal sedang beristiahat di UKS karena ia sensitif dengan sinar matahari pagi, ia tak ikut upacara.
Mengetahui hal itu, Acha pun ikut ke UKS dan mengunci ruangan tersebut. Saat guru datang, Acha mengatakan bahwa mereka berdua berpacaran.
Akhirnya mereka berdua pun dihukum untuk membersihkan kolam. Acha pura-pura tenggalam, hal itu membuat Iqbal marah.
Mengetahui tindakan Acha kepada Iqbal yang sangat super over ternyata membuat Bov tidak suka. Tetapi, Acha tetap tidak mundur. Ia tetap berfikir bahwa Iqbal akan menyukainya.
Bahkan, suatu waktu beredar foto Acha dan Iqbal yang sedang berciuman. Hingga membuat Iqbal semakin terganggu. Iqbal menegaskan kepada Acha agar berhenti menyukainya.
Hingga Amanda menyarankan kepada Acha untuk seolah-olah bersikap cuek kepada Iqbal selama tujuh hari. Ternyata dalam waktu empat hari, Iqbal seolah memberikan perhatian kecil. Tetapi, Acha harus menahannya di hari ke tujuh.
Tetapi, di hari kelima Acha sudah gagal dengan rencana yang disarankan oleh Amanda. Hingga ia melakukan spam chat ke Iqbal.
Hal itu kembali membuat Iqbal menjadi geram hingga ia menyebut wanita murahan. Setelah itu, apakah Acha akan tetap mendekati Iqbal?
Unsur Intrinsik Film
Adapun unsur-unsur intrinsik dalam film Mariposa yang membuat ceritanya menarik untuk diikuti sampai akhir cerita, yaitu:
1. Tema
Tema dalam film Mariposa yaitu membahas tentang percintaan anak remaja SMA. Dimana, cintanya bertepuk sebelah tangan. Hal ini dialami oleh tokoh yang bernama Acha.
2. Tokoh
Tokoh-tokoh utama yang diceritakan dalam film Mariposa yaitu Acha, Iqbal, Amanda, Bov, dan guru di SMA Arwana.
3. Latar Tempat
Latar tempat kejadian yang diceritakan di dalam film yaitu berada di SMA Arwana, di rumah Iqbal, di UKS, di kelas, dan di mobil.
4. Latar Waktu
Latar waktu yang diceritakan dalam film Mariposa yaitu saat jam upacara, jam sekolah, dan malam hari.
5. Alur
Alur yang diceritakan dalam film Mariposa yaitu menggunakan alur maju. Dimana ceritanya menggambarkan peristiwa yang sedang terjadi.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digambarkan dalam film Mariposa yaitu sudut pandang orang ketiga, pelaku utama.
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa dalam film Mariposa menggunakan bahasa komunikasi sehari-hari yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh penontonnya.
8. Amanat
Amanat dalam film Mariposa yaitu janganlah kamu mengorbankan harga dirimu untuk hal yang tidak semestinya.
Unsur Ekstrinsik Film
Adapun unsur ekstrinsik film Mariposa yang membuat filmnya menarik untuk ditonton. Berikut ini penjelasannya.
1. Unsur Visual dan Audio yang Bagus
Unsur visual dan audionya benar-benar menggambarkan nuansa di era tahun 2020an. Dari pemilihan setting tempatnya juga sangat tepat. Selain itu, banyak benda yang visualnya berwarna pink atau biru.
2. Nilai Pendidikan
Di dalam film Mariposa ini benar-benar tertuang nilai pendidikan. Dimana Acha dan iqbal adalah siswa-siswi yang berprestasi.
3. Nilai Sosial
Meskipun Iqbal tidak menyukai Acha. Tetapi, saat Acha tercebur ke kolam dan Acha sakit. Iqbal tetap bersedia untuk menolong Acha.
4. Nilai Moral
Tidak seharusnya Acha mengorbankan harga dirinya disebut sebagai wanita murahan, hanya untuk mendapatkan cintanya Iqbal.
Kelebihan Film Mariposa
Kelebihan film Mariposa yaitu menuangkan nilai pendidikan yang dapat menjadi contoh bagi para penonton usia remaja. Untuk berprestasi dalam bidang akademik.
Selain itu, alur cerita dalam film juga ditampilkan dengan menarik sehingga tidak monoton saat dilihat.
Kekurangan Film Mariposa
Kekurangan film Mariposa yaitu penggambaran karakter tokoh Acha yang begitu berlebihan dengan Iqbal terkadang membuat penonton menjadi geram.
Pesan Moral Film Mariposa
Pesan moral dalam film Mariposa yaitu menyukai lawan jenis dalam ukuran sewajarnya saja. Jangan sampai mengorbankan harga diri kita untuk mendapatkan cinta orang lain yang tidak mencintai kita.